Permainan Tradisional Lampung/Main Memalaman

Permainan Memalaman artinya suatu permainan yang dibuat dari batok-batok kelapa yang sudah kering dan disusun sedemikian rupa pada sebuah tiang dengan garis menengah 1k 2,5 cm dan tinggi lk 1 sampai dengan 2 meter yang biasanya didirikan di halaman rumah masing-masing penduduk di kampung-kampung yang bersangkutan. Dalain penyelenggaraan permainan ini umumnya diadakan pada tiaptiap bulan puasa dan dimulai pada malam tanggal 21 Ramadhan, atau diadakan pada tiap-tiap malam tanggal ganjil yaitu malam tanggal 21, malam tanggal 23, malam tanggal 25, malam tanggal 27 dan yang terakhir malam tanggal 29 puasa. Sehingga permainan memalaman ini mempunyai sifat relegiw, hal ini dikarenakan permainan ini hanya diadakan pada waktu dan suasana bulan puasa, pada waktu berlangsungnya memalaman penduduk mengucapkan do'a kepada Allah Subhanahuwata'ala agar mereka diberi keselamatan dari. kesejahteraan di dunia dan akhirat.

Peserta/pelaku permainan sunting

Peserta permainan ini terdiri dari setiap rumah tangga di kampung yang bersangkutan, sedangkan yarig melakukan pekerjaan mendirikan memalaman adalah para remaja baik Iaki-laki maupun perempuan. Bagi rumah yang tidak ada remaja, Iang;rnng dikerjakan oleh orang dewasa/orang tua. Semua peserta jelas terdiri dari orang-orang yang beragama Islam, dan memang hampir seturuh penduduk kampung orang Iampung asli adalah beragama Islam.

Peralatan/Perlengkapan Permainan sunting

Adapun yang dimaksud peralatan dalam permainan ini adalah terdiri dari: Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat memalaman yang terdiri dari batok-batok kelapa kering dihelah dua. Beberapa batang kayu bulat ukuran panjang 1 s/d 2 meter dan garis tengah Ik 2,5 cm. Golok, linggis dalam bahasa daerah besi, tebeleng untuk menggali loba.ng tempat mendirikan tiang memalaman dan memotong kayu yang akan dipergunakan sebagai tiang, serta melobangi batok-batok kelapa (dalam bahasa daerah suru atau batok kelapa).

Iringan Permainan sunting

Jenis pennainan ini tidak diiringi dengan musik, kelenongan ataupun nyanyian, selain dari pada ucapan dalam bahasa daerah yang lafadnya "Memalaman selikur" kalau memalaman itu baru dimulai pada malam tanggal 21 puasa, malam tigow likur jika memalaman diadakan pada malam tanggal 23 puasa dan seterusnya. Kemudian disusul dengan ucapan "Medow terang now dideniyow ino moneh terang now di salahni".

Jalannya Permainan sunting

Pada tiap-tiap menjelang malam tanggal tersebut diatas, mulai . 16.00 tiap-tiap rumah penduduk mulai mendirikan memalaman. Pekerjaan ini pada umumnya dilakukan oleh anak-anak remaja baik laki-laki maupun perempuan. Jika rumah itu tidak ada anak-anak pekerjaan itu dilakukan oleh orang dewasa atau penghuni rumah itu sendiri. Pada saat ini seluruh kampung menjadi terang benderang anggotaanggota keluarga dari masing-masing rumah yang tidak pergi sembayang terawih, duduk diperanda rumah sambil menyaksikan memalaman mereka yang sedang menyala dan menjaga agar memalaman itu tetap menyala, serta tidak diganggu oleh pemuda-pemuda yang iseng. Pada malam memalaman itu, banyak sekali orang-orang tua maupun muda-mudi yang berjalan-jalan hilir mudik disepanjang jalan desa dengan riang gembira. Pada saat mereka menyaksikannya dimana malam memalaman yang sedang menerangi berbagai penjuru kampung yang berlangsung selarna 2 jam, keluarlah ucapan secara berulang-ulang dari masing-masing penduduk itu dengan lafad sebagai berikut: "Memalam pitu likur (sesuai dengan malam tanggal berapa memalaman diadakan) Medow terangnow di deniyow munih terangnow di salah nei". Ucapan ini merupakan permintaan (do'a) kepada tuhan agar supaya bagaimana terangnya mereka disinari cahaya memalaman di dunia ini begitu pula hendaknya terangnya di akhirat nanti. Maksudnya adalah agar Allah Subhanahuwata'ala memberikan kepada mereka keselamatan dan kesejahteraan di dunia dan diakhirat. Puncak dari pada permainan memalaman adalah pada malam tanggal 29 puasa merupakan malam terakhir, menurut istilah penduduk kampung yang bersangkutan "malam penutup". Pada malam penutup itu setiap rumah berusaha mendirikan memalaman setinggi-tingginya, dan hampir semua penghuni rumah keluar kejalan dan duduk diperanda rumah menyaksikan memalaman yang sedang menyala dengan terang benderang, dengan mengucapkan "Malam penutup". Medow terang now di doniyow inow moneh terang now di salahni".