Profil Becak di Indonesia/Becak masa depan

Energi dan pencemaran udara merupakan tantangan terberat yang dihadapi dunia, sehingga perlu dicari moda angkutan yang hemat dalam penggunaan energi namun disisi lain juga harus ramah terhadap lingkungan. Hal ini pulalah yang menyebabkan para ahli dunia menoleh kembali kepada kendaraan tidak bermotor dalam hal ini sepeda dan becak sebagai moda masa depan.

Kriteria becak masa depan

sunting

Agar memenuhi persyaratan keselamatan, lingkungan maupun energi maka desain becak masa depan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Aerodinamis, untuk mengurangi friksi dengan udara serta mampu melindungi penumpang dari hujan maupun terik matahari,
  2. Konstruksi karoseri dan rangka menggunakan bahan yang ringan untuk memperkecil tenaga untuk menggenjot becak,
  3. Menggunakan gigi percepatan seperti yang digunakan pada sepeda modern, sehingga dapat digunakan untuk medan yang datar dan medan dengan kelandaian jalan tertentu.
  4. Dilengkapi dengan lampu depan dan lampu sein yang hemat dalam penggunaan arus listrik (led)

Becak hibrida

sunting
 
Becak hibrida yang dilengkapi dengan panel sel sinar surya[1]

Untuk meningkatkan daya saing becak serta untuk mengurangi tenaga pengayuh becak, becak dapat dilengkapi dengan motor listrik untuk mengatasi mulai menggerakkan becak ,mempercepat serta digunakan pada saat melewati jalan yang menanjak. Di Inggris becak hibrida[2] ini bisa mencapai kecepatan 30 km/jam, untuk itu biasanya pemilik becak menambah batere sehingga mampu untuk dijalankan pada kecepatan lebih tinggi, yang pada gilirannya meningkatkan ancaman terjadinya kecelakaan yang lebih tinggi.

Tenaga listrik disimpan dalam batere, dan batere dapat diisi ulang melalui sel sinar surya yang ditempatkan diatas atap becak dan bagian bodi becak lainnya ataupun diisi melalui jaringan listrik PLN. Dengan demikian becak bisa berjalan dengan kecepatan yang lebih tinggi dari becak kayuh biasa dan dapat menempuh jarak perjalanan yang lebih jauh. Becak seperti ini akan ideal untuk dikembangkan di negara tropis seperti Indonesia, karena sinar matahari dapat dimanfaatkan setiap hari sepanjang tahun. Permasalahan biasanya timbul bila hari mendung untuk beberapa hari berturut-turut.

Becak ini diharapkan bisa menggunakan 80 persen tenaga listrik yang berasal dari sel sinar surya dan 20 persen lagi di tenaga/keringat pengayuh becak[3]. Becak ini masih bisa dilengkapi dengan pengereman yang regeneratif yaitu dengan memanfaatkan energi kinetik becak pada saat pengereman dilakukan atau pada saat melewati jalan yang menurun untuk membangkitkan listrik dan menyimpannya didalam batere.

Becak listrik

sunting

Merupakan salah satu bentuk becak yang mungkin lebih mirip bajaj yang digerakkan dengan tenaga listrik. Permasalahan yang timbul biasanya ukuran batere yang digunakan semakin besar semakin jauh jarak tempuh tetapi semakin berat pula becak tersebut, oleh karena becak biasanya digunakan dikawasan lingkungan maka batere yang digunakan cukup untuk berjalan 20 sampai 30 km dan kemudian dapat diisi ditempat mangkal becak.

Pengembangan sistem ini perlu dilengkapi dengan jaringan pengisian batere di tempat-tempat mangkal becak ataupun di tempat istirahat pengemudi becak sehingga pengisian batere dapat dilakukan pada saat becak sedang tidak beroperasi.

Referensi

sunting
  1. Solar Powered Pedicab Rickshaw [1]
  2. London pedicab drivers endangering passengers by adding batteries, [2]
  3. Future Eco Friendly Pedicab [3]