Permainan Tradisional "Catur" di Indonesia/Catoe (Aceh)
Di Aceh, permainan catoe terdiri dari dua tipe, yaitu catoe rimueng dan catoe perang.[1] Keduanya memiliki perbedaan pada karakter yang digunakan. Catoe rimueng memiliki karakter berbasis hewan, yaitu rimau dan kambing.[2] Dalam bahasa Melayu, rimau memiliki arti harimau. Sedangkan, catoe perang menggunakan sosok yang sangat dekat dengan rakyat Aceh, yaitu Teuku Umar dan pasukan Belanda. Hal ini membuat catoe perang lebih dikenal dengan sebutan catur Teuku Umar.
Permainan ini memiliki kelekatan dengan perjuangan rakyat Aceh di bawah pimpinan Teuku Umar ketika masa penjajahan Belanda.[3] Kala itu, Teuku Umar sempat berpura-pura untuk menjadi antek Belanda, dan kemudian membantu rakyat Aceh untuk melakukan perlawanan. Permainan ini menggunakan sosok Teuku Umar untuk mengingatkan kembali bagaimana perjuangannya untuk mengusir pasukan Belanda dari wilayah Aceh. Teuku Umar mampu menunjukkan bagaimana sosok kepemimpinan yang baik dan semangat untuk memumpuk nilai-nilai kebangsaan terhadap penerus bangsa nantinya.
Kedekatan permainan ini dengan sosok Belanda membuat permainan ini dikenal sampai di Belanda. Di sana, permainan ini mulai beredar sejak tahun 1896 dengan nama Toekoe Oemar Spel.[4] Berbeda dengan Indonesia, Belanda menjadikan permainan ini sebagai media untuk mengingatkan kolonialisme yang pernah dilakukan oleh Belanda terhadap rakyat Aceh.
Pola permainan yang digunakan catur Teuku Umar sama dengan permainan macanan. Namun, kedua permainan ini memiliki jumlah pion yang berbeda. Pion yang digunakan pada catur Teuku Umar berjumlah 20 pion untuk pasukan Belanda dan 1 pion yang melambangkan Teuku Umar.
Aturan Permainan
suntingAturan permainan catur Teuku Umar memiliki sedikit modifikasi dari aturan yang berlaku di permainan macanan.
- Kedua pemain melakukan suit untuk menentukan karakter yang ingin dimainkan.
- Di awal permainan, pion Teuku Umar diletakkan di tengah arena dan dikelilingi oleh 8 pion pasukan Belanda. Sisa dari pion pasukan Belanda disimpan oleh pemain yang memainkan karakter pasukan Belanda.
-
Posisi pion di awal permainan catur Teuku Umar.
- Giliran pertama dijalankan oleh Teuku Umar. Pada giliran ini, Teuku Umar bebas melangkahi pion pasukan Belanda. Di permainan ini, pion Teukur Umar dapat melangkahi pion pasukan Belanda jika berjumlah ganjil dan dalam satu garis lurus. Pion yang sudah dilangkahi menjadi milik pemain yang memainkan Teuku Umar.
-
Contoh pergerakkan pion Teuku Umar pada giliran pertama.
-
Pion pasukan Belanda yang sudah dilangkahi menjadi milik pemain Teuku Umar.
- Giliran kedua dijalankan oleh pasukan Belanda. Pemain bisa menggerakkan pion yang ada di arena sebanyak 1 langkah atau menambahkan 1 pion dari tangan ke arena.
-
Salah satu contoh pemain pasukan Belanda menambahkan pion di tangan ke dalam arena.
-
Salah satu contoh pemain pasukan Belanda menggerakkan pionnya di dalam arena.
- Permainan dilanjutkan secara bergiliran antara Teuku Umar dan pasukan Belanda.
-
Setelah pasukan Belanda mengambil gilirannya, Teuku Umar menggerakkan pionnya.
-
Kemudian, pasukan Belanda bisa mengambil gilirannya (menambahkan pion ke arena atau menggerakkan pion di arena).
-
Pion Teuku Umar juga dapat bergerak satu langkah di setiap gilirannya.
Pemainan dinyatakan selesai jika terpenuhi salah satu kondisi berikut.
- Teuku Umar berhasil mengambil pasukan Belanda sampai jumlah pasukan tidak cukup untuk mengepung Teuku Umar. Pada kondisi ini, Teuku Umar dinyatakan sebagai pemenang.
- Pasukan Belanda berhasil mengepung pion Teuku Umar sehingga Teuku Umar tidak bisa bergerak ke arah mana pun. Pada kondisi ini, pasukan Belanda dinyatakan sebagai pemenang.
Permainan Sejenis
suntingPermainan catoe memiliki kemiripan dengan permainan yang dikenal di daerah lain dengan nama yang berbeda.
Referensi
sunting- ↑ Fe, Eci (2020). Buku Pintar Olahraga & Permainan Tradisional. Yogyakarta: Laksana.
- ↑ Aifa (2020). Ragam Permainan Tradisional di Indonesia. Yogyakarta: DIVA Press.
- ↑ Putra, Ridho Darmansah (2022). Analisis Kepemimpinan Tengku Umar dalam Perjuangan Melawan Belanda. Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP Universitas Jambi, Vol. 1 No. 1.
- ↑ Drieenhuizen, Caroline (2016). Het spel van Teuku Umar: laat negentiende-eeuwse Nederlandse bordspelletjes als koloniaal discours. Locus. Tijdschrift voor studenten en docenten Cultuurwetenschappen aan de Open Universiteit 39, pp. 30-35.
- ↑ BPIP RI (2021). Pancamain: Catur Teuku Umar. Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=Np0XzokkHaE