Misteri Tiang Bambu Nenek

Sinopsis

sunting

Libur sekolah bentar lagi tiba. Dina seorang gadis kecil yang senang dengan pengalaman baru dan ia selalu memiliki rencana setiap libur sekolahnya. Namun, ia sangat bingung liburan kali ini, karena DIna tidak tahu ayah nanti akan mengajak liburan kemana. Libur kali ini ternyata Dina akan berlibur kerumah neneknya dan disana Dina melihat kejadian aneh yang dilakukan neneknya sehingga membuat rasa penasarannya semakin besar karena tak kunjung memiliki jawaban.

  1. Dina
  2. Ayah
  3. Nenek

Cerita Pendek

sunting

Kecurigaan Yang Melelahkan

sunting

Dina merupakan anak perempuan pertama di keluarganya, sehingga ia dikenal sebagai perempuan yang selalu memiliki ide kreatif dan mencoba hal baru. Bahkan didalam kamarnya dina, terdapat banyak sekali barang-barang bekas yang ia buat sendiri menjadi boneka. Sepulang sekolah Dina bertanya dengan ayahnya. “Ayah, nanti libur sekolah aku diajak kemana? Aku bosan kalau ke kebun binatang terus yah”. Ucap dina saat itu. Ayahnya pun menjawab dengan santai “Nanti libur sekolah kerumah nenek saja, soalnya ayah sama paman mau bantu nenek bersihin rumah di kampung”. Dina pun menyetujui jika liburan kali ini kerumah nenek. Karena dina juga sudah lama tidak kerumah nenek.


Akhirnya libur telah tiba. Dina dan ayahnya bergegas kerumah nenek dengan menyiapkan beberapa barang yang akan dibawa. Dina merapikan baju sedangkan ayahnya merapikan alat-alat yang nantinya akan digunakan untuk membersihkan rumah nenek. Diperjalanan, dina bicara sama ayahnya seperti biasanya. Melewati persawahan dan pemandangan gunung dari kejauhan. “Ayah lihat ! sekarang sudah musim tanam padi yah. Nanti kalau sudah dirumah nenek kita cari belut yaa” seru dina yang tidak sabar untuk segera sampai di rumah nenek. “Iya nak, nanti ajak paman mu untuk mencari belut ya!” sahut ayah sambil tersenyum. Dina memang anak yang suka berpetualang, bahkan waktu ia kecil sering diajak mencari belut sama pamannya. Dari kegemarannya itu ia tidak pernah takut dalam melakukan hal yang berbahaya sekalipun.


Sesampai dirumah nenek, Dina menyapa nenek dengan gembira. “Nenek, Dina datang!” teriak dina sambil lari menuju nenek yang sudah ada di depan rumah menunggu mereka datang. “Cucuku yang paling cantik. nenek sudah membuatkan makanan buat kamu, ayo makan !". kemudian Dina bersama nenek menuju ke dapur untuk segera menyantap makanan yang telah nenek siapakan. Sesampainya di dapur, mata Dina langsung tertuju pada tiang bambu yang berada di sudut ruangan dapur itu. dalam batin Dina bertanya "Kenapa tiang bambu itu tidak dibuang saja sama nenek? padahal sudah tidak bagus". Namun, Dina tidak berani menanyakan itu kepada nenek ataupun ayahnya.


Pada malam tiba, Dina mendengar suara tukang bakso keliling yang lewat depan rumah nenek. "Nenek, aku mau beli bakso itu!". teriak Dina kepada nenek yang sedang berada di dapur. karena tidak mendapatkan jawaban dari teriakan Dina kepada neneknya, ia akhirnya berlali menuju dapur agar neneknya segera memberikan uang untuk membelikan bakso keliling itu. Namun, sesampainya di dapur, Dina melihat nenek sedang memeluk tiang bambu itu.

"Nenek ngapain memeluk bambu itu nek? itukan kotor". teriak Dina dengan nada kesal karena panggilan Dina tadi tidak segera di respons oleh neneknya.

Nenek pun berbalik badan, "Ini cucuku uang untuk membeli bakso itu!". jawab nenek sambil mengeluarkan senyuman itu.

