Kumpulan Cerita Rakyat/Asal-Usul Danau Toba

Asal-Usul Danau Toba adalah cerita rakyat dari masyarakat Batak Toba tentang terjadinya Danau Toba yang secara administratif termasuk ke dalam beberapa kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, yaitu Kabupaten Samosir, Toba, Simalungun, Karo, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, dan Dairi. Ada beberapa versi cerita ini. Halaman ini hanya menyajikan sinopsis salah satu versinya.

Ilustrasi legenda Danau Toba

Sinopsis

sunting

Ada seorang petani bernama Toba yang hidup melajang. Ia berharap agar segera memiliki istri dan anak. Pada suatu hari, setelah meladang, ia pergi memancing di sungai seperti biasa. Tidak seperti biasanya, pada hari itu ia memeroleh ikan yang besar dan berwarna emas. Saat diambilnya ikan itu, ia kaget mengetahui ikan itu bisa berbicara. Si ikan meminta agar ia tidak dimakan. Karena kagetnya, Toba menjatuhkan ikan itu ke tanah dan si ikan seketika berubah menjadi wanita cantik.

Wanita itu mencoba menenangkan Toba. Ia menjelaskan bahwa Toba baru saja melepaskannya dari kutukan dewata. Ia pun mengatakan bahwa ia bersedia menjadi istri bagi Toba dan memiliki keturunan dengannya. Meski demikian, ada satu janji yang harus dipenuhi Toba. Toba dilarang mengucapkan asal-usul wanita itu yang berasal dari seekor ikan kepada siapa pun, termasuk kepada anaknya nanti. Toba menyanggupinya.

Dari pasangan tersebut, lahir seorang anak laki-laki bernama Samosir. Samosir mudah lapar dan banyak makan. Seringkali, jatah makan bertiga dihabiskan sendiri oleh Samosir.

Pada suatu hari, Samosir diminta mengantarkan makanan kepada ayahnya, Toba, di ladang. Alih-alih diantarkan, makanan tersebut malah dihabiskannya. Toba yang kelaparan kembali ke rumah dalam keadaan kesal. Toba menjadi marah saat mengetahui Samosir telah menghabiskan makanannya dan malah asyik bermain. Ia pun murka dan tanpa sadar mengatai Samosir bahwa ia anak ikan. Sadar telah melanggar janjinya dengan istrinya, Toba langsung menutup mulutnya. Saat itu juga, anak dan istrinya menghilang. Tiba-tiba, hujan badai mengguyur tanpa henti hingga sungai meluap hebat dan menenggelamkan Toba serta kampungnya. Genangan banjir yang luas itulah yang kemudian menjadi Danau Toba dan bukit kecil di tengahnya menjadi Pulau Samosir.