Kumpulan Cerita Rakyat/Sayembara Pandai Tidur
Kisah ini merupakan salah satu cerita rakyat dari Tanah Rejang, yang terletak di Provinsi Bengkulu.
Deskripsi
suntingTanah Rejang dipimpin oleh seorang raja bernama Tuan Raja Jungur yang terkenal bijaksana kepada rakyatnya. Ia tinggal didalam istana bersama sang ratu (permaisuri) dan dikaruniai oleh seorang anak yang diberi nama Putri Serindu. Meskipun sang putri telah beranjak dewasa dan diusianya yang sudah matang, tetapi saja ia belum mendapat pasangan dengan alasan belum siap berumah tangga. Sikap tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi Baginda dan permaisuri, terlebih usia Baginda yang semakin tua dan tentu hendak segera mewarisi tahta kerajaannya dengan mengharapkan kelahiran cucu dari putrinya kelak.
Berbagai cara telah dilakukan oleh Sang Raja untuk menukan pasangan yang pantas untuk putrinya. Salah satunya adalah dengan mengadakan pesta dansa pada suatu malam. Acara yang sangat megah tersebut dihadiri oleh banyak pemuda dari berbagai negeri. Tujuannya, agar putrinya mempunyai hasrat untuk memilih salah seorang di antara pemuda yang hadir sebagai calon suami. Namun, usaha sang raja tersebut tidak membuahkan hasil karena sang Putri tetap menolak menentukan pilihan hatinya.
Pada suatu hari, dengan sabar sang Ratu menghampiri putrinya berniat membujuk agar Putri Serindu mau memberikan penjelasan pemuda mana yang menjadi idamannya. Melihat ibundanya yang penuh harap, hati Putri Serindu pun menjadi lembut ia dengan jujur memberi pendapat bahwa pemuda dambaannya adalah seseorang yang memiliki keahlian unik, yaitu pandai tidur. Mendengar keluh kesah dari putrinya tersebut, sang ratu segera menyampaikan permintaan Putri Serindu kepada sang raja. Sang raja dengan bijak mengabulkan permintaan Putri satu-satunya.
Beberapa hari kemudian istana kerjaan mengumumkan sebuah sayembara kepada semua pemuda di negeri yang berisikan barangsiapa sang raja sedang mencari satu pemuda yang pandai tidur untuk dijadikan calon suami Putri Serindu. Sayembarara tersebut terdengar hingga ke pelosok desa. Seorang pemuda yatim piatu yang sehari-hari dipanggil sebagai Anak Lumang berminat mengikuti sayembara yang diadakan oleh istana. Namun, ia mempertimbangkan pekerjaannya sebagai pembuat bubu. Jika ia tinggalkan pekerjaannya, ia tidak dapat menjual buah karyanya, sehingga tidak mendapatkan uang untuk ia gunakan membeli makan. Setelah beberapa saat akhirnya Si Anak Lumang tersebut memutuskan untuk mengikuti sayembaranyd dengan membawa pekerjaan miliknya.
Pada hari yang telah ditentukan, balai pertemuan istana dipenuhi oleh banyak tempat tidur untuk keperluan sayembara. Hampir seisi ruangan tersebur dipadati. Termasuk Anak Lumang yang kemudian ikut memasuki ruangan beserta jinjingan bambu yang sudah diraut seperti lidi dan diikat dengan tali rotan. la menggendong beronang (sejenis keranjang yang dibawa dengan cara digendong di belakang dan talinya dikaitkan di kepala) berisi perkakas dan bahan untuk membuat bubu. Beberapa peserta lain disekitar Anak Lumang tidak ada yang mau mendekatinya karena penampilannya yang kumal dengan pakaiannya yang lusuh. Meskipun begitu, ia tetap memiliki rasa percaya diri dan tekad yang kuat.
Sayembara telah dimulai, semua rakyat antusias menyaksikan cara peserta tidur dengan berbagai posisi. Namun Si Anak Lumang tidak segera tidur, ia masih disibukkan dengan anyaman bubu yang harus ia selesaikan supaya bisa mendapatkan uang belanja untuk perbekalannya. Tidak ada seorang peserta pun yang masih terjaga, kecuali Si Anak Lumang. la membuat sebuah bubu yang besar dan indah. Sayup-sayup di kejauhan terdengar kokok ayam menandakan hari menjelang pagi. Bubu itu sudah selesai dikerjakan Anak Lumang dan digantungkan di dinding seperti hiasan. Sampah sisa rautan bambu dikumpulkan dan dibuang. Alat perlengkapan kerja dimasukkan ke dalam beronang dan disimpan. Karena kantuk yang tidak tertahan lagi, Anak Lumang merebahkan diri di tempat tidur lalu tertidur dengan pulas.
Lonceng tanda sayembara selesai telah dibunyikan. Semua peserta siap mendengarkan pengumuman pemenang yang disampaikan oleh Putri Serindu sebagai juri yang didampingi Tuan Raja Jungur dan permaisuri serta disaksikan para menteri dan hulubalang. Ternyata, pilihan sang Putri Serindu ialah Si Anak Lumang, dengan alasan ia tidur dengan begitu lelapnya setelah menyelesaikan pekerjaannya yaitu membuat bubu, berbeda dengan peserta lainnya. Hasil dari karyanya pun sangat berguna bagi orang lain. Pada akhirnya Si Anak Lumang berhasil menikahi Sang Putri Serindu berkat kejujuran dan kegigihannya.