Mitologi Jermanik/Nerthus
Nerthus adalah dewi bumi Jermanik kuno. Dia sudah dikenal sejak masa Kekaisaran Romawi. Tacitus, sejarawan Romawi pada abad ke-1 hingga ke-2 M, menyamakan Nerthus dengan dewi Romawi, Terra Mater. Nerthus adalah dewi yang populer karena dia disembah oleh sedikitnya tujuh suku Jermanik, antara lain suku Reudigni, Aviones, Anglii (Angles), Varini, Eudoses, Suarines dan Huitones.
Tacitus mencatat bahwa tiap tahun diselenggarakan festival dimana sang dewi melakukan perjalanan dengan kereta perang yang ditarik dau ekor sapi betina putih, dengan ditemani pendeta wanita. Tidak boleh dilakukan perang selama kegiatan ini berlangsung. Bahkan peralatan besi dikunci selama sang dewi melakukan perjalanan. Setiap tempat yang dilalui oleh sang dewi akan memperoleh keberuntungan.
Pada akhir festival, pendeta akan memandu kereta perang menuju sebuah danau keramat, di sana Nerthus mandi. Kereta perangnya kemudian ditutupi kain. Setelah beberapa budak terpilih memandikan sang dewi di danau, para budak itu ditenggelamkan sebagai kurban bagi Nerthus.
Atribut Nerthus juga mirip dengan padanannya dalam mitologi Kelt, yaitu Matres atau Matrone, yang merupakan kelompok dewi ibu yang terkenal di sungai Rhine.
Meskipun pemujaan Nerthus nampaknya berakhir pada aabd ke-5 atau ke-6, tradisi pada masa selanjutnya menyebutkan bahwa dia diidentikkan dengan dewa dari mitologi Nordik, yaitu Njörd (Njord), yang merupakan dewa angin dan laut Vanir. Njörd adalah bentuk maskulin dari Nerthus. Bagaimana Nerthus dapat mengalami perubahan jenis kelamin, masih belum diketahui oleh para sejarawan modern.
Nerthus bisa jadi merupakan saudari dan istri tanpa nama dari Njörd, dalam mitologi Nordik, yang menjadi ibu Freyr dan Freyja. Meskipun tidak ada penulis Nordik yang menyebutkan nama saudari Njörd. Atau dia bisa jadi merupakan bentuk kuno dari Freya sendiri. Karena para penulsi Nordik percaya bahwa dewa Vanir lebih tua daripada dewa Aesir, maka sangat mungkin jika Freyja berasal dari Nerthus.