Romawi Kuno/Sejarah/Dinasti Severus

Marcus Aurelius, tak seperti para pendahulunya, memiliki seorang putra. Nama putranya adalah Commodus, dan ketika Marcus Aurelius meninggal pada tahun 180 AD Commodus naik tahta sebagai kaisar. Tidak seperti ayahnya, Commodus bukanlah kaisar yang baik. Dia senang berpesta daripada mengurusi masalah kenegaraan. Padahal pada awalnya dia lumayan baik dalam berkuasa. Dia sempat membuat kesepakatan dengan suku Jermanik. Akan tetapi setelah kembali ke kota Roma, saudarinya Lucilla berusaha membunuhnya dengan bantuan beberapa orang Senator. Meskipun usaha ini gagal, Commodus menjadi orang yang mudah curiga. Dia membunuh banyak Senator dan orang lain. Dia akhirnya dibunuh oleh sahabat-sahabat dekatnya, yang pada awalnya ingin Commodus bunuh, pada tahun 192 M.

Commodus.

Para pembunuh Commodus tidak tahu siapa yang harus menjadi kaisar berikutnya. Akhirnya banyak orang berpengaruh di Romawi yang mengangkat diri sendiri sebagai kaisar, namun mereka semau dengan cepat saling membunuh. Perang saudara nampak tak terhindarkan.

Pada tahun 193 M seorang Afrika bernama Septimius Severus, yang merupakan jenderal pasukan Romawi di Pannonia Atas, mengangkat dirinya sebagai kaisar dengan dukungan pasukan.

Septimus Severus.

Dia mengalahkan para pesaingya, meskipun perlu beberapa tahun baginya untuk benar-benar mengalahkan ancaman paling serius, yakni Clodius Albinus, yang juga orang Afrika dan menjabat sebagai gubernur Britania.

Clodius Albinus.

Pada tahun 197 M, Parthia, melihat terjadinya perang saudara di Kekaisaran Romawi, menyerang lagi. Septimius Severus pergi ke sana dan kembali memukul mundur Parthia.

Setelah bepergian di sekitar Kekaisaran, dia menghabiskan empat tahun di kota Roma sebelum kemudian pergi ke Inggris untuk memerangi sebuah invasi di sana. Septimius Severus akhirnya meninggal di York, Inggris, pada Februari 211 M. Dia mewariskan kekaisaran kepada dua putranya, Caracalla and Geta. Disebutkan bahwa dia mengatakan kepada kedua putranya untuk saling menjaga satu sama lain dan menjaga pasukan, dan untuk tidak memikirkan hal lainnya.

Akan tetapi sejak awal Caracalla dan Geta cenderung bermusuhan. Pada bulan Februari 212 M, Caracalla membunuh Geta. Dia bahkan menghapus nama dan gambar Geta dari semua monumen di seluruh kekaisaran.

Caracalla.
Geta.

Caracalla banyak berperang selama memerintah. Dia melawan suku Jermanik di utara dan menang. Dia lalu bertempur melawan Parthia. Namun dia ditusuk hingga tewas oleh pengawalnya sendiri pada tahun 217 M ketika sedang berperang melawan Parthia. Ketua pengawal, Macrinus, mengangkat dirinya sendiri sebagai kaisar.

Macrinus.

Akan tetapi para wanita dalam keluarga Severus ingin keluarga tetap berkuasa. Septimius Severus memiliki seorang istri bernama Julia Domna, yang berasal dari keluarga kuat dan berpengaruh dari Asia Barat (Suriah modern). Setelah Caracalla dibunuh, Julia Domna mogok makan hingga mati sebagai bentuk protes kepada Macrinus.

Julia Domna.

Namun kakak perempuannya, Julia Maesa, melakukan lebih dari itu. Julia Maesa memiliki dua orang cucu. Dia mengangkat salah satu dari mereka, yaitu Elagabalus, sebagai kaisar, dan pasukannya, dengan menggunakan uangnya, mengalahkan Macrinus dalam pertempuran. Elagabalus yang menjabat sebagai kaisar, namun sebenarnya neneknyalah, Julia Maesa, yang mengendalikan kekaisaran. Dia menyuruh Elagabalus mengadopsi sepupunya, Alexandrus Severus (cucu Julia Maesa yang lainnya) sebagai pewarisnya.

Julia Maesa.
Elagabalus.
Alexandrus Severus.

Ibu Alexandrus, Julia Mamaea, menyusun sebuah rencana dan membunuh Elagabalus serta ibu Elagablus pada tahun 222 M. Kini Julia Maesa dan Julia Mamaea mengendalikan kekaisaran bersama-sama. Namun mereka memiliki satu masalah besar; sebagai wanita, mereka tidak dapat memimpin pasukan sendiri, sedangkan Alexandrus masih terlalu muda. Kteika Sassania kembali menyerang Asia Barat, mereka tidak mampu mempertahankan Romawi dengan baik. Dengan cepat, suku Jermanik, yang melihat keadaan ini, menyerang dari utara. Lagi-lag Julia Mamaea tidak mau merespon dengan baik. Pasukan Romawi, melihat permasalahan ini, memutuskan untuk membunuh Aleksander dan ibunya (neneknya sudah meninggal lebih dulu.

Julia Mamaea.