Bab I
Filipina sebagai Subyek untuk Kajian Sejarah

Tujuan buku ini.—Buku ini ditulis bagi pemuda dan pemudi Filipina. Buku ini ditujukan untuk memperkenalkan mereka akan sejarah negara pulau mereka sendiri. Subyek sejarah Filipina sangat luas dan sangat panjang ketimbang ukuran dan karakter buku kecil yang dibongkar. Banyak subyek hanya secara singkat disentuh, dan terdapat banyak sumber informasi, sejarah lama, surat dan dokumen resmi, yang penulisnya tak memiliki waktu dan kesempatan untuk mengkaji persiapan karya tersebut. Namun, ini tidaklah terlalu terlambat untuk menghadirkan sejarah Filipina, bahkan melalui penulisan tak sempurna, kepada orang Filipina mereka sendiri; dan jika buku ini ditujukan untuk pemuda dan pemudi untuk kajian sejarah negara pulau mereka sendiri, ini akan memenuhi keperluannya.

Perkembangan Filipina dan Jepang.—Dalam banyak cara, dasawarsa berikutnya dari sejarah Kepulauan Filipina mengingatkan pada perkembangan cepat negara tetangga Jepang. Kedua negara tersebut pada masa lalu sama-sama terisolasi kurang lebih dari kehidupan dan pemikiran dunia modern. Keduanya kini terbuka untuk arus kepentingan manusia sepenuhnya. Kedua negara tersebut berjanji untuk memainkan bagian penting dalam politik dan perdagangan Timur Jauh. Secara geografis, Filipina menduduki posisi paling tengah dan berpengaruh, dan kesuksesan lembaga-lembaga Filipina dapat berrekasi pada negara-negara Asia tenggara dan Malaysia, untuk perluasan yang tak dapat kami sanjung atau dikedepankan, Jepang, lewat alasan penduduknya yang yang besar, industri masyarakatnya yang lebih megah, kehidupan sosialnya yang lebih tertata, dan jiwa kemasyarakatannya yang tercurahkan, saat ini jauh dalam keutamaan.

Filipina.—Namun Filipina menghimpun pergerakan tertentu yang, sepanjang beberapa tahun, sangat dituturkan dalam kesukaannya. Terdapat sumber daya alam ayng lebih besar, tanah yang lebih kaya dan landasan yang lebih datar. Populasinya, walau tidak banyak, meningkat dengan cepat, lebih cepat, pada kenyataannya, ketimbang populasi Jepang atau Jawa. Dan dalam karakter lemabag-lembaganya, Filipina memiliki pergerakan tertentu, Posisi wanita, meskipun sangat tak seberuntung di Jepang, sebagaimana di Tiongkok dan nyaris seluruh wilayah timur, di Filipina sangat beruntung, dan tentunya secara efektif emnuturkan soal kemajuan ras dalam kompetisi dengan peradaban timur lainnya. Fakta bahwa Kristen merupakan agama terbesar dari masyarakatnya membuat simpati yang memungkinkan dan pemahaman antara Filipina dan negara-negara barat.

Jepang.—Sehingga terdapat banyak pelajaran yang Jepang dapat ajarkan pada Filipina, dan salah satunya adalah pergerakan dan penganugerahan tanpa kenal takut dan kajian luas. Lima puluh tahun lalu, Jepang, yang mengkecualikan seluruh hubungan dengan bangsa-bangsa asing, dipaksa membuka pintunya oleh armada Amerika di bawah naungan Komodor Perry. Pada waktu itu, Jepang tak mengetahui sejarah barat, dan tak memiliki pengetahuan sains modern. Kontak mereka dengan Amerika dan bangsa asing lainnya membongkar inferioritas pengetahuan mereka. Pemimpin negara tersebut menyadari kebutuhan pembelajaran negara-negara barat dan perjuangan besar mereka, khsusunya dalam pemerintahan dan dalam sains.

