Pergerakan Sarinah

Perempuan perempuan selalu bisa menegaskan identitas kelompok ketika berada dalam masa masa sulit menerpa kelompok nasionalis di Indonesia. Tahun 1965 ketika di Jakarta terjadi peristiwa GESTOK (gerakan 1 Oktober 1965) dikenal trio ASU yang terdiri dari : Ani Sungkono, Srie Atiedah, Suprapti. Mereka dikenal sebagai perempuan anggota keputrian organisasi kemahasiswaan GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia). Banyak penangkapan dan tuduhan terhadap aktivis GMNI, yang membuat banyak anggota menghilangkannya sebagai bagian dari identitas personal. Pada masa itu para anggota keputrian GMNI berani mengambil sikap tegas untuk tetap membawa identitas GMNI dalam kesehariannya dimasa masa sulit seperti itu. Mereka juga yang menggalang bantuan utk kawan kawan yg dipenjara dan sekedar penyambung berita bagi keluarga dari kawan kawan yang ditahan.

Suprihatin (belakangan memakai nama Suprapti Hasanudin) sebagai ketua menyatakan dengan tegas tuntutannya untuk meminta pembebasan para pengurus dan anggota GMNI yang ditangkap oleh pemerintah1. Pernyataan tersebut bisa dianggap sebagai sebuah prestasi yg memerlukan keberanian, apalagi pada kondisi ketika anggota lelaki lintang pukang menyelamatkan diri sendiri dan menolak melekatkan GMNI sebagai identitas organisasinya karena takut ditangkap oleh pemerintah OR-BA. Gadis gadis anggota keputrian justru dengan bangga mengaku sebagai GMNI karena merasa yakin GMNI berbeda dengan komunis sehingga tidak perlu takut ditangkap. Peristiwa lainnya adalah ketika pemerintah orde Baru menegaskan soal asas tunggal Pancasila. Kelompok organisasi nasionalis berusaha bertahan memakai azas marhaenisme, demikian pula dengan organisasi kemahasiswaan GMNI pada waktu itu. Pilihan pilihan itu membuat organisasi mengalami kebuntuan konsolidasi karena perubahan format struktur berdampak pada pergaulan sehari hari di organisasi. Presidium GMNI dan GMNI Jakarta raya pada masanya berjalan dengan koordinasi yg berbeda pilihan azas. Tetapi dinamika pergaulan kemahasiswaan menuntut kreatifitas menembus kebuntuan tersebut. Dalam rakernas GMNI tahun 1977 di Yogyakarta diputuskan diperlukan kegiatan kursus kader keputrian dan pers. Utusan anggota GMNI putri yg hadir antara lain Siti kustimah (farmasi Untag),Nunuk anugrohowati (fia Untag),Wahyuning Widayati(FH UI), Astianti (Akademi Pimpinan Perusahaan/APP),Iin (APP),Made (akademi pendidikan kesehatan dan sanitasi),Sri Utari (ASMI).

Maka ditahun 1980 diselenggarakanlah kegiatan LAKADRI (Latihan Kader Putri) GMNI Jakarta Raya. Sdr. Wahyuning Widayati dari UI ditunjuk menjadi ketua panitianya. Belakangan alumni pelatihan LAKADRI membentuk Laskar Sarinah yang diambil dari nama buku Sukarno mengenai pergerakan Perempuan. Pimpinan pertamanya ditetapkan sdr. Wahyuning Widayati.

Sejak itu upaya menggunakan sarinah sebagai sebutan sebagai anggota perempuan mulai ditularkan kecabang cabang GMNI diwilayah lainnya.Secara resmi di AD ART GMNI tahun disebut Korps Sarinah untuk menyebut pengganti sebutan kelompok keputrian maupun laskar sarinah yg digunakan sebelumnys Tahun 2011 ketika alumni GMNI mulai merapihkan keorganisasiannya, dirasakan keperluan untuk membuat para sarinah berkumpul dalam lembaga yang berbeda.Proses yang berkembang kemudian adalah terbentuknya organisasi Pergerakan Sarinah yang membuka diri untuk menerima orang diluar anggota maupun alumni GMNI untuk bersama sama membesarkan perkumpulan Pergerakan Sarinah sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang disepakati. Pendiriannya diinisiasi oleh perempuan dan lelaki. Demikian pula struktur kepengurusan memperbolehkan para lelaki terlibat sebagai penasehat organisasi. Program kerja disepakati untuk dipertajam pada isu lingkungann hidup [1][2] , Kemiskinan dan kesehatan. sementara utk politik, Pergerakan sarinah hanya berusaha mengedukasi pengetahuan politik [3] anggota dengan tidak terlibat pada politik praktis.

MARS PERGERAKAN SARINAH

Syair/lagu: Adhi Ayoe Yanthy

Tatap kedepan penuh semangat Teguh bersikap perempuan Indonesia Sigap bekerja penuh cinta Tulus berdoa untuk Indonesia

Semangat Trisakti kami bergerak Menjadi pandu untuk Indonesia Menjaga negeri dengan setia Tulus bekerja utk Indonesia

Reff. Berpikirlah cerdas wahai sarinah Bergeraklah maju wahai sarinah Memakmurkan nusantara Mencerdaskan bangsa Indonesia Menegakkan Indonesia raya Reff.

..... menegakkan Indonesia Raya........

Ide dasar menjadikan buku Sarinah sebagai inspirasi banyak ditulis aktivis pergerakan sarinah, Yully Khusniah menulis tentang Pemikiran Soekarno tentang Sarinah dan Pergerakan Perempuan[4], Ruth menulis evolusi gerakan perempuan yang terpenggal [5],Rini Maghi [6][7] ada refleksi simbolik [8] juga dalam bentuk kegiatan literasi [9] LOGO PERGERAKAN SARINAH [10]

1. wawancara Suprapti Hasanudin, 2017

1,2,3 Hasil raker dpp pergerakan sarinah tanggal