Mainan Tradisional dari Bambu/Petasan bambu
Apa teman-teman tahu ada salah satu permainan tradisional yang terinspirasi dari senjata yang dipakai oleh bangsa Portugis di Nusantara saat abad ke-16?
Konon katanya, pasukan tentara Portugis memiliki alat perang yang mampu menembakkan peluru hingga jarak yang lumayan jauh. Alat perang itu terlihat mirip dengan meriam. Karena terinspirasi pada alat yang mirip meriam tersebut, penduduk lokal kemudian menciptakan alat yang memiliki fungsi mirip dengan meriam sungguhan.[1] Alat ini kemudian dinamakan petasan bambu. Namun, ada juga yang menyebut alat ini sesuai dengan bentuknya yaitu meriam bambu.
Asal-usul
suntingBelum jelas di mana lokasi tepatnya pertama kali petasan bambu dibuat. Akan tetapi, permainan ini tersebar di penjuru Indonesia dengan berbagai nama yang berbeda di setiap daerahnya. Misalnya di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, mainan ini dikenal dengan sebutan mercon bumbung atau long bumbung. Berbeda dengan di Banten dan wilayah Jawa Barat, petasan bambu lebih dikenal dengan sebutan bebeledugan. Di Gorontalo orang-orang kerap mengenali permainan ini dengan sebutan bunggo. Kalau teman-teman berasal dari Aceh, mungkin lebih familiar dengan sebutan te’t beude trieng.[1]
Biasanya, petasan bambu dimainkan oleh anak-anak ketika menjelang hari Idulfitri. Namun, akhir-akhir ini permainan petasan bambu sudah mulai ditinggalkan karena alasan keamanan. Tak jarang, orangtua melarang anaknya untuk bermain petasan bambu karena banyak akibat yang dapat ditimbulkan oleh permainan ini mulai dari luka-luka hingga kebakaran.
Permainan
suntingAlat dan bahan untuk membuat petasan bambu cukup mudah untuk dijumpai di sekitar kita, di antaranya:[2]
- gergaji,
- bambu,
- linggis atau kayu yang ujungnya telah ditajamkan,
- bor dengan mata 15 mm atau pahat ½ inch untuk membuat lubang pada bambu.
Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat petasan bambu. Simak baik-baik, ya!
- Pilih bambu yang besar dan tebal (biasanya jenis bambu betung) dengan diameter minimal 10 cm. Sebaiknya pilih bambu segar (bambu yang baru dipotong) yang sudah cukup tua karena bambu muda cenderung menyusut dan mudah berubah bentuk, sehingga mudah patah.
- Tentukan ruas bambu untuk dibuat menjadi pangkal petasan. Pangkal petasan adalah pangkal bambu yang diameternya lebih besar. Pastikan bagian bambu yang akan dijadikan petasan bebas dari cacat seperti lubang atau retak. Potong bagian pangkal petasan dengan jarak sekitar 2 cm dari ruas pangkal. Potong bambu sepanjang sekitar 1,5 meter.
- Gunakan linggis atau kayu runcing untuk mematahkan sekat-sekat bambu mulai dari ujung petasan. Sisakan ruas sekat terakhir di ujung petasan. Teman-teman juga dapat menggunakan balok pemukul untuk memisahkan ruas-ruas bambu.
- Buat lubang pelatuk pada permukaan bambu dengan jarak sekitar 8 cm dari pangkal laras. Untuk membuat lubang ini, teman-teman dapat menggunakan bor (ukuran 15mm atau lebih besar) atau secara tradisional menggunakan gergaji dan pahat 1/5 inci (ukuran antara 15mm x 15mm atau lebih besar).
Setelah petasan bambu selesai, inilah saatnya untuk bermain! Sebelum bermain, mari siapkan alat dan bahannya terlebih dahulu. Alat dan bahan untuk bermain petasan bambu yaitu:[2]
- petasan bambu,
- minyak tanah sebagai bahan bakar petasan,
- corong untuk memasukkan minyak tanah ke dalam petasan,
- lilin sebagai sumber api,
- potongan kayu kecil sebagai pemicu,
- korek api untuk menyalakan petasan.
Langkah-langkah untuk menyalakan petasan bambu yaitu:
- Pilih tempat bermain petasan bambu di lokasi terbuka, misalnya lapangan. Hindari bermain di dalam rumah atau ruangan. Hindari juga bermain di lokasi dekat dengan bahan yang mudah terbakar misalnya bahan bakar, jerami, bangunan kayu, dan lain sebagainya.
- Posisikan petasan bambu dalam keadaan miring antara 10 sampai 30 derajat dengan bagian pangkal petasan di permukaan yang lebih rendah. Hal ini untuk memastikan bahwa minyak tanah selalu dalam keadaan terkumpul di pangkal petasan. Pastikan lubang pemicu berada di bagian atas. Arahkan moncong petasan ke arah yang aman karena saat meledak moncong petasan akan mengeluarkan asap panas bertekanan tiinggi dan kadang disertai api. Untuk mendapatkan posisi miring ini, teman-teman bisa menggunakan tumpukan batako atau penyangga kayu atau permukaan miring. Pastikan juga petasan dalam keadaan stabil sehingga tidak mudah jatuh atau tergelinding.
- Isi petasan dengan minyak tanah melalui lubang picu dengan bantuan corong sampai kira-kira permukaan minyak 5 cm dari lubang picu.
- Untuk membuat petasan dapat berdentum, minyak tanah dalam petasan harus dalam kondisi panas. Celup ujung bilah pemicu ke dalam lubang picu lalu sulut ujung bilah picu dengan api. Lakukan pemanasan minyak dengan memasukkan bilah picu berapi ke dalam lubang picu. Ulangi langkah ini secara berulang setiap api di ujung bilah picu mati.
- Setelah minyak dalam petasan cukup panas yang ditandai permukaan bawah bagian petasan yang berisi minyak telah menjadi panas, petasan sudah dapat mulai dimainkan. Memainkan petasan dilakukan dengan meniup asap dari lubang picu lalu menyulut lubang picu menggunakan bilah pemicu. Lakukan secara berulang. Pada awalnya, petasan akan mengeluarkan suara kecil saat lubang pemicu disulut api. Lama kelamaan, suara petasan akan semakin keras.
Bermain petasan bambu bersama-sama memang menyenangkan. Akan tetapi, jangan lupa untuk mengutamakan keselamatan karena permainan ini cukup berbahaya. Selamat bermain!