Jepang pada pelayanannya memiliki kelas khusus orang yang dikenal sebagai samurai, yang, pada kehidupan Jepang lama, merupakan prajurit bebas dari kebangsawanan feodal, dan tak hanya petarung Jepang, namun juga pelajar dan cendekiawan. Pemuda dari kelas samura mencurahkan diri mereka sendiri dekat dan lekat pada kajian bidang pengetahuan besar, yang sebelumnya tak diketahui Jepang. Pada pengorbanan besar, banyak dari mereka pergi ke wilayah lain, dalam rangka belajar di universitas-universitas asing. Beberapa dari mereka datang ke Amerika Serikat, seringkali bekerja sebagai pegawai di kota-kota pelajar dalam rangka mencari nafkah untuk keperluan pendidikan mereka.

Pemerintah Jepang dalam setiap cara mulai mengadopsi tindakan untuk transformasi pengetahuan masyarakat. Sekolah-sekolah dibuka, laboratorium-laboratorium didirikan, dan sejumlah besar buku saintifik dan sejarah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Sistem sekoalh negeri dihimpun, dan akhirnya universitas didirikan. Pemerintah mengirim banyak pemuda ke luar negeri untuk belajar dalam nyaris setiap cabang pengetahuan dan kembali untuk mengabdi pada masyarakat. Para pengusaha Jepang belajar dan mengadopsi mesin barat dan metode produksi modern. Pemerintah sendiri menjalankan revolusi dan reorganisasi agar lebih liberal pada rakyat dan lebih suka pada jiwa nasional negara. Hasilnya adalah transformasi, dalam kurang dari lima puluh tahun, dari apa yang dulunya negara terisolasi dan dihiraukan.

Pelajaran bagi Filipina.—Ini adalah pelajaran besar yang Jepang ajarkan pada Filipina. Jika ada transformasi disini, dengan pertumbuhan tetap pengetahuan dan kemajuan, dan peningkatan karakter masyarakat secara keseluruham, harus ada keberanian dan pencarian tak kenal lelah untuk kebenaran: dan pemuda dan pemudi Filipina harus mencari pergerakan pendidikan, bukan untuk diri mereka sendiri, namun bagi manfaat masyarakat mereka dan tanah mereka; bukan untuk menghimpun diri mereka sendiri pada posisi menyendiri dari pergerakan sosial dan ekonomi pada warga Filipina miskin dan kurang terdidik, namun dalam rangka agar, dengan mengambil pergerakan tersebut untuk diri mereka sendiri, mereka dapat memberikan mereka pada warga negara yang kurang beruntung. Warga Filipina muda, pria atau wanita, harus belajar pelajaran kebenaran, keberanian dan tidak menyendiri, dan dalam seluruh pemberian pengetahuannya, dan dalam pemakaiannya juga, ia harus menerapakn nilai-nilai tersebut, atau pemahamannya akan menjadi kejahatan pada wilayahnya dan bukannya berkat.

Tujuan buku ini adalah untuk menolongnya memahami, pertama secara keseluruhan, tempat bahwa Filipina menduduki sejarah modern bangsa-bangsa, sehingga ia dapat memahami sejauh apa dan dari apa permulaan bangsa Filipina bekerja, menuju apa yang hal-hal di dunia luar sendiri bergerak pada masa ini, dan apa temapt dan kesempatan Filipina, sebagai bangsa, dapat dicari pada masa mendatang.

Arti Sejarah.—Sejarah, sebagaimana yang ditulis dan dipahami, meliputi beberapa abad kehidupan dan pencapaian manusia, dan kami harus memulai kajian kami dengan mendiskusikan sedikit apa arti sejarah. Orang dapat hidup selama ribuan tahun tanpa memiliki kehidupan yang disebut sejarah; karena sejarah hanya terbentuk kala terdapat catatan peristiwa tertulis secara terpercaya. Sampai kami memiliki catatan tersebut, kami tak memiliki dasar untuk kajian sejarah, namun meninggalkan bidang tersebut untuk bidang lainnya, yang kami sebut Arkeologi, atau Budaya Prasejarah.

Ras-ras Historis.—Sehingga terdapat ras-ras besar yang tak memiliki sejarah, karena mereka tak meninggalkan catatan. Baik bangsa yang dapat menulis, atau tulisan mereka dihancurkan, atau mereka tak menuturkan soal kehidupan bangsa tersebut. Sejarah ras tersebut hanya dimulai dengan kedatangan ras historis, atau lebih maju di kalangan mereka.

