Permainan Anak Tradisional Kalimantan Selatan/Babanga

Babanga merupakan salah satu permainan tradisional khas Kalimantan Selatan, yang umumnya dimainkan oleh anak laki-laki, minimal dua orang atau lebih.

Tidak diketahui secara pasti apa makna kata Babanga. Namun, menurut penuturan para informan, permainan ini pertama kali ditemukan di daerah Margasari, Kecamatan Candi Laras Utara, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, sekitar 140 km dari Kota Banjarmasin.[1]

Alat Permainan sunting

Permainan ini memerlukan sekumpulan pidak atau biji karet, bisa juga diganti dengan kemiri, atau dalam Bahasa Banjar disebut kaminting. Seiring dengan perkembangan zaman, ada pula beberapa orang yang menggantinya dengan kelereng.

Masing-masing pemain menentukan satu pidak atau biji karet sebagai undas. Biasanya undas yang dipilih merupakan biji karet yang lebih besar, padat, dan memiliki bobot atau berat.

Cara Bermain sunting

 
Permainan Babanga memerlukan sekumpulan biji karet (pidak) yang diletakkan di dalam lingkaran, kemudian setiap pemain membidiknya sebagai target.
 
Sekumpulan anak sedang mengelilingi lingkaran dalam permainan Babanga.

Setiap pemain bersepakat untuk mengumpulkan biji karet dengan jumlah yang sama, misal masing-masing pemain menyetorkan lima biji karet. Biji karet yang terkumpul kemudian dimasukkan ke dalam lingkaran yang digaris di atas tanah, bisa juga menggunakan kapur jika bermain di atas permukaan lantai kayu atau semen. Diameter lingkaran mulai dari 15 cm, dan akan menyesuaikan jumlah biji karet. Jika banyak, maka lingkaran yang dibuat akan semakin besar.

Para pemain akan berkumpul di garis awal, kurang lebih 3 (tiga) meter dari lingkaran tersebut. Setiap pemain akan melakukan metode hompimpa atau basiun untuk menentukan urutan permainan.

Pemain pertama akan melempar undasnya menuju lingkaran. Jika ada biji karet yang keluar dari lingkaran, maka pemain itu berhak untuk mendapatkannya. Namun jika tidak ada biji karet yang keluar, maka undas-nya akan dibiarkan di tempat ia terjatuh. Permainan kemudian dilanjutkan oleh orang kedua, dan seterusnya.

Undas para pemain yang terjatuh di luar lingkaran, akan dilihat terlebih dahulu, mana yang paling dekat dengan lingkaran, maka ia yang akan melanjutkan permainan di urutan pertama, membidik kumpulan biji karet yang ada di lingkaran. Semakin dekat dengan lingkaran, maka akan semakin mudah.

Namun, jika undas salah satu pemain masuk ke dalam lingkaran, maka pemain tersebut tidak diperbolehkan melanjutkan permainan sampai seluruh biji karet yang ada di dalam lingkaran telah habis keluar dan diambil oleh pemain lainnya. Jika biji karet di dalam lingkaran tinggal sedikit atau habis, maka masing-masing pemain akan kembali menyetorkan biji karet miliknya, dengan jumlah yang sama sesuai kesepakatan.[2]

Pemain yang mendapatkan biji karet paling banyak di akhir permainan Babanga, maka ia dinobatkan sebagai juaranya.

Nilai Permainan sunting

Permainan Babanga dapat mempererat persahabatan, melatih kejelian serta strategi dalam membidik suatu target.

Referensi sunting

  1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1981). Permainan Rakyat Daerah Kalimantan Selatan. hlm. 5.
  2. Seman, Syamsiar (2006). Permainan Tradisional Orang Banjar. Banjarmasin: Lembaga Pendidikan Banua Banjarmasin. hlm. 8. ISBN: 979-15063-2.