Romawi Kuno/Sejarah/Akhir Republik
Pada tahun 146 SM Romawi merupakan satu-satunya kekuatan penting yang tersisa di Laut Tengah, dan mereka menguasai hampir seluruh daerah pesisirnya.
Namun muncul masalah di Romawi. Yang pertama, dua bersaudara yang bernama Tiberius Gracchus dan Gaius Gracchus berusaha mengembalikan sejumlah lahan di Italia kepada rakyat miskin. Namun para aristokrat di Senat yang kaya tidak mau menyerahkan lahan kepada kaum miskin. Pada tahun 133 dan 123 SM para senator dengan banyak pengikut mereka membunuh kedua bersaudara itu dalam dua kesempatan berbeda. Para Senator tidak dihukum atas kejahatan mereka.
Yang kedua, orang-orang Afrika yang dulu menyerang Kartago masih membuat masalah. Banyak pedagang Romawi yang tinggal di Afrika dibunuh oleh mereka. Jadi sekitar tahun 100 SM Romawi kembali menyerang Afrika. Namun Romawi tidak memiliki cukup tentara, dan jenderalnya, Marius, memutuskan untuk memasukkan para pria pengangguran dari kota Roma. Dia berjanji akan memberi mereka hadiah jika menang.
Yang ketiga, kota-kota Italia merasa bahwa Romawi tidak memperlakukan mereka dengan layak Mereka ingin memperoleh hak suara lebih banyal. Jadi pada tahun 80-an SM terjadi perang melawan kota-kota Italia, di bawah jenderal bernama Sulla. Perang in disebut Perang Sosial, dari bahasa latin "socii" yang bermakna "sekutu". Perang ini berlangsung lama dan Romawi menjadi pemenangnya. Akan tetapi, Marius dan Sulla berebut untuk menjadi jenderal yang akan bertempur di Asia Barat. Marius menang, namun Sulla membawa pasukannya dan berarak ke kota Rom. Dia mengancam akan menyuruh pasukannya menyerang Roma jika Senat tidak memberinya tugas yang diinginkannya. Cara ini berhasil; Sulla pergi ke Asia barat, dan ketika dia kembali dia mengangkat dirinya sendiri sebagai diktator, yang berarti dia dapat menyuruh siapapun untuk melakukan apapun tanpa perlu izin Senat.
Setelah Marius dan Sulla meninggal, sudah jelas bahwa Senat Romawi tidak cukup kuat untuk memimpin Romawi. Untuk mengendalikan keadaan, tiga orang bersekutu, mereka adalah Pompeius (sahabat Sulla), Crassus (seorang kaya), dan Julius Caesar (sahabat Marius). Mereka menjalankan roda pemerintahan selama kira-kira sepuluh tahun, sementara Julius Caesar menaklukan Galia (Prancis modern). Namun Crassus kemudian terbunuh ketika berperang melawan Parthia di Asia Barat, lalu Pompeius dan Julius Caesar terlibat dalam perang saudara. Lagi-lagi banyak orang yang terbunuh di kedua pihak. Pada akhirnya Caesar menang dalam Pertempuran Pharsalus. Pompeius kabur ke Mesir, namun di saan orang-orang Mesir malah membunuhnya supaya Caesar tidak marah kepada mereka.
Julius Caesar dan Kleopatra
suntingKetika Caesar pergi ke Mesir, dia senang ketika tahu bahwa Pompeius sudah mati. Di sana dia juga bertemu Kleopatra dan membawanya ke Roma. Mereka menjalin hubungan cinta hingga memiliki seorang anak.
Suatu hari, Caesar menyatakan diri sebagai diktator. Para Senator merasa bahwa ini sudah keterlaluan, akibatnya mereka membunuh Caesar pada tahun 44 SM.
Tiga orang pemuda lalu membentuk kelompok penguasa lainnya, kali ini anggotanya adalah Marcus Anthonius (sahabat Caesar), Lepidus (seorang kaya), dan Octavianus (keponakan Caesar). Kelompok ini berakhir seperti halnya kelompok yang pertama.
Kleopatra dengan cepat menjadi kekasih Marcus Anthonius. Mereka memiliki tiga orang anak. Pada akhirnya mereka mencopot Lepidus dari kekuasaannya. Kemudian Anthonius dan Kleopatra terlibat dalam perang saudara melawan Octavianus. Pada tahun 131 SM Octavianus mengalahkan Anthonius dan Kleopatra dalam sebuah pertempuran laut di Actium. Ketika menyadari bahwa mereka sudah kalah, Anthonius dan Kleopatra lalu bunuh diri sehingga hanya tinggal Octavianus yang tersisa sebagai pemimpin tunggal Romawi.