Sehingga, sejarah orang kulit hitam, atau negro, ras yang baru dimulai dengan penjelajahan Afrika oleh ras orang kulit putih, dan sejarah Indian Amerika, kecuali mungkin suku-suku Peru dan Meksiko, baru dimulai dengan penaklukan Amerika oleh orang kulit putih. Orang kulit putih, atau ras Eropa, seperti yang disebutkan di atas secara keseluruhan, adalah ras historis besar; namun ras kulit kuning, yang diwakili oleh orang Tiongkok, juga memiliki kehidupan dan perkembangan historis, dimulai beberapa abad sebelum Masehi.

Ras Eropa.—Selama ribuan tahun, ras kulit putih terhimpun pada negara-negara yang berbatasan dengan Laut Tengah. Namun sedikit kontak dengan ras manusia lainnya dan nyaris tak ada pengetahuan negara-negara di luar pesisir Laut Tengah. Benua-benua besar Amerika dan Australia serta wilayah kepulauan indah di samudra Pasifik dan Hindia nyaris tak diimpikan. Ini adalah status ras kulit putih di Eropa selama lebih dari lima ratus tahun lampau. Bagaimana perbedaan menjadi posisi dari ras tersebut saat ini! Mereka kini nyaris menjelajahi seluruh dunia. Orang kulit putih melintasi setiap benua dan setiap laut. Di setiap benua, mereka mendirikan koloni dan kekuatan mereka sepanjang berabad-abad.

Pada lima abad terakhir, selain penyebaran penemuan geografi, melampaui seluruh ras, dan mendirikan koloni-koloni besar, juga mendatangkan perkembangan pengetahuan saintifik—penemuan dan reka cipta besar, seperti peralatan uap dan listrik, yang memberikan kekuatan besar kepada manusia sepanjang dunia material. Perubahan paling penting juga menandai kehidupan agama dan politik ras tersebut. Dalam tahun-tahun tersebut, muncul pemberontakan Protestan dari Gereja Katolik Roma, menghancurkan beberapa tingkat persatuan dunia Kristen; dan revolusi ebsar Eropa dan Amerika, mendirikan pemerintahan demokratik dan representatif.

Ras Eropa dan Masyarakat Filipina.—Perluasan dan perjuangan ras Eropa awalnya membawanya dalam kontak dengan masyarakat Filipina, dan kehidupan hsitoris Filipina timbul dari pertemuan dua ras tersebut. Sehingga, sejarah Filipina menjadi bagian dari sejarah bangsa-bangsa. Pada abad-abad tersebut, masyarakat di kepulauan tersebut, yang tunduk pada bangsa Eropa, berjuang dalam kehidupan sosial dan pemerintah, dalam pendidikan dan industri, dalam bilangan, dan dalam kekayaan. Mereka seringkali disetir lewat perang dan revolusi, lewat abad-abad invasi pembajak, dan kekhawatiran penaklukan oleh bangsa-bangsa asing. Namun, marabahaya tersebut kini berlalu.

Tak ada lagi kekhawatiran serangan pembajak maupun invasi asing, maupun marabahaya besar yang lebih lama dari pemberontakan internal; bagi Filipina saat ini di bawah pemerintahan yang kuat untuk mempertahankan mereka melawan kekuatan lainnya, untuk menghentikan perampasan dan penghancuran, dan kekhawatiran dan pembuangan mendorong masyarakat pada kebebasan kesempatan, pergerakan pemerintah dan kehidupan, agar revolusi internal takkan lagi timbul. Diamankan dari serangan luar dan pergerakan cepat menuju perdamaian internal, Filipina menduduki posisi yang sangat menguntungkan di antara suku bangsa Timur Jauh. Mereka memiliki pemerintahan representatif, kebebasan beragama, dan pendidikan negeri, dan, apa yang melempaui seluruh hal lain yang mengaspirasi atau ras atau individual ambisius, kebebasan kesempatan.

