Pelayaran Sungai dan Danau/Perairan Daratan yang Bisa Dilayari

Perairan pedalaman yang bisa dilayari terutama menjadi prasarana transportasi yang penting adalah pada sungai-sungai besar yang berada di Sumatera, Kalimantan dan Papua. Besarnya kapal yang bisa berlayar ke hulu tergantung kedalaman alur pelayarannya, dan bila diperlukan kedalaman dapat diatur ketinggiannya dengan menggunakan Kolam Pemindahan Kapal /Lock. Demikian pula halnya pelayaran di Danau akan menjadi layak bila danaunya besar seperti Danau Toba Di Sumatera Utara.

Perairan pedalaman di Indonesia

sunting

Jumlah alur pelayaran sungai dan danau yang bisa digunakan hanya terdapat pada pulau-pulau besar Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Angkutan yang berkembang saat ini lebih banyak angkutan penumpang dan barang bawaan penumpang ataupun untuk dagang. Belakangan ini yang berkembang luar biasa adalah angkutan barang tambang khususnya Batubara, hasil pertanian seperti minyak kelapa sawit beserta produk sampingannya.

Potensi angkutan sungai di Sumatera dan Kalimantan sebagai daerah penghasil pertambangan (batu bara, timah) dan perkebunan (karet, kelapa sawit dll), maka sungai-sungai besar seperti Sungai Siak, Sungai Indragiri, Sungai Musi, Sungai Lematang, Sungai Kapuas dapat ditingkatkan sebagai salah satu moda Transportasi alternative terhadap moda Transportasi lainnnya ang sudah ada selama ini. Operasinyapun didominasi oleh angkutan cargo dalam barges yang dirangkai hingga mencapai panjang ratusan meter dan ditarik dengan kapal tunda.

Dari data yang ada mengatakan bahwa mobilitas penumpang dan barang dengan menggunakan perairan daratan peranannya sampai saat ini masih dibutuhkan oleh masyarakat guna mendukung kegiatan mereka.

Tabel 2. Propinsi yang mempunyai sungai dan danau yang bisa dilayari[1]

No. Propinsi Sungai Danau
Jumlah Panjang, km Navigable Jumlah Luas, km2
1 NAD 10 1.749 660 1 490
2 Sumatera Utara 20 1.976 1.269 1 1.250
3 Sumatera Barat 4 391
4 Riau 21 2.747 2.082
5 Jambi 19 3.858 2.578 1 50
6 Sumatera Selatan 35 4.856 3.771 1 122
7 Lampung 8 695 530
8 Jawa Barat 1 122 22 3 205
9 Jawa Tengah 1 600
10 Jawa Timur 1 500 39
11 Bali 2 190
12 Kalimantan barat 11 1.227 760
13 Kalimantan Selatan 15 1737 1.223 1 40
14 Kalimantan Timur 17 4.089 2.786 3 390
15 Kalimantan Tengah 21 3.108 2.885
16 Sulawesi Selatan 9 548 222 4 120
17 Sulawesi Tengah 1 34
18 Sulawesi Tenggara 2 175 87
19 Sulawesi Utara 2 33
20 Papua 24 7.340 4.940 3 372
Jumlah 214 34.342 23.255 23 3.737

Potensi angkutan sungai di Sumatera dan Kalimantan sebagai daerah penghasil pertambangan (batu bara, timah) dan perkebunan (karet, kelapa sawit dll), maka sungai-sungai besar seperti Sungai Siak, Sungai Indragiri, Sungai Musi, Sungai Lematang, Sungai Kapuas dapat ditingkatkan sebagai salah satu moda Transportasi alternative terhadap moda Transportasi lainnnya ang sudah ada selama ini. Operasinyapun didominasi oleh angkutan cargo dalam barges yang dirangkai hingga mencapai panjang ratusan meter dan ditarik dengan tug boat.

Dari data yang ada mengatakan bahwa mobilitas penumpang dan barang dengan menggunakan perairan daratan peranannya sampai saat ini masih dibutuhkan oleh masyarakat guna mendukung kegiatan mereka.

Sungai-sungai besar di Indonesia

sunting

Beberapa sungai besar yang digunakan untuk pelayaran perairan pedalaman di antaranya:

Sungai Kapuas

sunting
 
Sungai Kapuas

Sungai Kapuas merupakan sungai yang berada di Kalimantan Barat yang melewati kota Pontianak. Sungai ini merupakan sungai terpanjang di Indonesia dengan panjang total 1.143 km. Sungai Kapuas menjadi urat nadi bagi kehidupan masyarakat di sepanjang aliran sungai ini. Sebagai prasarana transportasi alam yang murah, Sungai Kapuas digunakan untuk menghubungkan daerah satu ke daerah lain di wilayah Kalimantan Barat

Daerah Aliran Sungai (DAS)[2] Kapuas, yang membentang dari Kapuas Hulu Kabupaten sampai ke Kota Pontianak yang melintasi 5 kabupaten lainnya (Sintang Kabupaten, Melawi Kabupaten, Sekadau Kabupaten, Sanggau Kabupaten, Landak Kabupaten and Pontianak Kabupaten).

