Moda Transportasi/Moda Transportasi Laut

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kapal sebagai kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dsb). Sedang didalam Undang-undang No 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Kapal didefinisikan kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.

Bagian-bagian kapal

sunting
 
Bagian-bagian utama kapal. 1: Smokestack atau Cerobong; 2: Buritan; 3: Propeler dan Kemudi; 4: Portside (sebelah kanan dikenal dengan nama starboard); 5: Jangkar; 6: Bulbous Bow; 7: Haluan; 8: Geladak; 9: Anjungan

Bagian-bagian utama kapal meliputi:

  • lambung kapal yang dilapisi dengan kulit kapal
  • haluan adalah bagian depan kapal,
  • buritan adalah bagian belakang kapal
  • palka atau ruang muatan,
  • mesin untuk menggerakkan kapal (mesin dapat digantikan dengan dayung untuk kapal kecil atau layar pada kapal layar),
  • cerobong untuk mengeluarkan sisa hasil pembakaran
  • geladak kapal yang merupakan lantai untuk berbagai kegiatan atau meletakkan kendaraan pada kapal roro,
  • anjungan sebagai tempat untuk mengendalikan jalannya kapal.
  • jangkar
  • propeler atau baling-baling kapal
sunting

Untuk menentukan arah, pada masa lalu kapal berlayar tidak jauh dari benua atau daratan. Namun sesuai dengan perkembangan akhirnya para awak kapal menggunakan bintang sebagai alat bantu navigasi dengan alat bantu berupa kompas dan astrolabe serta peta. Ditemukannya jam pasir oleh orang-orang Arab juga ikut membantu navigasi ditambah dengan penemuan jam oleh John Harrison pada abad ke-17. Penemuan telegraf oleh S.F.B Morse dan radio oleh C. Marconi, terlebih lebih penggunaan radar dan sonar yang ditemukan pada abad ke 20 membuat peranan navigator agak tergeser. Satuan kecepatan kapal dihitung dengan knot dimana 1 knot = 1,852 km/jam.

Menjelang akhir abad ke-20, navigasi sangat dipermudah oleh GPS, yang memiliki ketelitian sangat tinggi dengan bantuan satelit.Selain dari itu system komunikasi yang sangat modern juga menunjang navigasi dengan adanya beberapa macam peralatan seperti radar type Harpa memungkinkan para navigator / Mualim bisa melihat langsung keadaan kondisi laut. Radar harpa ini adalah radar modern yang bisa mendeteksi langsung jarak antara kapal dgn kapal, kapal dengan daratan , kapal dengan daerah berbahaya, kecepatan kapal, kecepatan angin,dan mempunyai daya akurasi gambar yang jelas. Selain dari itu ada lagi system GMDSS (Global Maritime Distress safety system) Suatu system keselamatan pelayaran secara global. Kalau suatu kapal berada dalam kondisi berbahaya system ini akan memancarkan berita bahaya yang berisi posisi kapal, nama kapal, jenis marabahaya,tersebut secara otomatis, cepat, tepat , akurat. Untuk system komunikasi lainnya ada INMARSAT (International Maritime satelite) Suatu system pengiriman berita menggunakan E-Mail, Telephone, Telex, ataupun Faximile.

Jenis-jenis kapal

sunting

Kapal sulit untuk diklasifikasikan, terutama karena banyak sekali kriteria yang dapat digunakan menjadi dasar dalam menetapkan klasifikasi. Pendekatan kalsaifikasi yang digunakan adalah:

Berdasarkan tenaga penggerak kapal

sunting

Berbagai jenis penggerak digunakan untuk menggerakkan kapal, mulai dari penggerak tenaga manusia sampai dengan kapal nuklir.

Tenaga penggerak manusia

sunting
 

Tenaga penggerak manusia hanya dapat digunakan untuk perahu kecil, seperti yang digunakan nelayan di perairan pedalaman atau dilaut untuk memancing ikan, atau kano ataupun perahu naga yang diperlombakan dalam berbagai kejuaraan baik yang bersifat lokal ataupun bersifat regional dalam SEA Games maupun Olimpeade.

