Premis

sunting

Dino baru saja menjadi pendekar langit karena berhasil memenangkan game Pendekar Langit. Rahasia untuk bisa menjadi pendekar langit adalah dengan menemukan pedang petir. Suatu hari, guru di sekolah mengajarkan Dino tentang senjata tradsional Indonesia. Senjata tersebut tidak kalah keren dari pedang petir dalam game Pendekar Langit milik Dino.

  1. Dino
  2. Arif
  3. Ibu Ani

Lokasi

sunting

Sekolah

Cerita Pendek

sunting

Liburan sekolah kenaikan kelas telah selesai, Dino kembali masuk sekolah. Sekarang Dino duduk di kelas enam sekolah dasar. Dino adalah anak yang ceria dan penuh semangat. Dino juga mempunyai hobi bermain game atau permainan di telepon genggam. Game favoritnya adalah game Pendekar Langit. Selama liburan, Dino sering memainkan game Pendekar Langit. Bagi Dino, game Pendekar Langit sangat seru. Dino tidak sabar menceritakan pengalamannya selama liburan kepada teman-temannya.

Ketika masuk kelas, Dino dihampiri oleh Arif dan disapa olehnya. Arif adalah teman Dino yang gemar bermain Pendekar Langit juga sepertinya.

“Hai, Dino! Bagaimana liburanmu? Minggu lalu aku berlibur ke Jogja lho. Ini ada oleh-oleh untukmu.”

Dino senang mendapat gantungan kunci pemberian Arif. “Wow! Terima kasih oleh-olehnya, Arif. Sayang sekali liburan kemarin aku tidak pergi ke mana-mana karena ayahku harus bekerja. Jadi aku hanya di rumah saja.

“Sayang sekali ya.”

“Iya. Tapi aku bermain Pendekar Langit supaya aku tidak bosan,” kata Dino kembali semangat.

“Wow! Pasti seru sekali. Aku belum menyelesaikan level terakhir Pendekar Langit karena selalu kalah. Bagaimana denganmu, Dino?” tanya Arif.

“Aku berhasil menang. Aku menemukan pedang petir sehingga bisa mengalahkan para musuh dan menjadi pendekar langit,” jawab Dino semangat.

“Wow! Hebat sekali kamu Dino. Aku tidak tahu kalau ada senjata pedang petir.”

“Kalau kamu mau, aku bisa memberitahu kamu cara menemukan pedang petir. Bagaimana jika akhir pekan kita bermain Pendekar Langit bersama di rumahku?”

“Aku mau sekali, Dino. Terima kasih ya.”

“Sama-sama, Arif.”

Bel masuk berbunyi, kegiatan belajar akan segera dimulai. Salah satu mata pelajaran hari ini adalah seni dan budaya. Guru mata pelajaran tersebut biasa dipanggil dengan sebutan Ibu Ani. Ibu Ani memasuki kelas Dino sambil tersenyum. Hari ini beliau mengajarkan tentang senjata tradisional Indonesia.

“Selamat pagi anak-anak. Hari ini kita akan belajar tentang senjata-senjata tradisional Indonesia. Tapi sebelum itu, siapa di sini yang dapat menyebutkan fungsi senjata?”

Salah satu anak mengangkat tangannya. “Untuk dipakai saat berperang, Bu.”

Anak yang lain kemudian ikut mengangkat tangannya. “Untuk melindungi diri.”

Dino pun turut mengangkat tangan kanannya untuk menjawab. “Untuk mengalahkan musuh dan penjahat, Bu. Seperti pedang petir di game Pendekar Langit dan pistol yang dipakai polisi.

Ibu Ani tersenyum. “Betul sekali. Jawaban kalian semua sangat tepat. Selain jawaban dari tiga teman kalian barusan, apa ada yang bisa memberitahu fungsi lain dari senjata?”

Karena sudah tidak ada anak yang menjawab, Dino kembali mengangkat tangannya untuk bertanya. “Apakah senjata mempunyai banyak fungsi, Bu? Bukankah semua senjata mempunyai fungsi untuk berperang, melindungi diri dan mengalahkan musuh atau penjahat?”

“Betul sekali, Dino. Senjata mempunyai banyak fungsi dan kegunaan. Sejak zaman dahulu, manusia sudah mengenal senjata. Pada masa itu, senjata belum canggih dan masih terbuat dari batu, kayu dan tulang binatang. Mereka biasanya menggunakan senjata untuk berkebun, berburu dan sebagai alat masak,” jawab Ibu Ani. Dino dan anak-anak lain pun menyimak dengan baik penjelasan Ibu Ani.

 
Kujang adalah senjata tradisional Indonesia

“Indonesia sebagai negara yang kaya akan adat dan budaya mempunyai banyak jenis senjata tradisional. Senjata-senjata tersebut mempunyai ciri khas sesuai daerah masing-masing. Contoh senjata tradisional khas Jawa adalah Kujang.”

“Kujang merupakan senjata tradisional Indonesia yang mempunyai beragam bentuk. Untuk membuat kujang, diperlukan beberapa proses tahapan dan bahan. Senjata kujang dapat terbuat dari besi, baja, perak atau emas. Sedangkan tangkai kujang biasanya terbuat dari akar kayu.”

“Pada masa itu kujang mempunyai beberapa fungsi. Pertama sebagai alat bertani atau berladang. Kedua sebagai lambang keagungan dan perlindungan. Ketiga sebagai alat upacara. Serta yang keempat adalah sebagai alat perang.”

“Nenek moyang dahulu meyakini bahwa kujang mempunyai nilai yang mulia, yaitu sebagai lambang untuk meneruskan janji perjuangan para nenek moyang. Oleh sebab itu kujang bukan sekedar senjata karena mempunyai nilai yang mulia.”

 
Lambang pemerintah Provinsi Jawa Barat

“Sekarang, Kujang sudah jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun meskipun demikian, keindahan kujang masing dipakai sebagai lambang banyak organisasi dan pemerintahan. Contohnya lambang yang digunakan oleh pemerintahan Provinsi Jawa Barat.”

“Dengan mengetahui kujang, wawasan kita akan budaya Indonesia jadi bertambah. Kita jadi tahu asal daerah dan macam-macam fungsi kujang. Kita juga paham nilai yang terkandung di dalam kujang."

"Selain kujang, masih banyak senjata tradisional lainnya yang perlu kita ketahui. Semakin banyak kita belajar, semakin banyak hal yang kita ketahui. Kita akan sadar bahwa kita adalah anak Indonesia yang menerima banyak warisan budaya. Kita bangga karena kita mempunyai identitas sebagai bangsa yang besar dan kaya akan budaya serta nilai.”

Selesai.