Bagaimana Sejarah Ditulis.—Satu hal lain harus dijelaskan disini. Setiap anak yang membaca buku ini harus memahami sedikit bagaimana sejarah ditulis. Kebanyakan penyelidikan alami yang dibuat terkait pernyataan hsitoris apapun adalah, “Bagaimana ini diketahui?” Dan ini merupakan pertanyaan sebenarnya untuk murid sekolah sebagaimana bagi negarawan. Jawabannya adalah, sejarah menghambarkan faktanya sebagian besar pada catatan tertulis yang dibuat oleh orang-orang yang hidup pada masa itu pada hal-hal yang terjadi, atau sangat berdekatan dengan mereka agar, lewat penyelidikan yang berhati-hati, mereka dapat mempelajari materi tersebut secara akurat dan menulisnya dalam beberapa bentuk, sehingga kita saat ini dapat membaca catatan mereka, dan setidkanya mengetahui bagaimana peristiwa tersebut muncul terhadap manusia pada masa itu.

Namun tak semua manusia menulis, atau bahkan ditempatkan dalam sebuah buku, dari hal-hal yang ia lihat dan ketahui, tidaklah akurat dan bebas dari kesalahan, partialitas, dan ketidakbenaran. Sehingga, tugas sejarawan tidaklah benar-benar membaca dan menerima seluruh catatan kontemporer, selain ia juga harus membandingkan satu catatan dengan lainnya, memberatkan seluruh yang ia dapat temukan, membuat perkenanan untuk prasangka, dan pada bagiannya sendiri berupaya untuk mencapai kesimbulan bahwa itu haruslah benar. Sebetulnya, kala catatan menjadi sedikit tugas sulit, dan, di sisi lain, material dapat diisi untuk ditempatkan seorang penulis seumur hidup, dan menjadikannya tak memungkinkan bagi orang manapun secara rampung menghimpun sebuah subyek.

Catatan Sejarah Filipina.—Bagi Filipina, kami beruntung memiliki banyak sumber dari jenis yang layak dan atraktif. Dalam beberapa kata, beberaap hal akan dijelaskan. Nyaris seluruh yang ada dalam setidaknya sedikit perpustakaan di Filipina, tempat kami terkadang berkonsultasi lewat murid Filipina, dan beberapa dari mereka, setidaknya dalam edisi berikutnya, dijual lewat murid untuk pemahaman dan kajiannya sendiri.

Pelayaran Penemuan.—Penemuan Filipina oleh Eropa dimulai dengan pelayaran besar Magellan. Kala menuturkan penemuan kepulauan tersebut, ini menjadi penjelasan tak ternilai dari salah satu rekan Magellan, Antonio Pigafetta. Bukunya ditulis dalam bahasa Italia, namun mula-mula diterbitkan dalam terjemahan prancis. Saliann asli yang dibuat oleh Pigafetta telah hilang. Namun, pada 1800, sebuah salinan ditemukan di Perpustakaan Ambrosian Milan, Italia, dan diterbitkan. Terjemahan dalam bahasa Inggris dan bahasa lain bermunculan. Karya tersebut dapat ditemukan dalam beberapa koleksi pelayaran, dan terdapat terjemahan Spanyol yang baik dan edisi tanggal terkini. (El Primer Viaje alrededor del Mundo, por Antonio Pigafetta, traducido por Dr. Carlos Amoretti y anotado por Manuel Walls y Merino, Madrid, 1899.) Terdapat beberapa catatan lain dari perjalanan Magellan; namun karya Pigafetta menjadi satu-satunya karya yang ditulis oleh seorang saksi mata, dan deskripsinya soal Kepulauan Bisaya, Cebu, Borneo, dan Maluku sangat diminati dan akurat.

Terdapat beberapa pelayaran penemuan antara masa Magellan (1521) dan masa Legaspi (1565). Ini meliputi penjelajahan Loaisa, Saavedra, dan Villalobos, dan catatan dari mereka ditemukan dalam serangkaian besar publikasi yang dibuat oleh Pemerintah Spanyol dan disebut Coleccion de documentos ineditos, dan, dalam seri lainnya, Coleccion de los viajes y descubrimientos karya Navarrete.

