Makhluk Legenda Yunani-Romawi/Satir Ethiopia
Satir ethiopia (satyros aithiopikos) adalah satir jahat yang meneror sebuah desa di tepian sungai Nil di Ethiopia. Makhluk ini dikalahkan oleh filsuf Apollonios dari Tyana, yang menenangkannya menggunakan anggur.
Diceritakan bahwa ketika sedang melelakukan perjalanan menyusuri sungai Nil di Ethiopia, Apollonios dan kawan-kawannya berhenti sejenak di sebuah desa kecil. Mereka beristirahat sejenak di sana. Tiba-tiba para wanita di desa itu berteriak dan saling memanggil bantuan untuk mengejar sesuatu, para suami juga ikut dipanggil. Para suami melakukan pengejaran sambil membawa batu dan kayu untuk menyerang sasaran mereka. Apollonios penasaran mengenai apa yang sedang terjadi. Ia akhirnya mendapati bahwa ternyata para warga desa mengejar satu satir hantu (phasma satyros), yang sering mengganggu para warga desa.[1]
Satir itu konon marah pada para wanita di desa itu sehingga ia sering mendatangi desa dan mengganggu serta memperkosa para wanita. Selain itu, sang satir juga telah membunuh dua orang wanita.[1]
Anak buah Apollonios ketakuran mengetahui hal tersebut, namun Apollonios sendiri malah mengajukan suatu ide untuk menghentikan ulah satir tersebut. Dia memperoleh ilham dari kisah raja Midas, yang berhasil menenangkan seorang satir dengan cara membuatnya mabuk anggur. Apollonios menyampaikan usulannya untuk membuat satir itu mabuk menggunakan anggur. Warga desa setuju dan memberinya empat gentong anggur Ethiopia. Apollonios menuangkan semua anggur itu ke dalam tempat minum hewan ternak, lalu memanggil sang satir ke desa.[1]
Satir itu tidak terlihat datang dan meminum anggur yang telah disiapkan oleh Apollonios, namun ketika tempat minumnya diperiksa, jumlah airnya sudah banyak berkurang sehingga Apollonios yakin bahwa sang satir sudah terkena jebakannya. Ia pun mengajak para warga mendatangi gua Nimfa. Di sana mereka menemukan sang satir sedang terlelap akibat mabuk anggur.[1]
Meskipun Satir itu sudah tak berdaya, Apollonios melarang warga menyakitinya. Ia meyakinkan warga bahwa satir itu tak akan lagi mengganggu desa.[1]