Dina hanya berdiam diri dengan menerima uang yang nenek berikan. "Ngapain nenek harus memeluk bambu malam begini ya?" Rasa penasarana Dina pun mulai timbul. karena ia merasa curiga kenapa nenek melakukan itu. Setelah makan bakso bersama, ayah dan Dina menuju ke kamar untuk bersiap=siap tidur. kemudian Dina mendengar langkah kaki yang berasal dari kamarnya nenek menuju dapur. Akhirnya Dina pun mengikuti suara langkah kaki itu dengan berjalan pelan-pelan agar tidak dapat diketahui oleh orang lain. Ternyata suara langkah kaki yang Dina dengar itu merupakan suara langkah kaki nenek. Dina pun mengikutinya dan melihat nenek meunuju ke tiang bambu yang Dina sudah curigai tadi siang. Dina melihat nenek yang sedang memeluk tiang bambu itu lagi. "Apa yang nenek lakukan di tengah malam seperti ini?". Secara tiba-tiba nenek mengeluarkan uang dari balik tiang bambu itu dan menyimpannya di dalam saku celana nenek. Setelah nenek pergi, Dina pun mencoba ke tiang bambu yang disudut dapur itu. Apakah ada tuyul yang membantu nenek? Karena aku sering mendengar orang cerita kalau tuyul itu sering membantu manusia untuk mendapatkan uang, tetapi kenapa harus memeluk tiang bambu itu dulu". Dina dibuat penasaran karena ia tidak menemukan apapun dibalik tiang bambu itu. Hanya ada goresan pisau yang sudah lama. Kecurigaan dina semakin bertambah karena ia tidak menemukan apapun. Dina pun diam-diam kembali ke kamarnya untuk memikirkan sesuatu hal kenapa nenek bisa mendapatkan uang hanya dengan berdiri di depan tiang bambu itu.


Pagi harinya, Dina menghampiri nenek dan bertanya mengapa nenek bisa mengeluarkan uang dari balik tiang bambu itu dan mengapa nenek harus memeluk tiang bambu itu. setelah mendapatkan pertanyaan yang sangat panjang dari Dina, nenek pun menjelaskan mengapa nenek melakukan itu.

"Cucuku, sini duduk biar nenek ceritakan sesuatu. Dulu, waktu ayah mu masih kecil senang sekali dengan mainan mobil-mobilan yang dijual di toko sebelah. Karena nenek dulu tidak memiliki uang yang banyak untuk membelikannya jadi nenek buatin mobil-mobilan dari kulit jeruk. Nenek kemudian menyimpan uang itu di balik tiang bambu itu, jika uang itu tidak di simpan maka ayah mu akan mudah mecari uang itu di kamar nenek. Tapi inget, mencuri merupakan perbuatan yang tercela jadi jangan mengikuti tingkah ayahmu yaa." jelas nenek kepada Dina yang saat itu Dina masih penasaran dengan kelanjutannya.

"Iya nek, tapi bagaimana nenek menyimpan uang itu semua nek?" tanya Dina dengan tegas.

"Coba lihat dibalik tiang bambu itu cucuku, kamu akan melihat goresan kecil bambu itu, disitu juga ada lubang kecil yang fungsinya untuk memasukan uang dan mengambil uang itu dari tiang bambu dan cara mengambilnya harus dengan memeluk bambu terlebih dahulu agar tangan kamu bisa mencapai celah bambu untuk memasukan atau mengambil uang itu." jelas nenek. Akhirnya nenek menjelaskan semua cerita bahwa pentingnya menyimpan uang saku kita untuk masa depan kita. Menyimpan sedikit uang tidak harus di bank ataupun di celengan yang mudah pecah, kita bisa memanfaatkan tiang bambu atau barang lain untuk menyimpan sesuatu yang berharga agar tidak mudah diketahui oleh orang lain.


"Begitu cucuku, apakah kamu sudah mengerti dengan cerita nenek tadi?" tanya nenek kepada Dina.

"Iya nek, Dina sudah paham. Mulai sekarang Dina akan menyimpan sesuatu yang berharga di tempat yang tidak akan di curigai oleh orang lain." Dina pun merasa senang karena sudah belajar bagaimana nenek menyimpan uangnya di tiang bambu itu yang sudah lapuk. Namun, siapa sangka bahwa tiang bambu itu juga berjasa pada nenek karena orang lain tidak akan merasa curiga kalau di dalamnya ada uang yang nenek simpan. Dan jawaban Dina selama ini sudah terjawab tanpa ada rasa penasaran kepada nenek.