Sungai Barito

sunting

Barito adalah wilayah di sepanjang daerah aliran sungai (das) barito, khususnya yang termasuk wilayah provinsi kalimantan tengah. Di daerah hulu Sungai Barito wilayah Kabupaten Murung Raya terdapat beberapa anak Sungai Barito dapat dilayari seperti: Sungai Laung panjang 35,75 km, Sungai Babuat panjang 29,25 km, Sungai Joloi panjang 40,75 km, dan Sungai Busang panjang 75,25 km. Kedalaman dasar berkisar antara 3-8 m dan lebar badan Sungai lebih dari 25 m.

Di wilayah kabupaten Barito Utara, anak Sungai Barito adalah Sungai Montalat panjang 11,25 km, Sungai Teweh panjang 87,50 km dan Sungai Lahei panjang 77, 50 km. Di Kabupaten Barito Selatan terdapat 11 anak Sungai Barito yaitu: Sungai Jenamas panjang 3 km, Sungai Kelanis/Napu panjang 165 km, Sungai Mangkatip 160 km, Sungai Karau/Bangkuang panjang 120 km, Sungai Puning panjang 50 km, Sungai Ayuh panjang 100 km, Sungai Bamanen/Bundar panjang 20 km, Sungai Tabuk/Buntok kota panjang 20 km, Sungai Telang panjang 10 km, Sungai Janggi panjang 10 km, Sungai Bahaur panjang 50 km.

Di antara perbatasan kabupaten Barito Selatan dan kabupaten Barito Kuala, terdapat anak Sungai Barito yang masuk dalam wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara yakni Sungai Paminggir, menghubungkan ke Danau Panggang kabupaten Hulu Sungai Utara. Di Kabupaten Barito Kuala terdapat beberapa anak Sungai Barito, yakni: Sungai Ulak panjang 30.2 km, Sungai Seluang panjang 38 km, Sungai Belawang panjang 38.6 km, Sungai Pelingkau panjang 38.7 km, Sungai Sabrang panjang 39.8 km, Sungai Belandean panjang 46.7 km kabupaten Kuala Kapuas Kalimantan Tengah. Sungai Barito memiliki dua anak Sungai yang besar yaitu Sungai Bahan atau Nagara dan Sungai Martapura. Sungai Nagara memiliki beberapa cabang Sungai yakni Tabalong, Balangan, Pitap, Alai, Amandit dan Amas, tempat bermukim sebagian besar penduduk Kalsel. Kota penting di wilayah tersebut antara lain Tanjung, Amuntai, Barabai, Kandangan, Rantau dan Negara yang berada di daerah kaki pegunungan Meratus, kota-kota ini disebut dengan istilah Hulu Sungai. Adapun Sungai Martapura melewati kota Banjarmasin dan Martapura. Selain anak Sungai dan cabang Sungai Barito, di Kabupaten Barito Kuala terdapat tiga buah kanal buatan yang disebut Anjir untuk menghubungkan Sungai Barito dengan Sungai Kapuas, yakni Anjir Talaran, Anjir Serapat dan Anjir Tamban

Sungai Mamberamo

sunting

Sungai Mamberamo adalah sebuah sungai sepanjang 670 km yang terletak di sebelah selatan Pegunungan Foja, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Nama "Mamberamo" berasal dari bahasa Dani — mambe berarti 'besar' dan ramo berarti 'air'. Beberapa suku terasing bermukim di lembah sungai yang kaya akan keanekaragaman hayati ini. Sumber air sungai ini berasal dari pertemuan antara beberapa anak sungai utama, yaitu Tariku, Van Daalen dan Taritatu. Air lalu mengalir ke arah utara melalui lembah Pegunungan Van Rees guna mencapai bagian delta yang berawa dataran rendah. Sungai ini akhirnya bermuara di Samudra Pasifik di titik utara Tanjung D'Urville. Danau Rombebai dan Bira terletak di sepanjang aliran sungai

Sungai Musi

sunting

Sungai musi adalah sebuah sungai yang terletak di provinsi Sumatra Selatan, indonesia. Dengan panjang 750 km, sungai ini merupakan yang terpanjang di pulau Sumatra. Sejak masa kerajaan Sriwijaya, sungai ini terkenal sebagai sarana utama transportasi masyarakat. Di tepi sungai musi terdapat pelabuhan Boom Baru dan museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Sungai Musi membelah kota Palembang menjadi dua bagian kawasan: Seberang Ilir di bagian Utara dan Seberang Ulu di bagian Selatan. Sungai Musi, bersama dengan sungai lainnya, membentuk sebuah delta di dekat kota sungsang. Mata airnya bersumber di daerah Kepahiang, Bengkulu. Sungai Musi merupakan muara sembilan anak sungai besar, yaitu sungai Komering, Rawas, Batanghari, Leko, Lakitan, Kelingi, Lematang, Semangus, dan Ogan.

