Sentuhan Petaka
Pada zaman dahulu kala ada seorang raja yang sombong, angkuh dan rakus akan kekayaan yang bernama Raja Yaksa, Ia memimpin sebuah kerajaan yang bernama kerajaan blimbingan di daerah Nusantara. Ia memiliki seorang istri dan seorang putri. Sang Raja hanya mementingkan keluarganya saja dan tidak mementingkan rakyatnya
Pada suatu ketika sang raja bertemu dengan biksu, melihat sang biksu dengan penampilan yang lusuh sang raja mengejeknya hingga membuat sang biksu kesal dan mengutuknya, kelak sang sang Raja yaksa akan menghancurkan keluarganya dan kerajaanya dengan sentuhanya. Namun sang raja tidak menghiraukan sang biksu dan meninggalkanya, setelah itu sang raja bertapa di suatu tempat untuk memohon sebuah anugerah kepada dewa kuwera atau dewa penguasa kekayaan. Mengetahui sang raja bertapa, sang dewa menampakkan wujudnya dan mengatakan apa yang sang raja inginkan. Raja Yaksa mengatakan ia menginginkan anugerah bahwa apapun yang ia sentuh berubah menjadi emas, Dewa Kuwera menolak mengabulkan anugerah tersebut namun Raja yaksa bersikeras menginginkanya alhasil anugerah itupun di kabulkan. Setelah dikabulkan Raja Yaksa senang dan pulang menuju istananya. Setelah sampai di istana ia pun bertemu dengan putri dan istrinya hingga memeluknya. Sang Raja lupa akan anugerah yang ia dapat tadi alhasil istri dan putrinya berubah menjadi patung emas. Melihat keluarganya menjadi patung emas sang raja sangat sedih, marah dan menyesal hingga memancing perhatian seisi istana, semua pelayan pengurus istana mencoba menenangkan sang raja namun tidak sengaja menyentuh sang raja alhasil semua pelayan dan pengurus istana berubah menjadi patung emas Melihat keluarganya menjadi patung emas sang raja sangat sedih, marah dan menyesal hingga memancing perhatian seisi istana, semua pelayan pengurus istana mencoba menenangkan sang raja namun tidak sengaja menyentuh sang raja alhasil semua pelayan dan pengurus istana berubah menjadi patung emas, yang membuat tidak ada yang mengatur kerajaan sehingga membuat kerajaan kacau hingga hancur.
Melihat kejadian tersebut sang Raja menyesal dan mengingat perkataan biksu tadi. Ia pun bertaubat dan ia mengansingkan diri di hutan untu menghabiskan sisa hidupnya di sana dan mempelajari ajaran kebaikan atau dharma