Pendudukan dan Penaklukan Spanyol.—Kala kami memasuki sejarah pendudukan dan penaklukan Filipina oleh Spanyol, kami mendapati banyak surat dan laporan penting yang dikirim oleh para prajurit dan pendeta kepada raja, atau ke orang-orang di Spanyol. Buku lengkap pertama tentang Filipina ditulis oleh seornag misionaris pada sekitar tahun 1602, Relacion de las Islas Filipinas karya Padri Predo Chirino, yang dicetak di Roma pada 1604. Penjelasan penting dan penasaran tersebut bersifat langka, namun dicetak ulang, meskipun mentah dan sedikit, dibuat di Manila pada 1890, yang siap diterima. Relacion de las Islas Filipinas disusul pada 1609 oleh karya Hakim Antonio de Morga, Sucesos de las Islas Filipinas. Karya paling langka tersebut dicetak di Meksiko. Pada 1890, edisi baru dibawa oleh Dr. José Rizal, dari salinan di British Museum. Terdapat juga sebuah terjemahan Inggris.

Terdapat dua karya yang berisi informasi penasaran dan berharga tentang masyarakat Filipina sebagaimana karya pada masa kedatangan bangsa Spanyol, sebagaimana juga karya berikutnya, Conquista de las Islas Filipinas, karya Frater Gaspar de San Augustin, yang dicetak di Madrid pada 1698. Karya tersebut mungkin menjadi karya awal paling penting dan paling berpengaruh tentang Kepulauan Filipina.

Sebagaimana yang kami lihat, sejarah Filipina sangat berkaitan dengan Kepulauan Maluku Hindia Timur. Kala pasukan Spanyol merebut pulau kaya Ternate pada 1606, kemenangan disebutkan oleh sebuah karya yang ditulis sempurna, walau tak bebas dari kekeliruan, Conquista de las Islas Moluccas, karya Leonardo de Argensola, Madrid, 1609. Terdapat terjemahan Inggris lama, dan juga terjemahan Prancis dan Belanda.

Karena tak ada ordo keagamaan lain yang melakukannya, kami mendapatkan banyak informasi sejarah dari Yesuit. Kemampuan pembelajaran dan sastra dari kelompok tersebut selalu bersifat tinggi. Chirino adalah seorang Yesuit, sebagaimana juga Padri Francisco Colin, yang menulis Labor Evangelica, sebuah penjelasan misi yesuit di Filipina, Tiongkok dan Jepang, yang dicetak di Madrid pada 1663. Sejarah tersebut berlanjut bertahun-tahun kemudian oleh Padri Murillo Velarde, yang menulis apa yang ia sebut Segunda Parte, Historia de la Provincia de Filipinas de la Compania de Jesus, Manila, 1749.

Terdapat karya Yesuit terkenal lain yang kami miliki banyak sejarah awal pulau besar Mindanao: karya tersebut adalah Historia de Mindanao y Jolo, karya Padri Francisco Combes. Tahun 1663 ditandai, sebagaimana yang kami lihat, dengan kisah hubungan antara Spanyol dan Muslim Melayu. Pada tahunt tersebut, Spanyol meninggalkan benteng Zamboanga, dan menarik diri dari Mindanao selatan. yesuit menjadi misionaris di belahan kepulauan selatan, dan mereka membuat protes melawan penarikan dari wilayah Moro. Satu hasil upaya mereka untuk mengabadikan pendudukan ulang benteng tersebut adalah karya terkenal yang disebutkan di atas. Karya tersebut adalah karya tulis tertua dan paling penting tentang pulau tersebut dan penduduk Mindanao. Karya tersebut dicetak di Madrid pada 1667. Sebuah edisi indah dan pasti dibawa beberapa tahun lampau, oleh Retana.

Seorang misionaris Dominikan, Padri Diego Aduarte, menulis karya yang sangat penting, Historia de la Provincia del Sancto Rosario de la Orden de Predicadores en Filipinas, Japon y China, yang dicetak di Kolese Santo Tomas, Manila pada 1640.

Mereka juga menyebutkan kandungan sebagian besar catatan paling penting Filipina pada sekitar pertengahan abad ketujuh belas, karya terkenal tentang Tiongkok, karya seorang Dominikan, Padri Fernandez Navarrete, Tratados historicos, politicos, ethnicos, y religiosos de la Monarchia de China, Madrid, 1767. Navarrete datang ke kepulauan tersebut pada 1648, dan padda suatu waktu singgah di pulau Mindoro. Kemudian, ia menjadi misionaris di Tiongkok, dan Profesor Keilahian di Universitas Santo Tomas. Karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada Collection of Voyages and Travels karya Churchill, London, 1744, volume kedua.

