Lagu ini mengisahkan tentang percintaan antara seorang bujang dan gadis dalam budaya Lampung. Dalam liriknya, kita diajak untuk merasakan kisah cinta yang penuh warna antara bujang dan gadis. Bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah Lampung yang dipadukan dengan puisi lama jenis pantun, seperti cangkang pantun. Melalui lagu ini, kita bisa merasakan pesan-pesan cinta yang dalam, terutama ketika bujang merasa kehilangan kekasihnya. Namun, selain cerita romantis, lagu ini juga memberikan pesan bijak kepada para bujang untuk berhati-hati dalam percintaan. Mereka diingatkan agar tidak mudah terperdaya oleh rayuan gadis-gadis yang tidak jujur, yang bisa membuat mereka sakit hati.

Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai:

Pang Lipangdang

I

Lipang - lipang dang,
Pang lipang dang ki lidang

Lipang - lipang dang,
Sakik lipang jak kundang

Yu yu payu yu payu kuterima,
Yu yu payu yu payu kaya dia

Atas gi atasan gi atas giyau giyauan,
Pulipang kita nanti pulipang kita nanti
Angon layau layauan

Wai awi kutadalom simpangan baturaja,
Ghelom bingi mak pedom ghelom bingi mak pedom
Niku tabinta juga

II

Lipang - lipang dang,
Pang lipang dang ki lidang

Lipang - lipang dang,
Sakik lipang jak kundang

Yu yu payu yu payu kuterima,
Yu yu payu yu payu kaya dia

Wailima pardasuka tanjung agung kedundung,
Ghadu saka mak tungga ghadu saka mak tungga
Angon ghadu tilangsung

Penyanamu mak gindam uwai di lambung talos,
Penyanamu mak tigham penyanamu mak tigham
Lah lawi payah nedos