Mitologi Yunani/Perang Troya/Akhilles vs Hektor

Akhilles memperoleh baju dan senjata perang baru dari ibunya, Thetis. Peralatan perang tersebut dibuat oleh Hefaistos, dewa pandai besi. Dengan peralatan perang baru ini, Akhilles berniat mencari dan menghabisi Hektor.

Thetis memberi peralatan perang baru pada Akhilles,

Pada pagi harinya, Akhiiles tidak mau sarapan pagi. Odisseus tahu bahwa Akhilles tak akan menang jika tidak sarapan, maka Odisseus menyuruhnya untuk makan namun Akhilles tetap tidak mau makan sebelum kematian Patroklos terbalaskan.

Bahkan Zeus setuju dengan pendapat Odisseus tentang makan sebelum perang. Zeus pun mengirim Athena untuk mengisi perut Akhilles dengan nektar dan ambrosia.

Zeus menyatakan bahwa para dewa boleh berpartisipasi lagi dalam perang. Zeus melakukannya karena telah memenuhi janjinya pada Thetis. Alasan lainnya adalah untuk mencegah Akhilles menaklukan Troya hari itu. Kota Troya tidak boleh jatuh sebelum waktunya. Ini menunjukkan bahwa Akhilles bisa mengubah sejarah kalau saja nafsu dendamnya tidak diawasi oleh para dewa.

Akhilles berangkat menuju Troya. Dalam perjalannya dia dihadang oleh banyak prajurit Troya, namun dia membunuh semua yanng menghalangi jalannya, sementara para prajurit Troya lainnya kabur tunggang-langgang. Bahkan Aineias juga nyaris dibunuh oleh Akhilles, kalau saja tidak diselamatkan oleh Poseidon. Dewa Poseidon, yang pada dasarnya mendukung Yunani, memberitahu Aineias bahwa Aineias ditakdirkan untuk menjadi pemimpin Troya di masa depan.

Polidoros, putra bungsu raja Priamos, tidak selamat dari amukan Akhilles. Sebenarnya Priamos sudah melarang Polidoros bertempur, namun Polidoros keras kepala dan tetap nekat menghadapi Akhilles. Polidoros adalah seorang pelari cepat, namun hari itu dia kalah cepat oleh tombak Akhilles.

Hektor melihat adik laki-lakinya mati oleh Akhilles. Hektor pun berniat membalas dendam. Akhilles melihat Hektor dan hendak langsung membunuhnya, namun Apollo menjauhkan Hektor karena belum waktunya bagi Hektor untuk mati. Mengetahui incarannya kabur, Akhilles semakin murka.

Akhilles mengamuk di sungai Skamandros.

Akhilles beraksi tanpa ampun, dia membunuh banyak sekali prajurit Troya di sungai Skamandros. Saking banyaknya korban Akhilles, sungai itu menjadi tertutupi oleh mayat dan darah. Likaon, putra Priamos dan Laothoe, memohon ampun pada Akhilles dan menawarkan upeti. Akhilles pernah menangkap Likaon pada hari pertama perang, dan kemudian melepaskannya demi upeti yang besar. Tetapi hari ini Akhilles tidak peduli pada harta. Akhilles menusuk leher Likaon dengan pedangnya lalu melemparkan mayatnya ke sungai.

Sebelumnya dewa sungai Skamandros sudah memperingatkan Akhilles untuk tidak mengotori air sungainya, namun Akhilles tidak peduli. Dewa sungai pun berusaha menenggelamkan Akhilles. Hera melihat ini dan menyuruh putranya Hefaistos untuk mencegahnya. Hefaistos mendatangi Skamandros dan mengancam akan mengeringkan air sungainya dengan api jika tetap nekat menenggelamkan Akhilles. Skamandros terpaksa menuruti perintah Hefaistos.

Pertempuran tidak hanya terjadi di tanah Troya. Di Olimpus juga, para dewa mendukung pihak yang disukainya. Hera, Poseidon, Athena dan Hefaistos memihak Yunani, sedangkan Apollo, Artemis, Afrodit, dan Ares mendukung Troya.

Ares mencoba menyerang Athena dengan tombaknya. Athena dengan tenang melemparkan batu pada Ares sampai Ares terjatuh. Afrodit bergegas menolong kekasihnya namun wajahnya dipukul oleh Athena. Akibatnya Ares dan Afrodit terbaring tak berdaya. Sementara itu Posiedon menantang Apollo berkelahi namun Apollo tidak terpancing.

Di dekat mereka, Hera merebut busur panah Artemis dan memukul telinganya. Artemis menangis dan berlari mendatangi Zeus. Zeus sendiri tertawa-tawa melihat kekonyolan ini.