Abad kedelapan belas lebih kepada materi sejarah peminatan. terdapat kegiatan menonjol dalam produksi tata bahasa dan kamus bahasa asli, dan sejarah berikutnya dari ordo keagamaan juga dibuat. Hal tersebut, yang kemudian diisi dengan materi sektarian, tak harus terlalu disorot.

Antara tahun 1788 dan 1792, diterbitkan karya berjudul Historia General de Filipinas, dalam empat belas volume, oleh frater Rekolek, Padri Juan de la Concepcion. Karya tersebut berisi materi menonjol dan detail trivial, sehingga karya tersebut merupakan sumber informasi salinan, tambang data sejarah terverifikasi, dan mungkin karya terbaik dan paling sering dipakai tentang Kepulauan Filipina. terdapat sejumlah set di Filipina yang dapat dikonsultasikan oleh murid.

Beberapa tahun setelahnya, dan sebagai bentuk protes melawan perlakuan di luar batas terhadap sejarah, Padri Agustinian bernama Joaquin Martinez de Zuñiga, menulis Historia de las Islas Filipinas, sebuah karya berisi sekitar tujuh ratus halaman. Karya tersebut dicetak di Sampaloc, Manila, pada 1803. Penulis tersebut dikenal karena pemikiran terbukanya, kebebasannya dari prasangka sempit yang menyifatkan banyak penulis tentang Filipina. Bahasanya menekan dan menyemangati, dan karyanya banyak dibaca dan, dalam banyak cara, upaya paling berharga terhadap sejarah Filipina. Penjelasannya berkaitan dengan pendudukan Manila oleh Inggris pada 1763.

Sejarah Terkini dan Material Sejarah Lain.—Sumber-sumber untuk kondisi dan sejarah kepulauan tersebut pada abad terakhir berbeda dari karya sebelumnya. Sumber-sumber dokuemnter dalam bentuk makalaha publik dan laporan tersedia, dan terdapat sejumlah besar pamflet berkaitan dengan pertanyaan khusus di Filipina. Publikasi jurnal resmi Pemerintah, Gazeta de Manila, mengumumkannya pada 1861. Jurnal tersebut berisi seluruh aturan legislasi, tatanan Gubernur, surat pastoral, dan materi resmi lain, sampai akhir kekuasaan Spanyol.

Sebagian besar bahan tersebut, untuk sejarah sipil terkini dari kepulauan tersebut terhimpun dalam Arsip Filipina, di Manila, namun dokument ersebut sangat sedikit teruji. Salah satu dokumen asli terkenal adalah serangkaian Cedulas Kerajaan, yang masing-masing berisi tanda tangan Raja Spanyol, “Yo, el Rey.” Karya tersebut berasal dari tahun-tahun terakhir kedaulatan sampai permulaan abad ketujuh belas. Celudas awal, pada pendirian kekuasaan Spanyol, dikatakan dibawa oleh pasukan Inggris pada 1763, dan kini berada di British Museum.

Dari arsip Audiencia Kerajaan di Manila, serangkaian pemastian dimulai dengan karya tahun 1603, yang ditandatangani oleh Antonia de Morga. Dari masa tersebut, karya tersebut nampak lengkap. Catatan terawal dari kasus tersebut yang datang ke hadapan pengadilan dapat ditemukan, bermula dari permulaan abad kedelapan belas.

Tulisan-tulisan sejarah modern yang disebutkan diambil dari Historia de Filipinas, tiga volume, 1887, karya Montero y Vidal, dan publikasi W. E. Retana. Pembelajaran dan keantusiasan penulis tersebut sangat menonjol. Karyanya adalah penerbitan ulang sumber-sumber langka dan penting. Edisi Combes buatannya telah disebutkan, dan juga harus disebutkan, dan jika mungkin diolah, Archivo del Bibliofilo, empat volume, sebuah kumpulan makalah langka tentang kepulauan tersebut, dari tanggal berbeda; dan edisinya, yang mula-mula diterbitkan, Estadismo de las Islas Filipinas karya Zuñiga, sebuah survei tak tertandingi dari kepulauan tersebut yang dibuat sekitar tahun 1800, oleh imam dan sejarawan yang sejarahnya disebutkan di atas.

