Sejarah Zionisme, 1600-1918/Volume 1/Bab 24

BAB XXIV.

MEMORANDUM PENGUASA PROTESTAN

Konvensi London 1840—Perjanjian baru London untuk pasifikasi Syam—Viscount Ponsonby—Reshid Pasha—“Exposé” karya Lord Shaftesbury yang ditujukan kepada Lord Palmerston—Artikel-artikel dalam The Times—Sebuah Memorandum untuk Para Penguasa Eropa—“Penyidikan terhadap Yahudi”—Allgemeine Zeitung des Judentums.

Kami kembali ke perubahan politik yang terindikasi berhubungan dengan kegiatan Sir Moses.

Usai Konvensi yang ditandatangani pada 15 Juli 1840, di London untuk pasifikasi Syam, kesepakatan diusulkan kepada Mehemet Ali dan ditolak pada 5 September. Kala perang diintervensi, Mehemet Ali memutuskan untuk menaati kesepakatan. Pada 18 Juli 1841, “Perjanjian London untuk Pasifikasi Syam” yang baru ditandatangani. Mehemet Ali meninggalkan klaimnya atas Suriah pada kondisi agar Khedivate Mesir menjadi pewarisan dalam keluarganya. Ini adalah titik balik banyak signifikansi dalam sejarah Palestina. Pada masa itu, Yahudi dapat meraih kembali tanah kuno mereka, jika hanya mereka yang memiliki organisasi untuk mengadakan rencana tersebut.

Satu-satunya negara di dunia tempat gagasan tersebut mendapatkan ekspresi berpengaruh pada masa itu adalah Inggris. Peristiwa di Timur biasanya berkepentingan mendalam terhadap Lord Shaftesbury, dan mendorongnya ke kegiatan yang lebih besar.

Ia menulsi dalam buku hariannya, pada 24 Agustus 1840: “The Times edaran 17 Agustus mengisiku dengan ketakjuban. Aku berharap aku menempatkan pada kesempatan tersebut apa yang aku rasa kala membacanya; separuh penyelarasan, separuh penetapan; memohon untuk melihat waccana dan rencanaku sejauh diambil dan disepakati;—memperingatkan pernyataan dini dari mereka harus dikirim pada kami terhadap seluruh dakwaan fanatisisme. Kini siapa yang dapat meyakini, beberapa tahun lampau, bahwa masalah tersebut dapat diperlakukan dalam surat kabar yang beredar luas, secara tetap, dini, dan meninggikan; sebagaimana hal ini; dan siapa yang tak melihat tulisan tangan Allah di dinding? Hinaan, perlakuan tak semestinya, dan penindasan Yahudi di Damaskus mengirim maju pertanyaan utama tersebut; dan Mehemet Ali, ‘dari bagaimana ia tak memikirkannya,’ adalah alat penting untuk manfaat bangsa ini!

“Palmerston berujar padaku bahwa ia siap menulis kepada Lord Ponsonby (1780?‒1855) untuk mengerahkannya untuk membuka perbincangan dengan Reschid Pasha (1802‒1858) di Konstantinopel menghormati perlindungan dan dorongan kepada Yahudi. Ini adalah permulaan dari Antitipe dari dekrit Sirus, namun, berbicara secara manusiawi, kami harus berdoa untuk tindakan lebih. Priayi tersebut yang kini mendapatkan akses ke kolom kehendak The Times, lewat peninggian, mengirim pernyataan fanatisisme soal seluruh pertanyaan. Ya Allah, dari Engkau sendiri datang seluruh nasehat, kebijaksanaan dan pemahaman, jadilah Penjaga kami, Pengajar kami, dan Teman kami” (Ibid., p. 311).

Pada 29 Agustus 1840, ia menulis:—

“Surat-surat kabar dipenuhi dengan dokumen-dokumen tentang Yahudi. Beberapa menyerang, dan beberapa membela mereka. Aku tidalah membacanya (kecuali risalah [Pendeta Alexander] M’Caul (1799‒1863)) yang menampilkan pernyataan baru atau jelas. Pergerakan The Times pada persoalan tersebut menyetir ragam langsung proyek-proyek dan wacana-wacana; setiap orang memiliki pemikiran, dan setiap orang memiliki penafsiran. Apa pergesekan skema dan sengketa berada pada horizon, untuk waktu kala perkara Yahudi harus benar-benar dan sepenuhnya dihadapi dunia! Entah itu kekerasan, entah kebencian, entah itu kombinasi, entah diskusi. Entah itu penyetiran setiap semangat, setiap perasaan dalam hati manusia!...” (Ibid., p. 311).

Pada 25 September 1840, ia menulis:—

“Kemarin suratku sampai ke Palmerston, berisi usulan penuh untuk menyerukan Yahudi ke tanah kunoi mereka. ‘Menyerukan’ terlalu kuat; ini singkatnya adalah ‘perkenanan,’ yang harus mereka pikir untuk menyelaraskan ketersediaan mereka sendiri darinya., Aku diharapkan untuk menyiapkan dokumen pendek, yang dapat menyegarkan ingatanku, dan ada sebagai catatan sugesti dan karakternya” (Ibid., p. 312).

Kami mengakui bahwa berkali-kali kami mendapati gagasan Lord Shaftesbury terlalu banyak dipengaruh oleh landasan agamanya; sehingga ia berhasil dalam mengendalikan emosinya dan sepakat dengan masalah dalam suara dan perilaku bak negarawan. Dalam dokumennya, kami tak hanya menemukan gagasan menonjol selain juga argumen sempurna, yang secara singkat dan jelas dinyatakan (Appendix liii).

