Permainan Tradisional Sulawesi Selatan/Maggasing

Maggasing adalah permainan tradisional suku Bugis yang menggunakan gasing yang terbuat dari kayu dan dilengkapi dengan seuntai tali. Berdasarkan sejarah, permainan gasing atau Maggasing berasal dari daerah Sumatera yang kemudian berkembang ke berbagai daerah sesudah Islam dari hubungan dagang. Dahulu, alat permainan Maggasing terbuat dari batok buah pude. Saat ini, alat permainan Maggasing terbuat dari kayu berkualitas baik, seperti kayu bayam, kayu jati, kepundung, teras batang jambu, dan teras batang nangka. Kayu tersebut kemudian dibentuk seperti gumbang atau tempayang yang memiliki kepala, leher, dan badan.    

Anak-anak bermain maggasing

Permainan Maggasing dilakukan oleh dua hingga enam orang laki-laki, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Permainan ini memiliki nilai keindahan dan keserasian. Selain itu, permainan ini juga dapat melatih ketangkasan, kecermatan, dan motorik anak serta membentuk karakter berani, mandiri, percaya diri, jujur, kreatif, komunikatif, dan kemampuan berpikir kritis.

Aturan Permainan

1. Permainan pertama menilai keseimbangan gasing dalam berputar, selain dari bentuk, keindahan, ukuran, tinggi badan gasing, kehalusan rautan, dan lamanya putaran. Pemain yang paling memenuhi syarat-syarat tersebut menjadi pemenang.
2. Permainan kedua menilai keahlian seseorang dalam bermain gasing dan dapat mengeluarkan semua gasing lawan dari lingkaran. Pemain yang dapat melakukan semua hal tersebut menjadi pemenang.

Cara Bermain

Pemain memegang gasing dengan tangan kiri dan memegang tali dengan tangan kanan. Lalu, seuntai tali tersebut diputar dengan tangan. Setelah itu, lempar gasing ke atas tanah dengan sekuat tenaga. Gasing akan berputar dan terdengar suara dengung. Pemain akan dinilai dalam dua tahap permainan sesuai dengan aturan permainan. Pemain yang dapat memenuhi semua aturan permainan menjadi pemenang dalam permainan ini.