Sejarah Kekaisaran/Bulgaria Pertama

Kekaisaran Bulgaria Pertama berdiri di Eropa Tenggara antara abad ke-7 dan ke-11 M. Kekaisaran ini didirikan pada 680–681 M ketika bangsa Bulgar, yang dipmipin oleh Asparuh, berpindah ke selatan ke Balkan timur laut. Di sana mereka memperoleh pengakuan dari Kekaisaran Bizantium untuk tinggal di sebelah selatan Sungai Danube dengan mengalahkan - mungkin dengan bantuan suku-suku Slavia Selatan lokal - pasukan Bizantium yang dipimpin oleh Konstantinos IV. Selama abad ke-9 dan ke-10, Bulgaria pada peuncak kejayaannya meluas dari Lengkungan Sungai Danube sampai ke Laut Hitam dan dari Sungai Dnieper sampai ke Laut Adriatik hingga menjadi negara yang penting di kawasan tersebut dan bersaing dengan Kekaisaran Bizantium. Bulgaria menjadi pusat kebudayaan dan spiritual utama di Eropa Slavia selatan selama sebagian besar Abad Pertengahan.

Kekaisaran Bulgaria Pertama pada 850
Migrasi bangsa Bulgar setelah runtuhnya Bulgaria Raya Lama pada abad ke-7

Seiring Bulgaria mengukuhkan posisinya di Balkan, negara ini mengalami interaksi seabad, terkadang berdamai dan terkadang bermusuhan, dengan Bizantium. Bulgaria bangkit sebagai musuh utama Bizantium di utara, berujung pada beberapa perang. Kedua negara ini juga mengalami periode perdamaian dan persekutuan, terutama selama Pengepungan Konstantinopel oleh Arab, di mana pasukan Bulgaria menerobos pengepungan dan menghancurleburkan pasukan Arab, sehingga mencengah invasi Arab ke Eropa Tenggara. Bizantium memiliki pengaruh budaya yang kuat pada Bulgaria, yang pada akhirnya ikut menerima agama Kristen pada 864. Setelah runtuhnya Kekhaganan Avar, Bulgaria memperluas wilayahnya ke sebelah barat laut ke Padang Pannonia. Di kemudian hari bangsa Bulgar menghadapi serbuan bangsa Pecheneg and Kuman, serta memeroleh kemenangan mutlak atas bangsa Magyar, memaksa mereka tinggal secara permanen di Pannonia.

Kaisar Bizantium dan pasukan Bulgaria

Para Bulgar penguasa dan suku-suku Slavia lainnya di Kekaisaran Bulgaria secara berangsur-angsur membaur dan mengadopsi bahasa Slavia yang banyak digunakan, sehingga pelan-pelan membentuk bangsa Bulgaria dari abad ke-7 sampai ke-10. Sejak abad ke-10, para penduduk lokal disebut bangsa Bulgaria, baik dalam literatur maupun percakapan sehari-hari. Perkembangan literasi Bahasa Slavia Gereja Lama berdampak mencegah percampuran orang-orang Slavia selatan ke dalam kebudayaan tentangganya, sambil menstimulasi pembentukan identitas Bulgaria yang mandiri.

Manuskrip berbahasa Slavia Gereja Lama

Setelah mengadopsi agama Kristen, Bulgaria menjadi pusat kebudayaan Eropa Slavia. Keunggulan posisi kebudayaannya semakin kuat dengan adopsi alfabet Glagolitik, penciptaan alfabet Sirilik Awal tidak lama setelahnya di ibukota Preslav, dan literatur yang dihasilkan dalam bahasa Slavia Gereja Lama dengan cepat menyebar ke utara. Bahasa Slavia Gereja Lama menjadi lingua franca di banyak tempat di Eropa Timur. Pada 927, Gereja Ortodoks Bulgaria memperoleh pengakuan resmi.

Benteng di kota Preslav

Selama akhir abad ke-9 dan awal abad ke-10, Simeon I meraih rangkaian kemenangan atas Bizantium. Setelah itu dia memperoleh gelar Kaisar, dan berlanjut memperbesar negaranya hingga mencapai wilayah terluasnya. Setelah hancurnya pasukan Bizantium dalam Pertempuran Ankhialos pada 917, pasukan Bulgaria mengepung Konstantinopel pada 923 dan 924. Bizantium kemudian pulih dan pada 1014 di bawah Basil II "Sang Pembantai Bulgar," menimpakan kekalahan berat terhadap pasukan Bulgaria pada Pertempuran Kleidion. Pada 1018, pertahanan terakhir Bulgaria menyerah pada Bizantium, sehingga Kekaisaran Bulgaria Pertama pun runtuh.

Patung Simeon I