Permainan Tradisional Kabupaten Ciamis/Folklor dalam Permainan Tradisional

Folklor dalam Permainan Tradisional

Permainan tradisional atau permainan rakyat merupakan bagian dari folklor. Permainan rakyat (folk games) termasuk ke dalam folklor setengah lisan, sebab permainan tradisional tersebar dan diwariskan melalui lisan dan melalui tingkah laku masyarakat yang ditiru dan berlangsung dari generasi ke generasi. [1]

Kakawihan (folksong) dan kaulinan barudak (folk games) adalah dua hal yang tidak dipisahkan. Keduanya saling melengkapi dan keduanya merupakan dari bagian folklor.

Keberadaan permainan tradisional atau kaulinan barudak sudah tercatat dalam Naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian (SSKK) taun 1511 M. Pada naskah ini dijelaskan bahwa ahli dalam permainan itu disebut empu.

Hayang nyaho di pamaceuh ma: ceta maceuh, ceta nirus, tata-pukan babarongan, babakutrakan, ubang-ubangan, neureuy panca,munikeun le(m)bur, ngadu lesung, asup kana lantar, ngadu nini; sing sawatek (ka)ulinan ma, hempul tanya (Atja & Danasasmita, 1981).

'[Bila ingin tahu permainan, seperti: ceta maceuh. ceta nirus, tatapukan,pabarongan, babakutrakan, ubang-ubangan, neureuy panca, munikeun lembur, ngadu lesung. asup kana lantar, ngadu nini: segala macam permainan, tanyalah empul.]'[2]

Rujukan
  1. Sudaryat, Yayat. 2021. Etnolinguistik Sunda. Bandung: UPI Press.
  2. Atja & Danasasmita. 1981. Sanghyang Siksa Kandang Karesian. Bandung: Proyek Perkembangan Permuseuman Jawa Barat.