Seni Berperang/Serangan Strategis
Sun Zi berkata: Pada umumnya, dalam melancarkan peperangan, menangkap seluruh bangsa secara utuh merupakan strategi yang lebih baik; menghancurkan dan meluluh-lantakkan bangsa itu adalah pilihan yang lebih lemah. |
Menangkap seluruh divisi secara utuh adalah strategi yang lebih baik; menghancurkan divisi itu adalah opsi yang lebih lemah. |
Menangkap seluruh battalion secara utuh adalah strategi yang lebih baik; menghancurkanya adalah opsi yang lebih lemah. |
Menangkap seluruh kompi secara utuh adalah suatu strategi yang lebih baik; menghancurkanya adalah opsi yang lebih lemah. |
Menangkap seluruh seksi secara utuh adalah strategi yang lebih baik; menghancurkanya adalah opsi yang lebih lemah. |
Jadi, bertempur dalam seratus kemenangan bukanlah suatu cerminan strategi yang paling hebat. |
Kemampuan untuk mengalahkan musuh tanpa pertempuran sama sekali adalah cerminan strategi yang paling hebat. |
Jadi, strategi yang paling hebat adalah menyerang berbagai rencana dan strategi musuh. |
Strategi terbaik berikutnya adalah menyerang berbagai hubungan dan persekutuannya dengan negara-negara lain. |
Strategi terbaik berikutnya adalah menyerang tentaranya. |
Strategi terburuk adalah menyerang kota-kota yang dikelilingi tembok. |
Seranglah kota-kota yang dikelilingi tembok bila tidak ada alternative lain. |
Persiapan tameng besar, kereta penyerang, dan berbagai peralatan serta senjata penyerang lainny apaling sedikit memerlukan waktu 3 bulan. |
Pembangunan menara-menara pengintai akan membutuhkan tambahan waktu 3 bulan.
(Dalam kondisi demikian), jenderal yang bertugas bisa kehilangan ketenangannya dan menjadi tak mampu mengendalikan kesabarannya. Jadi, bahkan jika ia (sang jenderal) memerintahkan para prajuritnya untuk menyerang tembok-tembok seperti semut, sepertiga dari mereka aikan terbunuh dan kota itu masih belum tertaklukkan. Ini adalah konsekuensi yang membawa malapetaka akibat melakukan serangan yang demikian. |