Catatan Para Penjelajah yang Mengunjungi Filipina.—Rujukan tersebut memberikan beberapa gagasan sastra sejarah Filipina. Mereka terdiri dari karya-karya yang utamanya harus dikonsultasikan. Tak harus ada pengabaian sejumlah catatan penjalajah yang mengunjungi kepulauan tersebut dari waktu ke waktu, dan yang biasanya memberikan kami informasi yang sangat berharga. Yang pertama dari hal tersebut mungkin adalah para pembajak Inggris dan Belanda, yang nyaris menjamah perairan tersebut pada perjalanan memakai galeon yang kaya. Salah satunya adalah Dampier, yang, sekitar 1690, mengunjungi Ladrones dan Filipina. New Voyage Around the World buatannya diterbitkan pada 1697. Terdapat juga Anson, yang pada 1743 menempatkan galeon Spanyol di lepas pantai Samar, dan yang penjelajahannya disebutkan dalam sebuah karya yang terbit pada 1745. Ada pula dokter Italia, Carreri, yang mengunjungi kepulauan tersebut pada 1697, dalam rangak pelayaran keliling dunia, dan yang menulis deskripsi sempurna Filipina, yang dicetak dalam terjemahan Inggris dalam Collection of Voyages karya Churchill.

Sebuah penjelajahan Prancis mengunjungi Timur antara 1774 dan 1781, dan Komisioner M. Sonnerat meninggalkan catatan singkat soal pemukiman Spanyol di kepulauan tersebut kala mereka muncul kala itu. (Voyage aux Indes Orientales et à la Chine, Paris, 1782, Vol. 3.)

Terdapat sejumlah catatan penjelajah yang ditulis pada abad terakhir, sebut saja Visit to the Philippine Islands karya Sir John Bowring, 1859, dan Reisen in der Philippinen karya Jagor, yang berjelajah pada tahun 1859 dan 1860, dan telah menerima penerjemahan ke dalam bahasa Inggris dan Spanyol.

Bibliografi.—Bagi murid sejarah, panduan bibliografi dibutuhkan. Karya semacam itu dimunculkan pada 1898, oleh Retana, Catalogo abreviado de la Biblioteca Filipina. Karya tersebut berisi katalog lima ribu tujuh ratus delapan puluh karya, yang diterbitkan di dalam atau tentang Filipina. Bibliografi berguna dan masih sangat pasti telah disiapkan oleh Honorable T. H. Pardo de Tavera, Biblioteca Filipina, dan diterbitkan oleh pemerintah Amerika Serikat.

Harus diakui bahwa Pemerintah Filipina tak menghimpun perpustakaan karya tentang Kepulauan tersebut. Pembentukan lembaga semacam itu nampak sangat bergantung pada Pemerintah Spanyol, dan karya-karya tentang Filipina jarang dtiemukan, keculi yang ada pada koleksi pribadi. Karya terbesarnya dikatakan adalah Compañia General de Tabacos, di Barcelona, yang juga kini disimpan sendiri pada perpustakaan besar Retana. Di Manila, Honorable Dr. Pardo de Tavera mendirikan satu-satunya perpustakaan terkenal di kepulauan tersebut.

Sejak hal di atas telah ditulis, Pemerintah Filipina memerintahkan pengumpulan karya sejarah Filipina, dan cendekiawan Filipina muda berbakat, Mr. Zulueta, pergi ke Spanyol untuk pencarian mendalam, baik dari arsip maupun perpustakaan, dalam rangka memperkaya koleksi publik di Filipina.

Penerbitan serangkaian besar sumber sejarah Filipina juga dimulai oleh Arthur H. Clark Company di Amerika Serikat, di bawah suntingan Miss E. H. Blair dan Mr. J. A. Robertson. Serangkaian karya tersebut akan meliputi lima puluh lima volume, dan akan berisi terjemahan Inggris pada seluruh bahan sejarah yang tersedia tentang Filipina, dari zaman penemuan sampai abad kesembilan belas. Koelksi terkenal ini akan ditempatkan dalam pencapaian murid dari seluruh sumber penting sejarah negaranya, dan akan membuat kemungkinan penulisan akurat dan lebih luas dari sejarah kepulauan tersebut ketimbang yang sebelumnya telah memungkinkan.