Perahu naga (Hanzi tradisional: 龍舟 atau 龍船; Hanzi sederhana: 龙舟 atau 龙船; Pinyin: lóngzhōu, lóngchuán) yang sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu[1] adalah perahu yang sangat panjang dan sempit yang digerakkan oleh tenaga manusia dan digunakan pada olahraga dayung perlombaan perahu naga. Dalam perlombaan, perahu ini biasanya dihiasi dengan kepala dan ekor naga dan diharuskan untuk membawa genderang besar dalam perahunya. Masyarakat Tionghoa suku Han sering menggunakan istilah "Turunan Naga" sebagai identitas etnis mereka. Di luar kegiatan lomba, hiasan naga biasanya tidak digunakan, tapi genderang tetap dibawa dalam perahu untuk kepentingan latihan.

Kapal layar

sunting
 
Gambar Pinisi type Lamba

Kapal layar adalah kapal yang digerakkan dengan menggunakan layar yang memanfaatkan tenaga angin sebagai pendorongnya. Konstruksi Kapal ini umumnya terbuat dari kayu dan cukup lama digunakan sebagai tulang pungung pelayaran baik bersifat sipil maupun militer sampai penemuan mesin uap dan kapal besi/baja pada abad ke 19 seiring dengan ramainya Revolusi Industri yang dipelopori oleh Inggris melalui penemuan mesin uap oleh James Watt.

Pada awalnya, kapal layar digerakkan oleh tenaga manusia sebagai pendayung dan layar. Model dari kapal jenis ini dapat dilihat pada kapal viking, kapal Mesir Kuno, kapal Romawi Kuno, Kapal India Kuno sampai masa Kapal Borobudur yang sudah menggunakan kapal layar. Seiring dengan perkembangan, maka digunakan kapa layar bercadik seperti yang dijumpai di Indonesia, Kapal dengan menggunakan layar segitiga seperti yang dijumpai di Timur tengah dan Kapal layar segi empat yang digunakan oleh Bangsa bangsa Eropa menjelang memasuki abad penjelajahan, Serta kapal layar lipat dengan model yang dijumpai di Jepang ataupun China.

Pada masa kini umumnya kapal layar dilengkapi dengan mesin tempel untuk menghadapi kemungkinan tidak bertiupnya angin pada daerah daerah tertentu agar tetap melanjutkan perjalanannya

Kapal layar di Indonesia yang paling populer adalah kapal Pinisi. Pinisi adalah kapal layar tradisional khas asal Indonesia, yang berasal dari Suku Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan. Kapal ini umumnya memiliki dua tiang layar utama dan tujuh buah layar, yaitu tiga di ujung depan, dua di depan, dan dua di belakang; umumnya digunakan untuk pengangkutan barang antarpulau[2]. Pinisi adalah sebuah kapal layar yang menggunakan jenis layar sekunar[3] dengan dua tiang dengan tujuh helai layar yang mempunyai makna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengharungi tujuh samudera besar di dunia.

Kapal Uap

sunting
 
Kapal uap kecil di Jerman yang masih digunakan untuk tujuan Pariwisata

Setelah pembuatan kapal layar makin berkembang dan kebutuhan berlayar yang lebih cepat mulai dirasakan, sedangkan kapal layar mempunyai berbagai keterbatasan maka kemudian kapal uap kemudian menjadi primadona transportasi baru.

Kapal uap atau yang disebut juga sebagai a steamer, adalah kapal yang digerakkan dengan tenaga uap yang menggerakkan propeler ataupun roda kayuh. Kapal uap atau Steamships disingkat menjadi SS, S.S. atau S/S.

