Permainan Tradisional Anak-Anak Kalimantan Selatan yang Jarang Orang Tahu/Tandik Pilanduk
Tandik Pilanduk adalah suatu permainan tradisional dari Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, yang membuat pemain meloncat-loncat seperti pelanduk atau kancil. Pemain tersebut melakukan hal yang demikian untuk menghindari kakinya dari jepitan empat buah tongkat yang digerakkan oleh empat orang pemain lain. Permainan ini biasanya dilakukan saat musim tanam padi dan palawija, dimana dilakukan untuk melepas rasa lelah selama menaman padi dan palawija di ladang. Di daerah lain, permainan ini disebut manugal.[1]
Cara melakukan permainan
suntingPermainan ini dilakukan oleh lima orang, yaitu satu orang yang bertindak seperti pelanduk yang berloncat-loncat untuk menghindari diri dari jepitan tongkat dan empat orang lainnya bertindak sebagai penggerak empat tongkat yang telah disediakan. Tongkat-tongkat tersebut berasal dari asak (tongkat yang dipakai untuk melubangi ladang agar benih dapat ditanam pada ladang tersebut).[1]
Empat orang pemain yang menjadi penggerak asak berjongkok dengan posisi dua orang saling berhadapan sehingga membentuk tanda tambah (+) dengan lubang berbentuk persegi di tengahnya. Setelah aba-aba telah dibunyikan, para pemain ini akan merapatkan dan merenggangkan asak sesuai irama. Saat dua dari empat asak yang digunakan berada pada kondisi renggang, pemain yang berperan sebagai pelanduk berloncat-loncat di antara renggangan tersebut. Saat permainan, orang-orang di sekitar mereka akan bersorak-sorai untuk menyemangati mereka.[1]
Dalam melakukan permainan ini, semua pemain harus mengikuti irama yang ditentukan agar pemain yang bertindak menjadi pelanduk tidak terjepit oleh asak. Bila hal ini bisa terjadi, kaki pemain tersebut akan terluka dan bengkak. Bahkan ada kepercayaan bahwa jika kaki pemain terjepit oleh asak dalam permainan ini, maka umurnya menjadi lebih pendek.[1]