Kumpulan Cerita Rakyat/Si Rusa dan Kulomang
Tersebutlah di Kepulauan Aru, terdapat sekelompok rusa yang sangat berkuasa. Rusa-rusa itulah yang memimpin kehidupan para hewan di pulau tersebut. Semakin lama sikap para rusa semakin congkak. Mereka selalu siap menantang para hewan di wilayah lain untuk lomba lari. Jika mereka menang, mereka berhak menempati wilayah yang mereka menangkan. Namun Para hewan disana sudah tahu bahwa pertandingan seperti ini sangat tidak seimbang, karena para rusa memiliki kecepatan lari yang luar biasa. Semakin lama, wilayah para rusa semakin lebar, dan wilayah hewan yang lainnya semakin sempit. Jika para hewan lain melanggar atau memasuki batas wilayah para rusa, maka tidak segan-segan mereka akan menanduk dan menyerang hewan tersebut hingga hancur.
Tidak jauh dari wilayah para rusa, terdapat sebuah pantai berpasir putih yang sangat indah. Pantai itu dikuasai oleh seekor siput laut yang bernama Kulomang. Kecongkakan para rusa pun telah sampai ke telinga Kulomang yang cerdik. Ia sadar, sebentar lagi akan menjadi giliran tempatnya untuk dijejaki oleh keserakahan rusa tersebut. Namun, Kulomang tidak putus asa. Diam-diam ia mencari akal agar bisa memenangkan pertandingan. Akhirnya momen yang ditunggu pun tiba. Suatu hari, dengan congkak si Rusa mendatangi tempat Kulomang. Kemudian ditantangnyalah siput laut itu adu lari hingga sampai di tanjung kesebelas. Taruhannya adalah pantai tempat tinggal sang siput laut.
Dalam hati, si Rusa tertawa geli melihat sekor siput laut tua menyanggupi tantangannya. Pada hari yang ditentukan, si Rusa sudah mengundang kawan-kawannya untuk menyaksikan pertandingan tersebut. Sementara itu dari pihak Kulomang, ia telah menyiapkan sepuluh teman-temannya yang sesama siput. Setiap ekor dari temannya ditempatkan mulai dari tanjung kedua hingga tanjung kesebelas. Dia sendiri akan berada di tempat mulainya pertandingan. Ia perintahkan teman-temannya menjawab setiap pertanyaan si Rusa. Saat lomba dimulai, sang rusa langsung melesat. Dalam beberapa menit saja ia telah sampai ke tanjung kedua. Dengan suara mengejek ia bertanya kepada Kulomang. Namun ada sebuah suara yang berkata, "Aku di belakangmu."
Rusa itu kaget sekali, ia pikir Kulomanglah yang berada di belakangnya. Ia tidak jadi beristirahat, dan kembali melesat pergi. Di tanjung ketiga ia kembali bertanya kepada Kulomang, dimana ia berada dengan suara terengah. Namun kawan Kulomanglah yang kembali menjawabnya, sehingga sang Rusa kembali terlonjak, dan melesat lebih kencang. Menjelang tanjung kesepuluh, sang rusa merasa sesak napas, tenaganya mulai habis terkuras, "Hai Kulomang! Dimana kau?" tanya Rusa serak, "Aku di sini!" kata sebuah suara kecil. Rusa yang mengira mendengar jawaban dari Kulomang, terlonjak kaget. Jantungnya seketika berhenti berdetak, ia meninggal. Melihat kawan mereka mati para rusa itu segera berlari pontang-panting meninggalkan Kulomang yang mereka anggap sangat sakti, Se jak petandingan itu, bangsa Rusa merasa sangat malu dan memutuskan pindah dari pulau tersebut.