Mitologi Yunani/Kisah Hukuman/Aigina
Asopos adalah dewa sungai di Sikion. Ia memiliki seorang putri bernama Aigina. Zeus jatuh cinta pada Aigina sehingga ia pun berubah wujud menjadi seekor elang (atau nyala api) dan menculik Aigina ke pulau Oinoi. Di sana, Zeus memperkosa Aigina hingga ia pun melahirkan seorang putra yang diberi nama Aiakos.
Asopos berusaha mencari putrinya namun tak berhasil, hingga akhirnya dia sampai di hadapan Sisifos, raja Korinthos. Sisifos memberitahu sang dewa sungai bahwa ia melihat Aigina dibawa oleh Zeus ke pulau Oinoi. Sebagai balasan atas informasi Sisifos, Asopos menggunakan kekuatannya untuk menciptakan suatu mata air atau sumur di bukit Akrokorinthos.
Asopos mencoba membawa kembali putrinya dari pulau Oinoi, namun Zeus mengusir sang dewa sungai menggunakan petirnya. Zeus juga menghukum Sisifos karena telah memberikan informasi kepada Asopos. Sisifos dikirim ke Tartaros dan diharuskan menjalani hukuman yang berat secara terus-menerus. Ia harus memikul sebongkah batu besar ke atas bukit, namun batu itu selalu menggelinding ke dasar bukit sebelum Sisifos sempat tiba di puncak. Sisifus pun harus melakukan itu berualng kali tanpa henti.
Aigina dan putranya tinggal di pulau itu hingga Aiakos cukup dewasa untuk memerintah. Aiakos mengganti nama pulau itu dari Oinoni menjadi Aigina, untuk menhormati ibunya.
Aiakos terkenal di seluruh Yunani sebagai raja Aigina yang adil dan saleh. Semasa anak-anak, dia dan ibunya dilindungi oleh Zeus dari ancaman Hera, istri dan pasangan Zeus yang cemburuan di Olimpus.
Akan tetapi, rakyat di pulau Aigina tidak ikut memperoleh perlindungan Zeus. Akibatnya Hera dapat mengirim wabah penyakit ke pulau itu, yang menewaskan seluruh penduduk Aigina, kecuali Aiakos dan ibunya. Hewan-hewan di sana juga ikut mati akibat wabah itu. Tanpa rakyat di kerajannya, Aiakos dan Aigina terancam mati kelaparan. Mereka pun berdoa kepada Zeus supaya diberi pertolongan.
Suatu hari, Aiakos melihat bahwa semut-semut pekerja di pulau Aigina tidak terpengaruh oleh wabah. Oleh karena itu, Aiakos dan ibunya berdoa supaaya Zeus kembali mengisi pulau Aigina dengan penduduk, yang sama giatnya seperti semut.
Zeus menjawab doa mereka dan mengubah semut-semut itu menjadi manusia. Para manusia ini disebut suku Mirmidon.
Aiakos menjadi raja para Mirmidon. Orang-orang Mirmidon itu tidak hanya pekerja keras seperti semut, mereka juga merupakan prajurit yang tangguh di medan perang.
Aiakos menikahi Endeis dan menjadi ayah dari dua pahlawan terkenal, Peleus dan Telamon. Akan tetapi, pernikahan mereka tak bahagia. Aiakos bereseingkuh dengan seorang dewi laut (Nereid) bernama Psamathe, putri Nereus dan Doris, dan saudari dewi laut Thetis. Psamathe memberinya seorang putra bernama Fokos.
Fokos adalah putranya yang termuda, yang sudah melampaui para saudara tirinya dalam hal kehebatan, dan menjadi anak kesayangan Aiakos. Fokos memiliki tiga orang putra, yaitu Krisos, Naubolos dan Panopeus.
Endeïs iri terhadap perhatian Aiakos kepada putra tak sahnya itu, sehingga ia pun membujuk dan berkompolot dengan anak-anaknya untuk membunuh Fokos. Peleus dan Telamon juga iri atas kehebatan atletik Fokos. Meskipun disebutkan bahwa mereka berdua membunuh saudara tiri mereka, namun yang lebih mungkin adalah bahwa Peleus yang membunuh Fokos, karena Psamathe mengutuk atau terus-menerus mengganggu Peleus. Kelak Pasamthe mau memaafkan Peleus setelah sang pahlawan menikahi saudarinya, Thetis.
Akibat peristiwa pembunuhan itu, Aiakos mengusir kedua putranya. Telmon kemudian pindah ke pulau Salamis, sedangkan Peleus ke Thessalia. Dengan demikian Aiakos pun tak memiliki ahli waris, karena ketiga putra Fokos telah pindah juga ke suatu daerah di sebelah timur Aitolia, yang mereka namai Fokis, sesuai nama ayah mereka.
Ketika Aiakos mengusir putra-putranya, beberapa orang Mirmidon mengikuti Peleus. Mereka pindah dan bermukim di Phthia, di Thessalia selatan, di sana Peleus menikahi Antigone, putri Eurition atau Aktor, raja Phthia.
Di kemudian hari, Akhilles, putra Peleus, berlayar ke Troya bersama pasukan Mirmidon, dalam Perang Troya. Seusai perang, Neoptelemos membawa pasukan Mirmidon kembali ke Yunani, namun mereka memilih untuk bermukim di kerajaan Epiros.
Aiakos juga pernah membantu dewa Apollo dan Poseidon membangun tembok kota Troya. Setelah meninggal, Aiakos menjadi dewa di dunia bawah. Dia bertugas, bersama Minos dan Rhadamanthis, anak-anak Zeus dan Europe, sebagai hakim bagi para arwah.