Si Rewel Makan
Premis
suntingNisa, seorang anak yang pilih-pilih makanan, suatu hari menemukan sayur-sayuran dan buah-buahan di kulkasnya dapat berbicara dan menangis
Lakon
sunting- Nisa
- Ibu
- Ayah
Lokasi
suntingRumah
Cerita Pendek
suntingDi sebuah kota yang padat penduduk, hiduplah sebuah keluarga yang hanya terdiri dari tiga orang; ayah, ibu, dan seorang anak berusia sepuluh tahun bernama Nisa. Kebetulan saat itu merupakan tanggal merah sehingga semua orang berkumpul di rumah. Bahkan ayah yang bekerja di luar kota pun, kembali ke rumah untuk berkumpul bersama keluarganya.
"Nak, sini ke halaman depan! Ayah punya eksperimen seru buat kamu" seru sang ayah.
"Oke, yah. I'm coming" kata Nisa sambil berlari menuju halaman rumah.
"Eksperimen apaan yah?"
"Kamu tau nggak gimana caranya menulis pesan rahasia yang cuma bisa dibaca kalau kamu tau triknya?"
"Trik apa emang, yah?"
"Ini ayah sudah menyiapkan air lemon, cotton bud, sama kertas. Coba itu cotton bud kamu masukin ke air lemonnya, trus kamu tulis sesuatu di kertas. Satu kata aja boleh kok."
"Hmm, menarik. Oke deh aku coba dulu." Kata Nisa sembari menuliskan sesuatu di kertas menggunakan cotton bud yang sudah dicelupkan ke air lemon.
"Ini sudah yah."
"Nah, sekarang kita tunggu sampai kertasnya kering ya. Untuk saat ini kita kan sama-sama nggak bisa melihat apa yang kamu tulis di kertas."
"Emang bisa yah dilihat aku nulis apaan?"
"Wo iya tentu, caranya gampang."
Beberapa menit kemudian…
"Ini kertasnya sudah kering yah"
"Oke, ini ayah nyalain dulu ya lilinnya."
"Eh? Buat apa yah?"
"Udah kamu lihat aja."
"Nah sekarang kita dekatkan kertasnya ke api. Tapi jangan terlalu dekat, nanti terbakar."
"Wah tulisannya jadi timbul warna gosong yah. Sekarang bisa kelihatan deh apa yang tadi aku tulis."
"Nak, yah, ayo makan dulu mumpung nasi sama lauknya masih hangat" tiba-tiba ibu memanggil dari meja makan.
Ayah dan Nisa pun berjalan ke meja makan setelah mereka membereskan teras rumah. Tentunya mereka juga tak lupa cuci tangan sebelum makan.
"Ayo sebelum makan, kita berdoa dulu ya."
"Wah ibu masak sup sayur sama ayam goreng nih" lanjut ayah setelah berdoa.
Selesai berdoa, ibu menyiapkan nasi untuk mereka. Masing-masing orang mengambil lauk mereka sendiri. Baik ayah dan ibu mengambil sayur di sup. Namun Nisa hanya mengambil sosis dan bakso ikan saja di supnya.
"Kok cuma diambil sosis sama baksonya? Itu sayurnya dimakan juga gih! Enak tau sayurnya" ujar sang ibu.
"Nggak ah, ibu kan tau aku kan nggak suka sayur."
"Iya, tapi kamu tetap harus makan supaya gizinya seimbang."
"Yaudah, nanti kamu jangan lupa makan buah ya" kata ayah sambil menunjuk buah-buahan yang ada di atas meja.
"Aaa nggak mau. Buah sama sayur itu nggak enak."
