Revolusi Prancis (Belloc)/Prakata
Penekanan beberapa halaman tak mengisahkan sejarah Revolusi sebanyak lebih dari sekali: yang dapat disusul dengan sesuatu dari ratusan buku pelajaran. Tujuan kami adalah lebih kepada menghimpun, jika itu memungkinkan, sebuah penjelasan darinya kepada pembaca Inggris; sehingga dapat memahami apa yang terjadi dan bagaimana prosesnya, dan juga kenapa masalah tertentu tak familiar dengan warga Inggris yang timbul darinya.
Sehingga, ini mula-mula dibutuhkan untuk menghimpun, secara jelas tanpa penekanan modern, bahwa teori politik yang menjadi bentuk pengakuan iman, menghimpun usnru motif keseluruhan bisnis; Kitab Hukum baru selaku pembantaian; kepanikan dan kapitulasi sebagai kemenangan; transformasi sukses masyarakat sebagai kegagalan yang menjelaskan yang sampai menghimpun pencapaian Revolusi.
Cara ini yang menyusuri peristiwa-peristiwa utama satu sama lain, dan alasan pengatian dan prosesnya sepertinya harus kami majukan—bukannya, aku ulangi, dalam bentuk kronik, namun dalam bentuk tesis. Sehingga, pembaca harus memahami tak hanya kegagalan pelarian keluarga kerajaan yang disusul oleh perang, namun bagaimana dan kenapa peristiwa tersebut disusul oleh perang. Pembaca tak hanya harus menyoroti kekejaman pemerintah dari Komite besar, namun mengapa kekejaman tersebut terjadi, dan keadaan perang yang timbul. Namun dalam penjelasan perkembangan pergerakan dibutuhkan untuk dipilih untuk apresiasi sebagai tokoh utama pada masa itu, karena kehendak dan tindakan mereka bergantung pada nasib keseluruhan. Contohnya, Ratu merupakan keturunan dan bersimpati dengan prancis, memiliki Raja yang rentan, memiliki satu sosok yang mempertahankan motif-motif keagamaan lama, seluruh sejarah akan berubah, dan umat manusia harus melihat jika tindakan dan dramanya berkeselarasan.
Pembaca berminat dalam peristiwa utama yang harus makin menyoroti (dan namun sangat jarang memiliki kesempatan untuk menyoroti) aspek militernya; dan kesulitan darinya timbul dari dua sebab: pertama, bahwa para sejarawan. bahkan kala mereka mengakui pengaruh pihak militer dari beberapa gerakan masa lalu, tak peduli aspek militer, dan memikirkannya layak untuk mengaitkan kemenangan dan aksi umum tertentu. Aspek militer pada zaman manapun tak diliputi di dalamnya, namun dalam kampanye-kampanye pada aksi-aksi, walau menentukan, namun merupakan peristiwa insidental. Dalam kata lain, pembaca harus menyoroti pergerakan dan rancangan ketentaraan jika ia menyoroti masa militer, dan itu tak umum diberikan padanya. Di tempat kedua, sejarawan, walau banyk menghidupkan pengaruh perkaran militer, terlalu jarang menyorotinya sebagai bagian dari posisi umum. Ia akan membuat ceritanya menjadi cerita perang, atau lagi-lagi, cerita perkembangan sipil, dan pembaca akan gagal untuk melihat bagaimana keduanya berpadu.
Kini, Revolusi, yang melebihi zaman modern lainnya, beralih, dan dijelaskan lewat, sejarah militernya. Pada catatan ini, ruang yang memungkinkan dicurahkan untuk menjelaskan unsur tersebut.
Pembaca akan mencatat, lagi, bahwa jika pertikaian antara Revolusi dan Gereja Katolik juga timbul sepanjang itu.
Untuk menyoroti aspek perjuangan revolusi tersebut dapat nampak tak lazim dan mungkin menimbulkan kata maaf.
Pembaca diajak untuk menyoroti fakta bahwa Revolusi yang terjadi di suatu negara yang, di tempat pertama, ditentukan pada perjuangan keagamaan pada abad keenam belas dan ketujuh belas masih bersekutu dengan Roma; dan, di tempat kedua, menghimpun serangkaian besar dan menonjol orang-orang yang berapindah ke doktrin-doktrin Reformasi.
Penentuan rakyat Prancis, pada krisis 1572-1610, yang mempertahankan Katolik di bawah pemerintahan pusat yang kuat, menjadi titik utama dalam sejarah masa depan prancis. Sehingga keberadaan badan kekayaan, besar dan sangat tertanam dari pembelotan di tengah-tengah negara tersebut. Dua fenomena yang sulit berdampingan di wilayah Eropa lainnya. Di antara mereka, mereka menghimpun sejarah politik Prancis dengan karakter aneh yang pada abad kesembilan belas, bahkan melebihi Revolusi itu sendiri, terhimpun; dan ini merupakan opini penulis saat ini bahwa ini tak memungkinkan untuk memahami Revolusi selain pemulihan tingkat tinggi yang diberikan pada masalah keagamaan.
Jika titik pribadi ditekankan, fakta menyatakan bahwa penulis dari laman-laman tersebut itu sendiri adalah Katolik dan dalam simpati politik sangat berkaitan dengan teori politik Revolusi, tak harus disembunyikan dari pembaca. Kondisi pribadi semacam itu mungkin memampukannya untuk memperlakukan persolan tersebut melebihi perlakuan oleh orang yang menolak Republikanisme di satu sisi, atau katolik di sisi lain. Namun, ia meyakini bahwa tak ada pribadi dan sehingga melebih-lebihkan catatan diperkenankan untuk memajukan deskripsinya terhadap apa yang menjadi potongan sejarah obyektif yang melingkupi bidang catatan alih-alih opini.
Beberapa tahun lalu, pengaruh puncak pertikaian antara Gereja dan Revolusi masih dipertanyaakn oleh orang yang tak memiliki pengalaman pribadi dari perjuangan tersebut, dan dampak besarnya. Pada saat ini, peningkatan dampak dan kekerasan kontemporer pada pertikaian tersebut membuat keberadaannya menjadi bagian esensial dari kajian masa manapun.
Sehingga, skema tersebut akan menunjukkan garis besar kenapa aku memberikan sketsa perpecahan yang terjadi.
- King’s Land,
- Januari 1911.