Selain menerbitkan karya, hal tersebut menghimpun sejumlah dokumen yang belum dikaji dari sejarah Filipina di Arsip Hindia yang terletak di Sevilla.

Karya Sejarah untuk Murid Filipina.—Usai membaca buku ini, atau sejarah pengenalan serupa, murid harus mengolah, satu demi satu, sebanyak-banyaknya karya yang ia dapat di atas untuk dijelaskan secara singkat, dan dengan membaca secara berhati-hati dan pemikiran yang sabar, berniat untuk mengumpulkan cerita dari negaranya dan mempelajari pelajaran sejarah masyarakatnya. Ia akan mendapatkan sebuah kajian yang akan menunjang pemikirannya dan memperkuat pemastiannya; namun seringkali ia harus mencari kebenaran, bahkan meskipun kebenaran tersebut terkadang memalukan dan sedih. Jika ada perlintasan kesesalan pada kehidupan kami sendiri, kami tak dapat mendapati kebahagiaan atau penunjangan dalam upaya untuk menyangkali diri kami sendiri bahwa kami melakukan kesalahan, dan menghindari dan meminimalisasi kekeliruan kami. Sehingga jika ada tempat-tempat gelap dalam sejarah tanah dan masyarakat kami, kami tak harus mendorong kebenaran dalam keyakinan keliru bahwa kami mempertahankan kehormatan masyarakat kami, karena, lewat upaya pengadaan fakta dan penumpasan kesalahan, kami hanya menambahkan rasa malu. Lewat rangkaian penegtahuan dan penggambaran jelas pada kekeliruan sebelumnya, kehormatan negara akan dihormati sekarang dan pada masa mendatang.

Karya sejarah yang sangat diminati dan penting dapat dibuat oleh pelajar Filipina di kota atau provinsinya sendiri. Catatan publik dan paroki yang dimiliki di banyak kota mengalami pengelantaran atau penghancuran. Dalam seluruh kasus yang memungkinkan, dokument ersebut harus dikumpulkan dan dirawat. Karena banyak hal, mereka salah kajian. Mereka dapat menunjukkan pertumbuahn populasi, tanggal pendirian bangunan publik, bekas sistem pemerintahan, dan kondisi sosial.

Ini adalah karya yang menunjukkan patriotisme seitap pemuda dan pemudi yang dapat menemukan sebuah ekspresi. Banyak situs di seluruh belahan kepulauan dikenal karena kejadian sejarahnya yang mereka saksikan. Ini harus secara selaras ditandai dengan prasasti atau monumen, dan fakta pasti kejadian yang terjadi harus dikumpulkan secara hati-hati, dan ditempatkan dalam penulisan. Kota-kota dan provinsi-provinsi harus membentuk perpustakaan publik yang berisi buku-buku tentang Filipina, di antara karya lainnya; dan ini harus menjadi materi kebanggaan untuk cendekiawan Filipina muda untuk membangun lembaga lokal semacam itu, dan mendidikan orang kotanya dalam pemakaian dan apresiasi mereka.

Namun sepanjang kajian semacam itu, murid harus mengingat bahwa kota atau wilayahnya kurang berpengaruh, dari sudut pandang patriotik, ketimbang negaranya secara keseluruhan; bahwa peminatan dari satu sisi seharusnya tak pernah ditempatkan di atas Kepulauan tersebut; dan bahwa, di samping tugas pertama dan terdepannya adalah untuk kota dan masyarakatnya, tempat ia lahir dan dibesarkan, ia memeiliki tuntutan yang lebih besar untuk seluruh negara dan masyarakatnya, yang terdiri dari banyak pulau berbeda dan bahasa yang berbeda, dan untuk Pemerintahan besar yang menaungi dan melindungi Kepulauan Filipina, dan yang mungkin membuat perkembangan bebas dari para penduduknya.