Sungai Siak

sunting

Sungai Siak adalah sebuah sungai yang terletak di provinsi Riau. Indonesia. Sungai ini berada dalam jalur pelayaran internasional. Di hulu sungai ini terdapat pabrik-pabrik kelapa sawit yang diduga melakukan pencemaran. Sebuah jembatan, Jembatan Siak sedang dibangun untuk melintasi sungai ini, namun diprotes karena tingginya hanya 23 meter sehingga menghalangi arus lalu lintas kapal tanker.

Danau besar di Indonesia

sunting
 
Danau Toba di Sumatra, Indonesia.

Di Indonesia[3] terdapat kurang lebih danau kategori besar > 50 ha sebanyak 500 buah. Danau tersebut tersebar merata di setiap pulau besar Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Sebaliknya waduk besar sebagian besar berlokasi di P.Jawa. Selain kategori danau besar terdapat juga danau kecil yang jumlahnya ribuan dan waduk kecil yang disebut embung. Berikut ditunjukkan beberapa danau dan waduk yang populer di Indonesia:

Danau Toba

sunting

Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir. Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Danau Maninjau

sunting

Maninjau yang merupakan danau vulkanik ini berada di ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut. Luas Maninjau sekitar 99,5 km² dan memiliki kedalaman maksimum 495 meter. Cekungannya terbentuk karena letusan gunung yang bernama Sitinjau (menurut legenda setempat), hal ini dapat terlihat dari bentuk bukit sekeliling danau yang menyerupai seperti dinding. Menurut legenda di Ranah Minang, keberadaan Danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan.

Danau Sentani

sunting

Danau Sentani[4] di Papua terletak antara 20.33 hingga 2041 LS dan 1400.23 sampai 1400 38 BT. Berada 70 – 90 m diatas permukaan laut. Terletak juga di antara pegunungan Cyclops. Merupakan danau Vulkanik. Sumber airnya berasal dari 14 sungai besar dan kecil dengan satu muara sungai, Jaifuri Puay. Diwilayah barat, Doyo lama dan Boroway, kedalaman danau sangat curam. Sedangkan sebelah timur dan tengah, landai dan dangkal, Puay dan Simporo. Disini juga terdapat hutan rawa di daerah Simporo dan Yoka. Dalam beberapa catatan disebutkan, dasar perairannya berisikan substrat lumpur berpasir (humus). Pada per-airan yang dangkal, ditumbuhi tanaman pandan dan sagu. Luasnya sekitar 9.360 Ha dengan kedalaman rata rata 24,5 meter. Disekitaran danau ini terdapat 24 kampung tersebar dipesisir dan pulau-pulau kecil yang ada ditengah danau.

Waduk Jatiluhur

sunting

Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta).Bendungan Jatiluhur adalah bendungan terbesar di Indonesia. Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda, dengan panorama danau yang luasnya 83 km2. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor asal Perancis, dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9 milyar m3 / tahun dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia.

Waduk Gajahmungkur

sunting

Berlokasi 35 km ke arah selatan Solo. Dengan luas 83 km2 Waduk Gajah Mungkur dibangun untuk mencegah banjir tahunan yang sering melanda daerah tersebut, juga untuk pengairan daerah sekitarnya. Waduk ini dikelilingi objek wisata berpemandangan indah, sehingga menyenangkan untuk kegiatan rekreasi seperti memancing dan berbagai olah raga air macam ski air, berperahu, dan paralayang.

Terusan/Kanal

sunting
 
Anjir Serapat yang menghubungkan sungai Kapuas dengan sungai Barito

Di Indonesia belum banyak dibangun terusan/kanal, hanya ada beberapa anjir yang dibangun di pulau Kalimantan. Anjir adalah kanal atau sungai buatan yang menghubungkan dua sungai di Kalimantan, seperti Anjir Kalampan yang menhubungkan Sungai Kahayan dengan Sungai Kapuas, Anjir Serampat yang menghubungkan Sungai Kapuas dan Sungai Barito. Permasalahan yang ditemukan pada anjir untuk mengalirkan lalu lintas kapal, perahu adalah:

  1. Dalam musim kemarau, air dari hulu berkurang sehingga anjir tidak bisa dilayari oleh kapal,
  2. Pendangkalan akibat sedimentasi,
  3. Pasang surut, khususnya pada anjir Serampat yang sangat dipengaruhi oleh pasang surut laut.