Pada 4 November 1840, ia menulis:—

“Aku berharap aku melakukan hal baik di dalamnya: Aku mendorong semua pihak, dan memakai setiap upaya untuk mendorong Times untuk mengambil pandangan adil dari pertanyaan Suriah. Aku berhasil. Lord Palmerston berujar padaku kala sore ini bahwa kejadian surat-surat kabar Tory melunakkan sepuluh ribu kesulitan....” (Ibid., p. 315).

Artikel-artikel dalam The Times, yang dirujuk oleh Lord Shaftesbury, muncul dalam surat kabar tersebut pada berbagai edaran. Pada 9 Maret 1840 (hlmn. 3), The Times menerbitkan catatan berikut ini:—

“Pemulihan Yahudi.—Sebuah memorandum telah disampaikan kepada para penguasa Protestan di Eropa tentang persoalan pemulihan orang-orang Yahudi ke tanah Palestina. Dokumen tersebut dipertanyakan, didikte oleh pergesekan perkara di Timur, dan lainnya menerobos ‘tanda-tanda waktu,’ merujuk kepada perjanjian asli yang menyatakan agar tanah tersebut diserahkan kepada para keturunan Abraham, dan berujar atas pengesahan kekuatan yang mengalamatkan apa yang menjadi garis kemungkinan dunia Kristen Protestan kepada orang-orang Yahudi pada kontroversi terkini di Timur. Memorandum dan korespoendensi yang disahkan mengenai persoalan tersebut telah diterbitkan.”

Memorandum tersebut (Appendix liv) sepenuhnya ditulis dari sudut pandang Kristen. Lord Shaftesbury, yang ia sendiri merupakan pemecaya kuat dalam Kekristenan, lebih jelas dalam memberikan karakter terapan terhadap proyek tersebut.

Pada 17 Agustus 1840, The Times (hlmn. 3) menerbitkan artikel berikut ini:—

“Suriah.—Pemulihan Yahudi.

“Proposisi-proposisi untuk menempatkan orang-orang Yahudi di tanah leluhur mereka, di bawah perlindungan lima kekuatan, tak lagi menjadi materi spekualsi yang sebenarnya, selian pengesahan politik serius. Dalam surat kementerian tertanggal 31 Juli, sebuah artikel muncul menampilkan seluruh karakteristik perasaan terhadap subyek yang sangat penting tersebut. Namun, ini ditujukan untuk pemimpin bangsawan yang menentang para menteri Yang Mulia untuk mengambil persoalan tersebut dalam cara terapan dan bak negarawan, dan ia mengadakan penyelidikan, dengan salinan berikut ini :—

“1. Apa perasaan yahudi yang kau temukia dalam kaitannya terhadap pemulangan mereka ke Tanah Suci?

“2. Akankah hunian dan harta benda Yahudidilibatkan pada pemulangan ke Palestina, mengantarkan pendapatan mereka, dan menginvestasikannya dalam penanaman tanah tersebut, jika lewat operasi hukum dan kehidupan adil dan harta benda yang dipastikan aman?

“3. Bagaimana mereka kemudian akan terlibat dan siap untuk bergerak balik?

“4. Akankah mereka bergerak balik sepenuhnya dengan pengeluaran mereka sendiri, tanpa mengharuskan hal yang lebih jauh ketimbang asuransi keamanan kepada orang dan lahan?

“5. Akankah mereka mengisi kehidupan di bawah pemerintahan negara sebagaimana yang harus mereka menghimpunnya, hak dan pemberian mereka yang diberikan kepada mereka di bawah perlindungan Kekuartan Eropa?

“Lekas jawab, kau mendapati perbedaan dan memutuskan dan menjelaskan sememungkinkannya: dalam kaitan penyelidikan terhadap harta benda, ini sepenuhnya akan sejalan agar kami hgarus menerima pembuktian adil terhadap fakta dari laporan umum.

“Pemimpin bangsawan yang mengadakan penyelidikan tersebut telah memberikan perhatian mendalam terhadap persoalan tersebut, dan dikenal sebagai penulis artikel ulung dalam Quarterly tentang persoalan tersebut, pada Desember 1838.”

Para penganut gagasan asmilasi Yahudi di Jerman menyatakan sebuah pertentangan.

Allgemeine Zeitung des Judentums bersepakat dengan persoalan tersebut pada 19 September 1840, dan terdorong untuk mengaitkan artikel-artikel dalam The Globe, yang menyebutnya sebagai “surat kabar Kementerian London,” bahwa “rencana tersebut sepenuhnya diklasifikasikan di antara hal-hal yang secara tercurah diinginkan.” Di sisi lain, surat kabar tersebut mengutip dari Courier Français edaran 26 Agustus 1840, sebuah perbandingan antara M. A. M. L. de P. de Lamartine (1790‒1869) (penyair, dan Deputi pada waktu itu) dan Lord Palmerston dalam pernyataan berikut ini:—

“M. de Lamartine berniat untuk membentuk sebuah kerajaan Kristen di muara Yordan, dan kaki Gunung Lebanon; jika hanya Yerusalem, Kota Suci, yang ditempatkan pada kekuatan Prancis, ia akan dengan bangga meninggalkan balahan dunia lain kepada Inggris dan Rusia. Namun apa yang timbul dalam seluruh perkara adalah bahwa Lord Palmerston telah memilih tempat yang sama. Kala Deputi tersanjung memimpikan sebuah negara Kristen, Lord Palmerston merencanakan sebuah Republik Yahudi.”

Pergerakan tersebut menyebabkan Allgemeine Zeitung des Judentums melakukan “protes melawan proyek yang dipertanyakan,” dan “memperingatkan orang-orang muda.” Semuanya kami pelajari dari pernyataan bahwa pemuda Yahudi pada masa itu terlibat dalam penyimakan terhadap gagasan Zionis.