Permainan Tradisional Kabupaten Ciamis/Pengantar dan Latar Belakang

Pengantar dan Latar Belakang

Usia anak-anak adalah usia yang paling tepat untuk terus mematangkan kecerdasan, sistem saraf, sistem otot, dan sebagainya. Kematangan ini salah satunya ditunjukan melalui perkembangan kemampuan panca indera mereka. Selain itu sistem emosi, sosial, etika, dan intuitifnya pun perlu diasah sejak dini. Upaya ini tentu membutuhkan stimulus serta harus berlangsung dengan cara yang organik, sederhana, mengalir, dan menyenangkan. Bukan karena paksaan atau berlangsung di tempat yang membosankan seperti halnya ruangan kelas yang sempit, dan bukan pula dengan dihadapkan pada layar komputer atau telepon pintar. Untuk melatih itu semua, kita tentu memerlukan media pembelajaran yang tepat.

Disadari atau tidak, kaulinan barudak atau yang lebih dikenal dengan sebutan permainan tradisional merupakan salah satu media yang paling efektif dan efisien dalam perkembangan kecerdasan anak, sistem saraf, sistem otot, sistem emosi, sistem sosial, etika, dan sebagainya. Sebab usia anak-anak memang identik dengan usia atau waktunya bermain, usia yang paling menyenangkan. Dan melalui kaulinan barudak inilah norma-norma dan nilai-nilai edukasi pada anak ini tersampaikan secara tidak langsung, mengalir, dan dengan cara yang menyenangkan.

Sayangnya, di tengah gempuran modernisasi, kini kaulinan barudak tidak lagi digemari, tidak lagi menjadi media dalam pembelajaran yang organik. Kini, sungguh sudah sangatlah jarang anak-anak bersosialisasi atau pun bermain bersama. Yang ada kini, mereka asik sendiri dengan dunianya masing-masing. Padahal, dalam kebudayaan Sunda, kaulinan barudak telah tercatat sejak tahun 1511 dalam Naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian (SSKK). Artinya kehadiran kaulinan barudak yang tercatat pada naskah tersebut menggambarkan tentang kearifan lokal dalam memberikan ajaran dan tuntunan terhadap kebutuhan stimulasi anak. Hal ini diyakini, mengingat SSKK ini merupakan naskah kuno yang di dalamnya memuat tentang aturan, tuntunan ajaran agama, dan moral.

Permainan tradisional yang dewasa ini sudah semakin sulit untuk dijumpai, faktor penyebab yang paling signifikan adalah karena semakin banyaknya permainan-permainan digital yang hari demi harinya bermunculan di media elektronik. Jangankan di kalangan anak perkotaan, di masa kini, kalangan anak daerah atau yang tinggal di pedesaan pun hampir punah, dan semakin jarang ditemui anak-anak melakukan permainan tradisional. Permainan berbasis komputer dan telepon pintar, kini sudah menguasai dunia permainan anak-anak. Hal ini tentu sangat disayangkan, mengingat permainan tradisional itu sangat banyak memiliki manfaat dan kegunaan terutama dalam mengembangkan kecerdasan kinestetik anak.

Dengan demikian, mengingat keberadaan kaulinan barudak atau permainan tradisional di setiap daerah sudah semakin terancam kepunahannya, maka akan sangat bijak jika kita gencar dalam “mengabadikan” kearifan lokal ini. Paling tidak, kita sudah memiliki dokumentasi dan data yang jelas serta lengkap, jika di kemudian hari kemusnahan tak lagi terelakan. Harapannya, katalog ini akan terus berkembang dan dilengkapi ke depannya, sehingga bisa mendekati katalog paling lengkap, dan bisa memberikan gambaran tentang apa saja dan bagaimana permainan tradisional, khususnya permainan tradisional yang ada dan pernah ada di Kabupaten Ciamis.