Permainan Tradisional Lampung/Main Bedikir

Nama permainan ini adalah bedikir, terjemahannya didalam bahasa Indonesia berzikir. Isinya merupakan puji-pujian terhadap Tuhan, Nabi dan para sahabatnya. Permainan ini ada dan berkembang setelah agama Islam masuk, sedangoleh para penyebar agama Islam. Cara pennainan mungkin sudah berobah dari daerah asalnya karena sudah disesuaikan dengan adat istiadat di daerah setempat. Pennainan ini dilakukan oleh orang laki-laki dewasa dan orang tua, tanpa memandang status sosialnya.

Peserta/Pelaku Permainan

sunting

Pesertanya adalah orang laki-laki dewasa dan orang tua yang umurnya antara 20 s/d 70 tahun, sedang kanjumlah pesertanya tidak terbatas.

Peralatan/Perlengkapan Permainan

sunting

Adapun sebagai perlengkapan Permainan ini adalah; kopiah, baju jas serta sarung.

Iringan Permainan

sunting

Sebagai iringan dalam penyelenggaraan Permainan ini adalah terbangan, kerincing dan terbangan besar. Sedangkan berdikir ini diadakan untuk merayakan perkawinan, Maulid Nabi Muhammad S.A.W, Sunatan, mendiami rumah baru.

Jalannya Permainan

sunting

Permainan ini dipimpin oleh jenang (protokol). Permainannya dibagi tas kelompok yang terdiri atas 3 atau 4 orang, Sebagai pembukaan para peserta melagukan lagu Assala yang terdapat dalam kitab berjanji. Sesudah itu jenang menyerahkan kepada group yang akan berlagu dan setiap group akan mendapat giliran. Pada umumnya permainan ini dibagi atas: Lagu Tunsech Turun Awal Turun Akhir umpamanya group A melakukan lagu yang berjudu: Nudul Nadal Munadi ya Allah pi jabbar qurba isu ya Allah Nasrun masrun min ala ya Allah- Uzyaa ma ii nurul mu nazi. Lagu ini harus diikuti para peserta dan group yang berlagu diam (group A); terbangun mulai dipukul. Selesai ini, group A berlagu meneruskan melihat surat berzanji, dengan irama yang sama, dengan lagu umpama pada surat Tanaqal, selesai lagu diteruskan dengan Tunsech pada buku berzanji, oleh group A dan hadirin mengikuti dengan irama yang sama dengan yang dibawaican group A