Permainan Tradisional Anak-Anak Kalimantan Selatan yang Jarang Orang Tahu/Babintih
Babintih adalah permainan tradisional dari Kalimantan Selatan, dimana di daerah Pagatan, Kabupaten Tanah Bumbu, permainan ini disebut dengan permainan Malanca bila Permainan ini sering dijadikan ajang hiburan saat acara selamatan, perkawinan, dan sebagainya.[1]
Para pemain sering menggunakan telur kalimbuai atau keong sawah yang dioleskan ke kaki sebagai penahan rasa sakit. Selain itu, para pemain juga membacakan suatu mantra ke kaki seperti pantun atau ayat-ayat Al-Qur'an.[1]
Cara melakukan permainan
suntingPermainan ini dilakukan dengan cara memukul atau menendang dengan kaki bagian tulang kering dan diarahkan ke kaki bagian belakang lawan di antara lutut dan mata kaki. Permainan ini memiliki beberapa aturan, di antaranya pemain boleh boleh memukul atau menendang lawan setelah lawan siap untuk dipukul atau ditendang, hanya boleh menendang di daerah antara lutut dengan mata kaki, pemain tidak boleh menghindar atau menjauhkan diri untuk menghindari hal - hal yang tidak diinginkan, dan pemain yang mampu menahan pukulan atau tendangan berhak mengadakan pukulan/tendangan balasan. Seorang pemain dinyatakan kalah jika dia tidak mampu menahan pukulan atau tendangan lagi, dimana pemain tersebut tidak boleh lentur dan tidak boleh tergeser dari tumpuannya semula, tidak hanya menahan rasa sakit saja. Pemain yang kalah tidak boleh lagi melawan pemain yang menang. Sebaliknya, pemain yang menang bisa main lagi asalkan dia berani dan lawannya sepadan dengannya.[1]