Sebuah Catatan Menjelang Habis Waktu
Sebuah Catatan Menjelang Habis Waktu
suntingTidak usil bukan berarti tak ada dosa
Bukan pula terlalu suci
Tidak bisa dirayu bukan berarti tidak punya hati
Bukan pula terlalu dingin
Kami hanya tak punya waktu untuk itu
Waktu kami habis untuk memberikan yang terbaik
Waktu kami habis untuk selalu bercermin, karena merasa memang tak cantik
Waktu kami habis untuk berkarya, Sayang
Bukan habis untuk mencari sesuatu yang tidak ada pada orang lain
***
Kemarin aku lahir dengan tanpa apa apa
Kemarin aku bisa sedikit merangkak dengan senyum dan luka tertoreh di mana-mana
Kemarin aku berjalan dengan jatuh berkali-kali, ditemani luka yang masih setia tak mau pergi
Kemarin aku berlari lalu jatuh, tapi tanpa tangis
Aku berdiri lagi dan bersiap untuk lari kali ini
Pernah kubilang, jangan tiga.
Tunggu lima agar angin tak tertawa senang saat berusaha menggoyahkan kaki yang ingin berlari
Aku berganti kami
Tak ada satu, tetapi tak terhingga
Jangan saling meninggalkan, tetapi gapai dan genggam tangan ini seperti kekasih yang ingin belahan hatinya selalu berjalan di sampingnya
Sebuah puisi yang lahir menjelang 20 Oktober 2023