Kapal uap mulai digunakan setelah ditemukannya mesin uap di Inggris oleh James Watt yang memunculkan revolusi industri yang juga merupakan revolusi bahan bakar sebab pada masa itu mulai digunakan batu bara dengan skala yang lebih luas menggantikan kayu bakar. Tahun 1807, akhirnya Clermont[4], yakni kapal uap pertama yang berhasil diciptakan mulai melakukan perjalanan lautnya.

Cara kerja mesin uap pada kapal pada awalnya mengandalkan mesin uap yang menggerakkan roda kayuh (seperti kincir air) yang ada di buritan. Gerakan roda tersebut menyebabkan kapal bisa terdorong dengan lebih kencang. Roda kayuh kemudian dalam perkembangannya berubah menjadi propeler, yang dapat meningkatkan manuver kapal dengan lebih baik.

Kapal motor

sunting
 
Mesin kapal motor moderen

Kapal motor (bahasa Inggris : motor ship atau motor vessel)pembakaran dalam, adalah kapal yang digerakkan dengan mesin biasanya menggunakan mesin diesel dua tak ataupun mesin diesel empat tak. Untuk meningkatkan effisiensi mesin kapal biasanya mesin diperlengkapi dengan turbo charger (meningkatkan tekanan kerja mesin) dan intercooler agar mesin pembakaran didalam ruang bakar lebih sempurna. Penamaan kapal motor (motor ship) dalam istilah internasional biasanya disingkat manjadi MS, M/S, MV[5] atau di Indonesia disingkat menjadi KM.

Untuk kapal-kapal ukuran kecil seperti yang digunakan pada speed boat, perahu/kapal nelayan ukuran kesil banyak yang menggunakan mesin tempel yang menggunakan mesin berbahan bakar premium ataupun bahan bakar minyak tanah. Untuk meningkatkan kecepatan dan untuk mengurangi mesin rusak pada saat berlayar, mesin tempel yang digunakan lebih dari satu bahkan bisa sampai empat buah sekaligus.

Kapal Nuklir

sunting
 
Kapal niaga Rusia yang masih beroperasi sampai saat ini

Kapal nuklir adalah kapal yang digerakkan oleh tenaga nuklir yang dihasilkan reaktor nuklir yang ditempatkan didalam kapal. Karena alasan keselamatan dan politik kapal nuklir saat ini tidak digunakan untuk kapal sipil tetapi hanya digunakan untuk kebutuhan militer. Memang ada beberapa kapal yang digunakan oleh sipil yaitu kapal Arktika class NS 50 Let Pobedy sebagai kapal yang digunakan untuk penelitian di kutup, beberapa kapal niaga yang dibangun seperti kapal Sevmorput dari Rusia. Karena alasan kemanusiaan kapal-kapal niaga nuklir banyak yang di pensiunkan bahkan Kapal NS Mutsu, Japan, 1970–1992 tidak pernah digunakan untuk mengangkut muatan sampai akhirnya penggerak nuklir digantikan mesin diesel.

Kapal Nuklir mempunyai keunggulan yaitu tidak membutuhkan udara dalam proses pembakaran/reaksi nuklir serta tidak menghasilkan emisi gas buang sehingga sangat ideal untuk digunakan pada kapal selam.

Bila dunia kehabisan energi fossil, mungkin penggunaan nuklir akan dipertimbangkan kembali, masalah keekonomian akan mempengaruhi pengeambilan kebijaksanaan disamping tehnologi nuklir juga sudah semakin maju dan dapat dioperasikan dengan lebih aman.

Kapal Menurut Bahannya

sunting

Bahan untuk membuat kapal bermacam-macam adanya dan tergantung dari tujuan serta maksud pembuatan, biaya yang dimiliki, usia pakai kapal. Oleh karena itu dicari bahan yang paling ekonomis sesuai dengan keperluannya.

