Permainan Tradisional Kalimantan Selatan/Badurit
Badurit adalah permainan tradisional di Kalimantan Selatan. Badurit sendiri berasal dari kata “durit” yang berarti giliran terakhir sehingga berada di urutan paling belakang. Permainan ini melibatkan karet gelang sebagai bahan taruhan sekaligus alat permainan. Karet gelang sendiri adalah barang yang lumrah diperdagangkan di Kalimantan Selatan sehingga termasuk mudah untuk didapatkan.
Aturan Permainan
sunting- Pemain harus memiliki undas yang biasanya terbuat dari batu atau kayu yang berbentuk pipih dan berat sehingga tidak akan menggelinding setelah dilempar. Adapun kayu yang biasanya dipilih adalah kayu ulin atau yang disebut di daerah lain sebagai kayu besi karena berat dari kayu ini yang lebih dibanding kayu lainnya.
- Permainan juga menggunakan karet gelang sebagai bahan taruhan.
- Karet tersebut diletakkan pada bambu yang berukuran setidaknya tiga puluh sentimeter dan berada di tengah lapangan permainan yang kemudian disebut sebagai bilah pasangan.
- Lapangan permainan memiliki garis awal yang berjarak empat meter menuju bilah pasangan dan garis batas pelemparan yang berjarak dua meter dari bilah pasangan.
- Apabila pemain melempar undas tidak dapat melewati garis batas pelemparan atau berada tepat di atas garis tersebut, maka pemain tersebut tidak diperbolehkan untuk melanjutkan permainan.
- Apabila setelah melakukan pelemparan undas dan ternyata di antara dua pemain ada yang sejajar kedua undasnya, maka suten dilakukan untuk menentukan siapa yang terlebih dahulu bermain.
- Apabila terdapat pemain yang dalam tahap selanjutnya melempar dengan mengincar bilah pasangan dan ada karet yang jatuh, maka karet tersebut menjadi miliknya. Tetapi, apabila setelah melempar namun hanya sebagian yang jatuh dan menyisakan bagian yang masih ada di atas bilah pasangan, hal yang demikian tidak dihitung sehingga karet harus diatur ulang ke atas bilah pasangan.
Cara Bermain
sunting- Pada tahap pertama yang disebut bakacian, dimana pemain meletakkan karet gelang mereka di atas bilah pasangan untuk dijadikan taruhan.
- Setelah itu setiap pemain melemparkan undas melewati garis batas pelemparan. Pemain yang undasnya paling jauh dari garis tersebut akan mendapat giliran pertama, dan yang terdekat akan mendapatkan giliran terakhir.
- Setelah mengetahui giliran masing-masing, pemain mengambil undas miliknya sendiri kemudian kembali ke belakang garis awal untuk melakukan lemparan kedua yang kali ini mengincar bilah pasangan dengan tujuan untuk menjatuhkan karet gelang.
- Permainan berakhir jika tidak ada karet gelang lagi yang tersisa di atas bilah pasangan, atau dapat dimainkan ulang dari awal jika seluruh pemain telah mendapat giliran melempar namun masih ada karet yang tersisa sehingga harus ditambahkan lagi.
Referensi
sunting- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1980) (dalam bahasa Indonesia). Permainan Rakyat Daerah Kalimantan Selatan. hlm. 51-56.