Mitologi Yunani/12 Tugas Herakles/Tugas Kesepuluh
Pada tugas kesepuluh, Herakles diharuskan mengambil hewan ternak milik Gerion, raksasa raja Erytheia (Cadiz), di Spanyol. Hewan ternak itu dijaga oleh gembala Gerion serta anjing berkepala dua yang disebut Orthos.
Herakles pun melakukan perjalanan ke Spanyol. Ketika mencapai Selat Gibraltar, yang berada di antara Eropa dan Afrika, Herakles menumpuk batu-batu di pesisir Afrika dan juga di pesisir Eropa. Tumpukan batu itu kemudian dikenal sebagai Pilar Herakles.
Karena ketika itu cuaca sangat panas, Herakles pun menjadi kesal. Dia lalu mengarahkan panahnya pada matahari dan mengancam untuk menembak dewa matahari. Helios, dewa matahari, kagum dengan keberanian Herakles sehingga Helios memberi mangkuk matahari padanya. Mangkuk itu dalah sebuah mangkuk yang sangat besar dan terbuat dari emas. Dengan menggunakan mangkuk itu, Herakles dapat berlayar mengarungi Samudra Atlantik.
Menurut Diodoros Sikolos, dalam perjalanannya Herakles lewat di Libya. Di sana dia memusnahkan ras wanita petarung yang bernama suku Gorgon. Itu merupakan pukulan telak kedua bagi suku Gorgon, karena sebelumnya kakek buyut Herakles, Perseus, pernah mengalahkan mereka dan membunuh ratu mereka yang bernama Medusa.
Tiba di Erytheia, Herakles harus terlebih dahulu membunuh sang gembala yang bernama Eurition dan anjingnya Orthos. Herakles membunuh mereka dengan gadanya di dekat puncak Gunung Abas. Menoites, gembala Hades, melihat kejadian ini dan langsung melapor pada Gerion bahwa Herakles sedang merampas ternaknya. Gerion marah dan segera mengejar Herakles.
Gerion merupakan raksasa yang memiliki tiga kepala, tiga pasang tangan, dan tiga pasang kaki. Dia menyerang Herakles denga mengenakan baju perang lengkap. Namun teta saja Herakles berhasil membunuhnya dengan panah beracunnya. Herakles menghabisinya di Sungai Athemos. Setelah membunuh Gerion, Herakles pun berniat untuk pulang.
Meelwati Abderia, Spanyol selatan, Herakles kemudian memasuki tanah orang-orang Liguria. Di dekat Massalia (kini Marseille), Ialebion dan Derkinos, putra Poseidon, menginginkan ternak yang dibawa oleh Herakles. Mereka pun menyerangnya namun dikalahkan dan dibunuh. Akan tetapi Herakles juga terluka dalam baku hantam tersebut. Selain itu Herakles juga mesti menghadapi pasukan tempur Liguria. Untuk membantunya, Zeus mengirimkan pancuran batu, yang dimanfaatkan oleh Herakles untuk melempari musuh-musuhnya dengan batu.
Di daerah yang kini dikenal sebagai Italia, seorang raksasa bernama Kakos berhasil mencuri sebagian ternak yang dibawa Herakles. Herakles meninggalkan sisa ternaknya dan mengejar Kakos. Setelah membunuh Kakos dan mengambil kembali ternak yang dicuri, Herakles pun kembali menggiring kawanan ternak itu.
Di Rhegion, salah satu banteng dari kawanan ternaknya kabur. Banteng itu melompat dan berenang menyeberangi Selat Messina. Herakles bertanya pada penduduk lokal kalau-kalau mereka melihat banteng itu dan mereka memberitahu bahwa hewan itu pergi ke Sisilia. Penduduk lokal menyebut banteng itu Italos, karena itu Herakles menamai tempat itu Italia. Banteng yang kabur itu merupakan hewan yang paling bagus dalam kawanan, sehingga Herakles terpaksa meninggalkan sisa ternaknya dan pergi ke Sisilia untuk mengambil kembali sang banteng.
Ketika Herakles berhasil menemukan banteng yang hilang di Sisilia, dia mendapati bahwa banteng itu ada bersama hewan ternak milik seorang petinju jahat bernama Eriks. Menurut Apollonios Rodios, Eriks adalah putra dari seorang Argonaut bernama Butes dan dewi Afrodit. Sementara menurut Apollodoros, Eriks merupakan putra Poseidon. Eriks punya kebiasaan untuk menantang orang yang lewat untuk bertanding tinju. Dalam bertanding, Eriks selalu membunuh lawannya. Ketika Herakles meminta bantengnya, Eriks mau mengembalikannya dengan syarat Herakles mampu mengalahkannya dalam perandingan tinju. Pada akhirnya, Herakles terbukti masih terlalau kuat bagi Eriks, yang terbunuh dalam pertandingan itu.
Herakles berhasil mengumpulkan kembali semua ternaknya dan langsung kembali ke Yunani. Namun masalah kembali muncul. Hera mengirim serangga untuk menyengat hewan-hewan ternak itu sehingga mereka berpencar tak karuan ke segala arah, dan sebagian besarnya pergi ke pegunungan Thrakia. Herakles berusaha kerasa dan berhasil mengumpulkan kembali sebagian besar ternaknya. Dia lalu membawanya ke hadapan Euristheus, yang mengurbankan ternak itu untuk Hera.
Berdasarkan penyair Yunani abad ke-1 SM, Parthenios, ketika Herakles dalam perjalanan pulang ke Yunani sambil membawa ternak itu, ada seorang perempuan bernama Keltine, putri Bretannos, yang melihatnya dan langsung jatuh cinta padanya. Maka Keltine menyembunyikan ternak itu dan hanya akan mengembalikannya jika Herakles mau berhubungan seksual dengannya. Herakles setuju dan mereka pun bersenggama. Dari hubungan itu Keltine melahirkan Keltos, yang menjadi leluhur bangsa Kelt. Dan menurut Diodoros Sikolos, Herakles juga bertemu dengan seorang perempuan lainnya dari Alesia. Mereka berhubungan seksual dan sang wanita menjadi ibu dari Galates, yang menjadi leluhur suku Galia. Di kemudian hari, suku Kelt dan suku Galia menjadi suku-suku yang penting di Spanyol.