Sejarah Kekaisaran/Aztek
Tiga Sekutu (bahasa Nahuatl: Ēxkān Tlahtōlōyān) atau Persekutuan Tri Mexika atau Kekaisaran Aztek bermula sebagai persekutuan tiga negara kota atau "altepetl" Nahua, yaitu Tenokhtitlan, Texkoko, dan Tlakopan. Ketiga negara kota ini menguasai wilayah di dan sekitar Lembah Meksiko sejak 1428 hingga dikalahkan oleh pasukan gabungan para conquistador Spanyol dan sekutu pribumi mereka di bawah Hernán Cortés pada 1521.
Aztek dibentuk dari faksi-faksi yang menang dalam perang saudara antara kota Azkapotzalko dan mantan provinsi-provinsi bawahannya.[1] Meskipun awalnya kekaisaran ini dikonsep sebagai persekutuan tiga negara kota yang masing-masingnya berdaulat, Tenkhtitlan dengan cepat menjadi dominan secara militer.[2] Ketika bangsa Spanyol tiba pada 1519, negeri Persekutuan secara efektif diperintah dari Tenokhtitlan, sedangkan kedua rekan lainnya dalam persekutuan itu mendapat peran bawahan.
Aztek melakukan perang penaklukan dan meluas dengan cepat setelah pembentukannya. Pada puncak kejayaannya, Aztek menguasai sebagian besar Mexico tengah serta beberapa wilayah yang lebih jauh di Mesoamerika, misalnya provinsi Xokonokhko, wilayah Aztek di perbatasan Guatemala modern. Kekuasaan Aztek digambarkan oleh para sejarawan sebagai "hegemonis" atau "tidak langsung."[3] Aztek membiarkan para penguasa di kota-kota taklukan tetap berkuasa asalkan mereka mau membayar upeti semi-tahunan serta mengrimkan pasukan ketika dibutuhkan untuk peperangan Aztek. Sebagai imbalannya, Aztek memberikan perlindungan dan stabilitas politik, serta memfasilitasi jaringan ekonomi terintegrasi berupa lahan dan orang yang beragam dan punya otonomi lokal yang signifikan.
Agama negara di Aztek bersifat politeis, menyembah beragam pantheon yang meliputi puluhan dewa. Banyak dewa yang memiliki pemujaan resmi yang cukup besar sehingga dapat ditampilkan di kawasan kuil pusat di Tenokhtitlan. Salah satu dewa utama Aztek adalah Huitzilopokhtli, dewa pelindung Mexika yang senang berperang. Orang-orang di provinsi-provinsi taklukan diizinkan untuk tetap melanjutkan tradisi keagamaan masing-masing dengan bebas asalkan mereka menambahkan dewa Huitzilopokhtli ke dalam pantheon lokal mereka.
Catatan kaki
sunting- ↑ Smith, Michael (2009). The Aztecs, 2nd Edition. Malden, MA: Blackwell Publishing. ISBN 0-631-23015-7.
- ↑ Hassig, Ross (1988). Aztec Warfare: Imperial Expansion and Political Control. University of Oklahoma Press. ISBN 0-8061-2121-1.
- ↑ Smith, M. E. (2001). The Archaeological Study of Empires and Imperialism in Pre-Hispanic Central Mexico. 20. 245–284. doi: .