Permainan Tradisional Sulawesi Selatan/Sisemba

Sisemba adalah permainan tradisional dari suku Toraja yang menggunakan kaki dari para pemain. Dalam bahasa Toraja, sisemba berarti saling menendang kaki yang menjadi bagian dari upacara adat Rambu Solo’ (ritual kematian) atau Rambu Tuka (ritual syukuran). Menurut sejarah, permainan Sisemba muncul sejak kedatangan manusia pertama dalam mitologi Toraja. Permainan dilakukan oleh anak laki-laki, remaja laki-laki, dan laki-laki dewasa.[1] Permainan ini menjadi sarana hiburan setelah acara ritual kematian dan ritual syukuran. Permainan ini juga dapat membangun persaudaraan dan kemampuan bertahan dalam mengahdapi tantangan hidup sekeras apapun.[1] Permainan ini juga dapat melatih kecermatan, ketelitian, kerjasama, solidaritas, dan membentuk karakter berani, jujur, percaya diri, demokratis, komunikatif, dan kemampuan berpikir kritis.

Anak-anak bermain sisemba

Aturan Permainan

sunting
  1. Permainan dilakukan di lapangan terbuka.[1]
  2. Pemain dapat melakukan sisemba dengan tiga cara, yaitu satu lawan satu (simanuk), dua lawan dua (siduanan), dan kelompok lawan kelompok (sikambanan).[1]
  3. Para pemain tidak boleh menggunakan tangan untuk memukul.[1]
  4. Jika salah satu pemain terjatuh, maka ia tidak boleh ditendang sebelum ia kembali berdiri.[1]

Cara Bermain

sunting

Pemain dari kaum muda (anak laki-laki dan remaja laki-laki) mulai saling menendang satu sama lain. Selanjutnya, para laki-laki dewasa ikut bergabung untuk saling menendang antar satu dengan yang lain.

Referensi

sunting
  1. 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 Iip Sarip Hidayana & Rufus Goang Swaradesy. "Pemaknaan Permainan Rakyat pada Ritual Kematian Rambu Solo’ di Kampung Adat Ke’te’ Kesu’ Kabupaten Toraja Utara Provinsi Sulawesi Selatan ", (Jurnal Panggung), 15 Desember 2021.