Permainan Tradisional Kalimantan Selatan/Bagimpar
Bagimpar adalah sebuah permainan tradisional yang dimainkan di daerah Kalimantan Selatan. Bagimpar sendiri berasal dari kata “gimpar” yang berarti melempar dengan kaki. Hal ini dikarenakan unsur utama yang menjadi ciri khas dari permainan ini adalah adanya pelemparan menggunakan kaki pemain.
Aturan Permainan
sunting- Permainan dapat dilakukan secara individual atau perorangan alias satu lawan satu dan dapat juga dilakukan secara berkelompok dengan jumlah pemain 4-8 orang per kelompok.
- Pemain diharuskan memiliki undas yang biasanya berupa batu pipih dengan ukuran sekitar 7 cm x 5 cm. Hal ini dikarenakan pemain akan membawa undas tersebut ke lapangan dengan menggunakan punggung salah satu kaki.
- Ukuran undas tersebut diharapkan imbang antar pemain, tidak ada yang ukurannya lebih besar atau lebih kecil.
- Jika pemain menjatuhkan undas dari punggung kakinya, baik saat membawanya menuju lapangan maupun ketika akan melempar, dinyatakan gagal dan menjadi pemain yang pasang.
- Apabila permainan secara beregu, kelompok yang salah satu pemainnya menjatuhkan undas dari punggung kakinya dapat melakukan pembelaan. Jika pembelaan tersebut diterima, pemain tersebut dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya dan jika tidak maka pemain tersebutlah yang pasang.
- Lapangan harus memiliki tiga garis. Ketiga garis tersebut masing-masing dinamakan garis penaikan sebagai titik awal pelemparan, garis pasangan yang berada di tengah, dan garis pelemparan yang berada di ujung. Garis penaikan berjarak 6 m menuju garis pasangan, dan garis pelemparan berjarak 4 m dari garis pasangan.
Cara Bermain
sunting- Sebelum permainan, urutan pemain harus ditentukan dan biasanya melalui hompimpa atau suten.
- Permainan diawali dengan pemain berada di belakang garis penaikan dan menyiapkan diri untuk melakukan pelemparan undas.
- Pemain harus meletakkan undas di punggung salah satu kaki yang dirasa dominan agar dapat mengayunkan undas tersebut dengan menggunakan kaki yang telah dipilih dan mengincar garis pasangan. Pemain melakukan hal tersebut secara bergantian.
- Dari garis pasangan, pemain harus membawa undas tersebut dengan sebelah kaki menuju garis pelemparan dan berbalik setelah melewati garis pelemparan tersebut.
- Saat pemain kembali di dekat garis pasangan, dia harus melambungkan undas dari kakinya, menangkapnya dengan kaki itu pula, dan jika tidak berhasil maka pemain dianggap gagal sehingga harus menjadi yang pasang pada giliran berikutnya.
- Pemain dinyatakan sebagai pemenang jika berhasil melakukan seluruh tahapan.
Referensi
sunting- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1980) (dalam bahasa Indonesia). Permainan Rakyat Daerah Kalimantan Selatan. hlm. 61-67.