Organisasi ini sendiri telah berdiri sejak 4 Mei 1956 di Bad Godesberg. Namun dalam beberapa tahun belakangan ini, PPI Jerman sedang dalam sebuah fase yang bisa dikatakan layaknya sebuah tubuh tanpa roh. Namun walaupun tanpa adanya PPI Jerman dalam beberapa tahun belakangan ini, beberapa PPI Cabang masih tetap menunjukan aktifitasnya dan masih bisa tetap eksis. Keberadaan beberapa PPI Cabang ini bagaikan anak ayam tanpa induknya, walaupun mereka tetap dapat menjalankan fungsinya masing-masing, tetapi tetap terasa kurang lengkap karena tidak adanya persatuan di antara PPI-PPI Cabang itu sendiri.

Wacana menghidupkan „Jasad“ PPI Jerman ini sendiri sudah terdengar sejak pertemuan Forum Reformasi Indonesia di Berlin, pada tanggal 26 November 2005. Namun sayang pertemuan itu masih belum mampu untuk merevitalisasi PPI Jerman. Ternyata para pelajar Indonesia di Jerman tidak semudah itu menyerah. Perjuangan menghidupkan kembali PPI Jerman kembali dibangkitkan, tepatnya saat diadakannya acara memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan di Berlin pada tanggal 4 dan 5 November 2006 di KBRI Berlin. Beberapa pelajar Indonesia dari beberapa kota di Jerman tidak menyia-nyiakan kesempatan yang sangat jarang itu. Di tengah kesibukan mengikuti seminar, mereka menyempatkan diri duduk bersama untuk membicarakan rencana revitalisasi PPI Jerman, yang sebenarnya sudah tercetus sejak satu tahun yang lalu. Pembicaraan yang diikuti pula oleh perwakilan dari KBRI Berlin itu memperoleh sebuah persamaan kata dari perwakilan pelajar Indonesia bahwa “Kami menginginkan adanya kembali PPI Jerman”. Ide itu sendiri mendapat dukungan penuh dari pihak KBRI Berlin. Selain memperoleh sebuah komitmen, para pelajar tersebut juga sepakat untuk mengadakan sebuah pertemuan lanjutan khusus untuk membicarakan tentang ide yang sudah terbengkalai selama beberapa waktu itu.

Pertemuan lanjutan setelah pertemuan informal di Berlin itu, diadakan di Goettingen pada tanggal 11 November 2006. Pertemuan yang dihadiri tidak kurang dari 10 perwakilan dari PPI Cabang di Jerman itu, melahirkan sebuah pernyataan yang disebut sebagai Manifesto Goettingen.

Manifesto Goettingen

sunting

Isi dari Manifesto Goettingen itu sendiri adalah :

“Dijiwai dengan semangat Peringatan Sumpah Pemuda dan Hari Pahwalan tahun 2006 serta dalam rangka melakukan revitalisasi PPI Jerman dalam pertemuan yang diadakan di Goettingen tanggal 11 November 2006, maka kami perwakilan PPI Cabang yang ada di Jerman dengan ini menyatakan :

  1. Sepakat untuk mengadakan SPA-Luar Biasa PPI Jerman dalam waktu sesegera mungkin.
  2. Tetap menggunakan AD/ART PPI Jerman terdahulu, dengan meminimalisir pelanggaran terhadap AD/ART dimaksud, sebagai dasar bagi penyelenggaraan SPA-Luar Biasa.
  3. Memberikan mandat/kepercayaan penuh kepada PPI Cabang Berlin untuk menyelenggarakan SPA-Luar Biasa PPI Jerman dimaksud.
  4. Segala detail dan teknis penyelenggaraan SPA-Luar Biasa dimaksud akan diamanatkan kepada Badan Pekerja (BP) yang ditunjuk untuk itu.”

Daftar Penanda-tangan Manifesto Goettingen:

sunting
  1. PPI Cabang Aachen
  2. PPI Cabang Berlin
  3. PPI Cabang Bonn
  4. PPI Cabang Darmstadt
  5. PPI Cabang Goettingen
  6. PPI Cabang Hannover
  7. PPI Cabang Karlsruhe
  8. PPI Cabang Kassel
  9. PPI Cabang Kiel
  10. PPI Cabang Stuttgart

Lahirnya Kembali PPI Jerman

sunting

Manifesto Goettingen ini membawa beberapa perwakilan pelajar Indonesia di Jerman untuk sekali lagi bertemu dalam SPA-Luar Biasa di Berlin pada tanggal 9 dan 10 Desember 2006. Dalam SPA-Luar Biasa itu dibentuk dua komisi. Komisi pertama bertugas mengamandemen AD/ART PPI Jerman yang dipandang sudah tidak aspiratif dan cenderung mengurangi kreatifitas dari PPI Cabang. Komisi kedua bertugas menyusun draft Program Kerja PPI Jerman periode 2006-2007.

Setelah selesai melaksanakan tugasnya, kedua Komisi tersebut melaksanakan rapat pleno yang salah satu agendanya adalah memilih ketua dan wakil ketua PPI Jerman. Setelah dilaksanakan pemungutan suara, akhirnya terpilihlah pasangan Achmad Aditya dari PPI Kiel dan Rizky Nugraha dari PPI Bonn. Selain telah terpilihnya Ketua dan Wakil Ketua PPI Jerman, dibentuk pula sebuah badan yang bernama Badan Pemeriksa Kegiatan dan Keuangan yang bertugas mengawasi jalannya kegiatan dan keuangan dari PPI Jerman.

Maka sejak saat itulah PPI Jerman secara de facto dan de jure sudah dapat dikatakan telah lengkap memiliki jasad dan roh. Semoga dengan adanya kembali PPI Jerman, dapat membantu pelajar Indonesia di Jerman untuk lebih memoles dirinya dengan hal-hal yang dapat meningkatkan end value dari sarjana-sarjana Indonesia.

Daftar PPI Cabang

sunting