Kapal kayu

sunting

Kapal kayu adalah kapal yang seluruh konstruksi badan kapal dibuat dari kayu. Kayu yang digunakan dapat berupa kayu Sena, kayu Merbau, kayu Jati, jenis kayu yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan kayu yang dipergunakan untuk bagian-bagian konstruksi kapal kayu, yaitu[6]: Kualitas kayu yang baik; Kayu tidak celah cacat dan tidak pecah-pecah; Kayu tidak berlubang pada lingkaran tahun; Kayu harus tahan terhadap air,cuaca musim, jamur serangga; Kayu tidak mudah dimakan tiram dan tidak mudah lengkung.

Permasalahan yang ditemukan pada pembuatan kapal kayu adalah waktu pengerjaan yang relatif panjang, sulitnya untuk mendapatkan bahan baku kayu mengingat pemerintah sekarang gencar mengendalikan pencurian kayu, dibutuhkan keahlian yang tinggi dari para pengrajin sehingga belakangan ini kapal kayu digantikan dengan kapal serat kaca ataupun kapal besi.

Kapal serat kaca

sunting

Kapal serat kaca atau yang dikenal sebagai kapal fiberglass adalah kapal yang seluruh kontruksi badan kapal dibuat dari fiberglass. Kapal yang terbuat dari Fiberglass merupakan type kapal untuk kecepatan rendah sampai kecepatan tinggi, banyak digunakan sebagai kapal Patroli, kapal Negara, kapal pribadi, atau kapal untuk angkutan penumpang laut atau sungai, karena bobot yang ringan dan cukup kuat, sehingga kerja dari motor/mesin penggerak yang menggerakkan propeler dapat bekerja secara maksimal, mesin kapal fiberglas menggunakan mesin diesel yang diinstalasi didalam lambung kapal, atau dapat juga menggunakan mesin tempel.

Karena alasan keselamatan penumpang dibeberapa negara kapal serat kaca dilarang untuk mengangkut penumpang dan digantikan dengan kapal aluminium ataupun kapal baja. Serat kaca getas sehingga bila terjadi benturan dengan log kayu yang mengapung dapat mengakibatkan kulit kapal robek dapat fatal bagi kapal.

Kapal komposit

sunting

Kapal ferro cement adalah kapal yang dibuat dari bahan semen komposit yang diperkuat dengan baja sebagai tulang-tulangnya. Fungsi tulangan ini sangat menentukan karena tulangan ini yang akan menyanggah seluruh gaya-gaya yang bekerja pada kapal. Selain itu tulangan ini juga digunakan sebagai tempat perletakan campuran semen hingga menjadi satu kesatuan yang benar-benar homogen, artinya bersama-sama bisa menahan gaya yang datang dari segala arah.

Kapal baja

sunting

Kapal baja adalah kapal yang seluruh konstruksi badan kapal dibuat dari baja. Pada umumnya kapal baja selalu menggunakan sistem konstruksi las, sedangkan pada kapal-kapal sebelum perang dunia II masih digunakan konstruksi keling. Kapal pertama yang menggunakan sistem konstruksi las adalah kapal Liberty, yang dipakai pada waktu perang dunia II. Pada waktu itu masih banyak kelemahan-kelemahan pada sistim pengelasan, sehingga sering dijumpai keretakan-keretakan pada konstruksi kapalnya. Dengan adanya kemajuan-kemajuan dalam teknik pengelasan dan teknologi pembuatan kapal, kelemahan-kelemahan itu tidak dijumpai lagi. Keuntungan sistem las adalah bahwa pembuatan kapal menjadi lebih cepat jika dibandingkan dengan konstruksi keling. Disamping pada konstruksi las berat kapal secara keseluruhan menjadi lebih ringan.

Referensi

sunting
  1. History of Dragon Boat Racing [1]
  2. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
  3. Museum Bahari [2]
  4. Aneka Kapal dari Zaman ke Zaman [3]
  5. Mississippi River Commission. Corps Facts. United States Army Corps of Engineers.
  6. Kapal kayu [4]