Akhilles membunuh Hektor.

Sementara itu Akhilles masih mengamuk dan membunuhi pasukan Troya. Apollo menyamar sebagai Agenor, putra Antenor, dan menyuruh Ankhises serta prajurit Troya lainnya untuk mengikutinya dan berlindung di balik dinding kota Troya. Berkat panduan Apollo, para prajurit Troya bisa selamat.

Hanya Hektor yang tetap berada di luar, namun dia kehilangan keberaniannya ketika melihat Akhilles berlari ke arahnya. Akhilles mengejar Hektor dan mengelilingi kota Troya tiga putaran. Athena menyamar sebagai Deifobos, saudara Hektor, dan mengatur supaya Hektor berhadapan dengan Akhilles. Ketika melihat bahwa di dekatnya ada saudaranya, Hektor pun berhenti di gerbang Skaia, dia berpikir tidak akan sendirian melawan Akhilles. Namun setelah itu Athena pun menghilang.

Apollo, pelindung Hektor, meninggalkan pahlawan Troya tersebut, sedangkan Akhilles dibantu oleh Athena. Hektor benar-benar sendirian dalam menghadapi Akhilels. Zeus mengagumi kehebatan Hektor, tetapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena Hektor ditakdirkan mati pada hari itu.

Hektor meminta pada Akhilles supaya Akhilles bersedia menguburkan mayatnya seandainya Hektor kalah dan mati. Namun Akhilles terlalu dendam dan berkata bahwa dia akan membiarkan mayat hektor membusuk dan dimakan oleh burung hering.

Mereka saling melempar tombak. Athena mengambil tombak Akhilles dan memberikannya lagi pada Akhilles sedangkan Hektor hanya tinggal bersenjatakan pedang. Dengan gagah berani Hektor menghunus pedangnya dan berlari menuju Akhilles. Akhilles mengangkat tombaknya, mengarahkannya pada Hektor, dan dengan amarah membara, Akhilles melemparkan tombaknya pada Hektor.

Tombak tersebut menusuk tubuh Hektor.

Hektor terjatuh dan akhirnya mati. Akhilles lalu mencopot baju perang miliknya yang dipakai oleh Hektor. Setelah itu Akhilles menalikan mayat Hektor pada kereta perangnya dan menyeret mayat Hektor sampai kamp Yunani.

Akhilles menyeret jenazah Hektor


Troya dilanda rasa duka cita yang amat mendalam. Yang paling berduka adalah Priamos dan Hekabe, orang tua Hektor, serta Andromakhe, istri Hektor yang kini menjadi janda

Tubuh Hektor diperlakukan secara tidak layak oleh Akhilles, dan Zeus tidak suka itu. Zeus menyuruh Apollo untuk menaburkan ambrosia di atas jenazah Hektor sehingga tidak akan membusuk atau rusak.

Selama dua belas hari, Akhilles berduka atas kematian Patroklos. Pada suatu malam, arwah Patroklos mendatangi Akhilles dan memintanya untuk memakamkannya. Sebuah upacara pemakaman digelar pada pagi harinya dengan disertai pengorbanan dua belas tawanan Troya.

Perlombaan olahraga digelar untuk mengenang Patroklos. Akhilles yang menjadi penyelenggaranya sedangkan para pemimpin Yunani lainnya menjadi pesertanya. Cabang olahraga yang diperlombakan antara lain lain gulat, tinju, panahan, balap lari, dan balap kereta perang.

Priamos memohon pada Akhilles.

Dengan bantuan Hermes, raja Priamos bisa menyusup secara diam-diam ke kamp Yunani dan mendatangi Akhilles. Priamos memohon pada Akhilles untuk mengembalikan mayat putranya. Priamos mengingatkan Akhilles bahwa setiap ayah pasti sangat peduli pada anaknya, dan pasti ayah Akhilles juga begitu. Akhilles memerlakukan Priamos dengan sopan dan hormat. Akhilles tahu bahwa kematiannya akan tiba tak lama lagi, sesuai ramalan ibunya. Akhirnya Akhilles mengembalikan jenazah Hektor pada Priamos, bahkan Akhilles menyatakan adanya dua belas hari gencatan senjata untuk memberi waktu bagi pemakaman Hektor.

Priamos membawa jenzah Hektor kembali ke Troya. Di sana dilaksanakan upacara pemakaman Hektor. Bahkan Helene sangat berdukacita, karena Hektor memerlakukan Helene dengan hormat, ketika orang-orang Troya lainnya memandang Helene sebagai penyebab perang. Walaupun telah tiada, Hektor tetap dikenang, dialah "Hektor, Sang Penjinak Kuda."