Beberapa kanal yang dibangun untuk menghubungkan dua laut yang dipisahkan oleh daratan yang populer adalah:

  • Terusan Suez di sebelah barat Semenanjung Sinai, merupakan terusan kapal sepanjang 163 km yang terletak di Mesir, menghubungkan Pelabuhan Said (Būr Sa'īd) di Laut Tengah dengan Suez (al-Suways) di Laut Merah. Terusan Suez dibuka tahun 1870 dan dibangun atas prakarsa insinyur Prancis yang bernama Ferdinand Vicomte de Lesseps[5].
  • Terusan Panama[6] yang dibuka pada 15 Agustus 1914 memotong tanah genting Panama sepanjang 82 km, menghubungkan Teluk Panama di Samudra Pasifik dengan Laut Karibia di Samudra Atlantik.

Short Sea Shipping

sunting

Konsep Short Sea Shipping atau pelayaran jarak pendek yang memanfaatkan alur pelayaran sungai serta pelayaran pantai yang banyak dikembangkan di Eropa khususnya Eropa Utara, Amerika Serikat serta beberapa negara Asia seperti di Tiongkok, Hongkong. Sistem ini memanfaatkan infrastruktur seadanya untuk mengangkut muatan melalui peti kemas ataupun kapal Ro-ro dari pedalaman ke pelabuhan pantai terdekat ataupun melakukan pemindahan muatan (khususnya peti kemas) di tengah laut.

Unsur-unsur Short sea shipping

sunting

Dalam penyelenggaraan Short Sea Shipping terdapat beberapa unsur-unsur yang terkait, yaitu :

  1. Barges/Tongkang (dengan atau tanpa proppeler);
  2. Tow/Gandengan;
  3. Dermaga Tongkang : a. Dengan fasilitas crane untuk pelayanan Lift On – Lift Off (Lo – Lo); b. Tanpa fasilitas crane untuk pelayanan Roll On – Roll Off (Ro – Ro);
  4. Fasilitas ramp agar truk bisa langsung ke barge/tongkang;
  5. Lintasan pelayaran adalah sepanjang garis pantai (coastal) atau perairan sungai
  6. Vessel (kapal utama yang dilengkapi dengan mother crane);

Di Eropa dan Amerika Serikat, penerapan konsep Short Sea Shipping, telah berhasil mengatasi beberapa permasalahan yang disebabkan oleh penyelenggaraan Angkutan Barang. Short Sea Shipping menjadikan distribusi barang menjadi lebih efektif dan efisien. Disamping itu penerapan Short Sea Shipping telah berhasil meningkatkan pergerakan barang, menurunkan tingkat polusi udara, menurunkan biaya pengiriman barang dan menurunkan biaya infrastruktur yang harus dikeluarkan Pemerintah (Penghematan APBN).

Konsep pelayanan

sunting
 
Jaringan pergerakan angkutan barang yang memanfaatkan semua moda angkutan

Konsep pelayanan short sea shipping adalah:

  • transportasi multi moda jalan, kereta api dan laut dengan pendekatan maximasi angkutan laut, peti kemas menjadi bentuk utama disamping itu masih dimungkinkan juga pengembangan truk trailer (low bed untuk memaksimalkan ruang kapal) roll on-roll off tanpa head tractor, pelayanan teratur.
  • Pemanfaatan peti kemas lebih diarahkan untuk mempercepat bongkar muat barang, mengurangi peran gudang
  • Jaringan jalan atau kereta api diarahkan berpola radial ke pelabuhan seperti ditunjukkan dalam gambar berikut:
  • Optimasi semua jalan air yang dimungkinkan berupa sungai, kanal ataupun pelayaran pantai.
 
Model transportasi pedalaman

Dengan perkembangan peti kemas sebagai perangkat transportasi multi moda akan mendorong pertumbuhan penggunaan peti kemas lebih jauh lagi karena mulai akan terlihat manfaat dari penggunaan peti kemas dari sisi kemananan barang yang diangkut, kemudahan perpindahan moda serta kecepatan penanganan angkutan yang pada gilirannya akan memberikan dampak terhadap menurunnya biaya transport secara keseluruhan.

Referensi

sunting
  1. Direktorat LLASDP: Gambaran Ringkas Transportasi Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan, Jakarta 2009
  2. Kondisi Umum DAS Kapuas [1]
  3. Pengelolaan Danau dan Waduk di Indonesia [2]
  4. Indahnya Danau Sentani di Bumi Cenderawasih [3]
  5. Ferdinand Vicomte de Lesseps, tokoh pembuat Terusan Suez[4]
  6. Kisah Terusan Panama, Si Pembelah Benua [5]