Romawi Kuno/Filsafat/Lucretius

Lucretius lahir sekitar tahun 99 BC pada masa akhir Republik Romawi. Tidak banyak yang diketahui mengenai kehidupannya, namun dia diketahui merupakan orang Romawi yang terdidik dan berasal dari keluarga kaya.

Lucretius.

Pada suatu saat, Lucretius tertarik pada filsafat Epikurean. Seperti pendukung Epikurean lainnya, Lucretius percaya bahwa bahkan jika para dewa menciptakan dunia, hal-hal alami di dunia -siang dan malam, cuaca, gerhana, kelahiran - terjadi secara alami, dan tidak diatur oleh para dewa. Kematian, dalam pemikiran Lucretius, hanyalah akhir dari kesadaran. Dia sama sekali tidak percaya adanya kehidupan setelah mati.

Kehidupan setelah mati adalah pertanyaan penting bagi Lucretius karena pada masanya banyak orang di Asia barat dan Mediterania mulai mempercayai kehidupan setelah mati dengan surga dan neraka. Tidak hanya Epikurean, tetapi juga para penganut Buddha, Zoroaster, Kristen, para filsuf Platonis, dan orang-orang Gnostik juga banyak memikirkan kehidupan setelah mati pada masa ini.

Seperti penganut Epikurean lainnya, Lucretius juga percaya bahwa segalanya terbuat dari partikel kecil yang disebut atom, yang saling bergabung dengan cara-cara berbeda untuk membentuk bermacam-macam benda. Pada masa kini ini terbukti benar. Namun Lucretius tidak memiliki mikroskop elektron, jadi dia tidak dapat mengetahui kebenaran mengenai atom - dia hanya mengetahuinya sebagai teori.

Prestasi utama Lucretius adalah bahwa dia menulis sebuah puisi yang panjang, yaitu Mengenali Benda, tentang filsafat Epikurean dalam bahasa Latin, yang sebelumnya hanya ditulis dalam bahasa Yunani. Ini memungkinkan para filsuf Barat yang tidak dapat berbahasa Yunani dapat mengerti prinsip pemikiran Epikurean.

Lucretius kemungkinan meninggal sekitar tahun 54 SM, ketika Julius Caesar memulai karirnya. Lucretius mati muda, dia hanya hidup hingga usia 43 tahun. Dia kemungkinan meninggal tanpa sempat menyelesaikan karya besarnya, karena meskipun diterbitkan, banyak bagiannya yang tidak lengkap. Banyak orang, termasuk Cicero dan Vergilius, yang membaca dan mengapresiasi puisi panjang Lucretius setelah dia meninggal. Namun tidak lama kemudian, karena semakin banyak orang yang mempercayai kehidupan setelah mati, Lucretius pun mulai dilupakan, hingga akhirnya orang menemukan kembali puisinya pada asa Renaisans, 1500 tahun kemudian.