Profil Becak di Indonesia/Helicak

Helicak adalah kendaraan angkutan masyarakat yang direncanakan sebagai pengganti becak, dikembangkan di Jakarta pada tahun 1970an. Nama helicak berasal dari gabungan kata helikopter dan becak, karena bentuk kabin memang mirip dengan kabin helikopter sedangkan fungsinya sama seperti becak yang dapat memuat 2 orang penumpang.

Helicak yang pernah menjadi moda angkutan umum di beberapa kota Indonesia.[1]

Helicak pertama kali diluncurkan pada 24 Maret 1971. Mesin dan bodi utama kendaraan ini adalah skuter trike Tri Lambretta[2][3] dengan mesin 150 CC yang didatangkan dari Italia. Kendaraan ini pertama kali dicetuskan di masa pemerintahan Gubernur Ali Sadikin sebagai pengganti becak yang dianggap tidak manusiawi, pernah dicoba untuk dikembangkan di Salatiga[4], Jogyakarta[5], Surabaya .

Seperti halnya becak, pengemudi helicak duduk di belakang, sementara penumpangnya duduk di depan dalam sebuah kabin dengan kerangka besi dan dinding dari serat kaca (fiber glass) sehingga terlindung dari panas, hujan ataupun debu, sementara pengemudinya tidak dan terpapar dengan cuaca panas maupun hujan. Dari sisi keselamatan kendaraan ini dianggap tidak aman bagi penumpang, karena bila terjadi tabrakan, si penumpanglah yang pertama kali akan merasakan akibatnya, sedang pengemudinya bisa melompat dan terhindar dari kecelakaan.

Akhir keberadaan Helicak sunting

Umur helicak ternyata tidak panjang karena beberapa alasan diantaranya keselamatan [6] dan kesulitan melakukan perawatan dan kebijakan pemerintah DKI Jakarta dalam menyediakan angkutan rakyat yang tidak konsisten menyebabkan helicak yang jumlahnya 400 buah pada saat pertama kali diluncurkan, tidak dikembangkan lebih lanjut. Akibatnya helicak pelan-pelan menghilang dari jalan-jalan di ibukota dan saat ini sudah tidak ditemukan lagi di Jakarta dan dilarang untuk dioperasikan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada tahun 1987.

Referensi sunting