Rumah Joglo
Premis
suntingSaat liburan sekolah Sakatampak muring dan sedih. Saka diajak ibunya untuk berkunjung ke rumah Kakeknya. Hal yang baru dan menarik terjadi membuat Saka menjadi senang dan gembira saat berkunjung kerumah Kakeknya.
Lakon
suntingSaka
Kakek
Lokasi
suntingTepus, Gunung Kidul
Cerita pendek
suntingTidak seperti biasanya saat Iiburan sekolah tiba Saka yang biasanya selalu minta jalan jalan dan berekreasi tanpak murung karena tahun ini dia diajak Ibu nya untuk berkunjung ke rumah Kakeknya di desa.
Saka tanpak kecewa karena dalam ingatannya 3 tahun lalu saat berkunjung ke rumah Kakeknya dia merasa sedih dan kecewa. Dikarenakan di rumah Kakeknya susah listrik dan tidak ada sinyal untuk bermain mobile game favoritnya.
Dalam perjalanan pun saka tampak murung. Ibunya selalu mencoba untuk menghiburnya namun percuma. Senja pun tiba saat Saka hampir tiba di rumah Kakeknya. Namun Saka pun di buat takjub dengan keadaan desa Kakenya saat ini, jalanan sudah tampak lebih bagus dan rapi, tampak lampu penerangan jalan di setiap tepi jalan, lalu saat mengecek sinyal Handphone pun Saka di buat tersenyum.
Sampainya dirumah Kakek, Saka dan orang tuanya langsung disambut oleh Nenek dan Kakeknya, mereka tampak senang dan bahagia di kunjungi cucu kesayangannya. setelah makan malam Saka pun langsung istirahat karena lelah seharian dalam perjalanan.
Ayam jago berkokok menyingsing fajar, Saka pun bangun dari tempat tidurnya. Baru bangun Saka sudah dikagetkan dengan aroma masakan yang sangat enak. Dia pun mendatangi aroma itu hingga sampai ke dapur. Di dalam dapur semua orang sudah berkumpul sambil ditemani secangkir teh hangat dan sepiring getuk goreng menjadi teman yang pas di waktu pagi hari.
Sambil meminum teh Saka pun bertanya kepada Kakeknya. Ia penasaran dengan kebanyakan rumah di desa Kakeknya.
“Kalo tidak salah namanya rumah joglo kan kek” tanya saka.
Iya betul, pinter cucu Kakek. Jawab Kakeknya.
Lanjut Kakek bercerita tentang rumah adat Jawa Tengah dan Yogyakarta ini.
Rumah Joglo atau “Tajug Loro” atau seperti 2 gunungan ini bukan sekedar rumah tempat tinggal bagi orang orang Jawa. Joglo dianggap sebagai cerminan perilaku masyarakat Jawa. Kakek pun selanjutnya mengajak Saka untuk keluar di depan rumah.
“Lihat lah Saka, ini disebut dengan Pendopo/Pendapa disini tempat kita menjamu dan memuliakan tamu yang datang. Ciri khas Pendopo ini mempunyai 4 tiang besar sebagai penyangga yang disebut dengan “Saka Guru” seperti namamu bukan. Kakek pun tersenyum.
Sambil melangkah kedalam hingga Kakek berhenti di depan pintu disini disebut sebagai “Pringgitan”, karena dipakai sebagai tempat acara Pewayangan atau Ringgit. Seperti dulu saat ibumu menikah dipakai untuk pertunjukan wayang kulit juga ujar Kakek. Sambil membuka pintu Kakek pun masuk kedalam rumah.
bagian dalam ini disebut “Ndalem” atau dalam bagian ini adalah bagin paling privat didalam rumah masyarakat Jawa. Karena tidak sembarang orang boleh masuk kesini, hanya kerabat dan saudara yang dikenal. Lalu setelah itu ada bangunan yang biasa nya terpisah dari bangunan utama, dibelakang ada dapur atau sering disebut “Pawon” yang berasal dari kata “Awu” atau Abu , tempat kita biasa memasak. Setelah itu Kakek dan Saka melanjutkan mengobrol didapur sambil menikmati sarapan pagi, Saka dibuat kagum dan mulai tertarik akan kebudayaan jawa. Budaya leluhur nya yang tentu harus di jaga dan dilestarikan.
Sejak saat itu saat liburan sekolah tiba Saka selalu menantikan untuk berkunjung kerumah Kakeknya.