Permainan Tradisional Lampung/Main Cepu

Permainan ini dinamakan "Main Cepu" atau dalam bahasa Indonesianya : "Main Tutup Cangkir/Gelas", karena salah satu permainannya yang dipergunakan dalam permainan ini ialah tutup cangkir atau gelas tempat air minum. Permainan ini dapat diselenggarakan dan dilakukan oleh siapa saja dari segala tingkatan atau lapisan masyarakat.

Peserta/Pelaku Permainan

sunting

Seperti halnya dalam main bias permainan ini hanya dapat dilakukan oleh bujang dan gadis atau mereka yang belum menikah yaitu yang berusia antara: 15 tahun ke atas bagi bujang. 13 tahun ke atas bagi gadis Demikian mengenai jumlah pesertanya tergantung dari banyaknya bujang dan gad.is yang hadir dalam pesta/upacara adat tersebut di atas.

Peralatan/Perlengkapan Permainan

sunting

Peralatan/Perlengkapan yang dipergunakan dalam permainan ini bagi setiap pasang pemain terdiri dari : 5 sampai 6 buah cepu (tutup cangkir/gelas) Sebuah cincin dari salah seorang pemain Permainan ini seperti halnya Main Bias di-atas termasuk main tebak-tebakan dengan taruhan barang-barang yang dipakai oleh para peserta (pemain). Demikian juga semua barang-barang taruhan ini setelah berakhirnya waktu permainan dikembalikan kepada pemiliknya

Jalannya Permainan

sunting

Tempat penyelenggaraan permainan, pasangan-pasangan pemain dan pimpinan serta aturan permainan sama dengan Main Bias. Demikian setelah dibuka dan dipersilakan oleh protokol pemimpin acara, permainan dimulai dengan menentukan lebih dahulu siapa yang jadi bandar dan penebak pertama kali dalam ronde tersebut, setelah ditentukan maka yang menjadi bandar terlebih dahulu pula harus memperlihatkan semua Cepu dan Cincin permainannya kepada si-penebak. Kemudian semua cepu tersebut ditelungkupkan di-atas tilam/tikar dihadapannya, dan salah satu di-antaranya menutupi cincin yang harus di-perlihatkan kepada si-penebak. Selanjutnya dengan tetap tertelungkup ke 6 cepu tersebut di-atas saling di-pindah-pindahkan letaknya dengan jalan menggeser-gesernya satu sama lainnya dengan cepat dan hati-hati beberapa kali. Dalam hal ini juga si-bandar harus betul-betul mengingat letak cepu yang berisi cincin. Setelah itu sibandar mempersilahkan kepada penebak untuk menebak dan menunjukkan cepu tempat menyembunyikan cincin dengan jalan menyentuhnya sambil menyebutkan barang taruhan masing-masing, jika ternyata setelah dibuka salah tlan si-banctar dapat memperlihatkan cepu yang berisi cincin, maka ta,ruhan si-penebak diambil oleh bandar, demikian kalau sebaliknya. Tetapi jika si-bandar sendiri juga salah, maka penebakan di-anggap seri dan barang taruhan tetap kepada pemilik masing-masing. Demikian pula seterusnya dapat ganti-berganti yang menjadi bandar dan penebals: dalam ronde demi ronde permainan sambil bercanda dan se-bagainya sambil menyantap makanan dan minuman yang di-hidangkan sampai berakhirnya waktu permainan