Karena suasana yang tegang, akhirnya ayah dan ibu pun diam. Suasana di meja makan menjadi hening. Semua orang hanya fokus makan apa yang ada di piring mereka tanpa mengatakan satu kata pun. Nisa makan dengan cepat seperti terburu-buru. Nisa selesai makan terlebih dahulu, kemudian ia langsung pergi begitu saja ke kamarnya. Setelah ayah dan ibu selesai makan, ayah membantu ibu untuk membereskan peralatan makan dan membawanya ke wastafel untuk dicuci peralatan makannya oleh ibu. Tiba-tiba handphone ayah berdering, rekan kerjanya menelpon. Maka ayah keluar dari dapur meninggalkan ibu sendirian.
Setelah mencuci piring, ibu memutuskan untuk duduk di meja makan. Ibu tampak termenung. Dari dulu anaknya selalu saja rewel masalah makanan. "Apa ya yang bisa kulakukan supaya anakku mau makan buah dan sayur?" Ibu jadi sedih mengingat anaknya sangat menyukai makanan olahan beku seperti nugget, sosis, dan makanan cepat saji seperti mie instan, namun tak suka makan buah dan sayur meskipun ibu telah membujuknya.
Suatu hari Nisa membuka kulkas dan kaget karena melihat semua sayuran di kulkasnya hidup, tapi kondisi mereka banyak yang sudah layu dan buah²an juga kering dan kulitnya mengerut. Nisa yang mendengar tangisan buah dan sayur pun sekejap bertanya "Apa yang membuat kalian menangis?"
"Kamu tidak mau memakan kami. Padahal kami kaya akan vitamin dan mineral” jawab sayur-sayuran dan buah-buahan.
"Vitamin? Mineral? Apa itu?"
"Vitamin dan mineral itu zat yang penting untuk membuat kamu jadi anak yang sehat. Bayangkan saja jika kamu terus-terusan hanya makan makanan olahan dan cepat saji yang kandungan gizinya tidak seimbang! nanti kamu bisa mudah terserang penyakit."
"Maksud kalian apa? Bisa kalian beri contoh? Aku masih bingung" Kata anak.
"Misalnya saja aku, Wortel, mengandung Vitamin A yang bagus untuk menjaga kesehatan matamu. Bayangkan saja jika matamu menjadi rabun sehingga kamu kesulitan melihat tanpa alat bantu yang disebut kacamata. Maka dari itu selama matamu masih sehat, kamu harus menjaganya dengan baik, ya! Salah satunya adalah dengan memakanku."
"Lalu aku, Kembang Kol yang mengandung Vitamin B7. Nantinya oleh tubuhmu, Vitamin B7 ini akan diubah menjadi energi. Dengan energi, kamu bisa bermain bersama temanmu tanpa mudah merasa lelah. Selain itu Vitamin B7 dapat menjaga kesehatan kulit dan rambutmu loh."
"Kalau aku sang Jambu Biji, rajanya Vitamin C. Bahkan kandungan vitamin C di Jeruk saja kalah denganku. Asal kau tau, Vitamin C dapat memperkuat imun tubuhmu loh"
"Oh, iya? Luar biasa sekali. Aku jadi penasaran bagaimana kamu bisa tumbuh. Apakah kamu diciptakan dan dikembangkan di laboratorium ilmuwan?"
"Hehehe, tentu saja tidak. Aku tumbuh di pohon. Buah-buahan seperti aku bisa tumbuh akibat dari proses fotosintesis. Fotosintesis sendiri adalah proses kimia pada tumbuhan yang terjadi atas bantuan cahaya matahari. Selain itu untuk proses fotosintesis kami juga perlu air. Dengan fotosintesis, tumbuhan mengubah karbon dioksida menjadi oksigen. Nah oksigen inilah udara yang kamu perlukan untuk bernafas dan tetap hidup. Bukan hanya itu, fotosintesis juga menghasilkan karbohidrat untuk makanan tumbuhan. Karbohidrat itu nantinya menjadi energi bagi tumbuhan. Ketika suatu tumbuhan memiliki kelebihan energi, maka energi itu akan disimpan dengan bentuk buah."
"Wah rumit sekali ya ternyata. Aku jadi kagum pada kalian para tumbuhan."
"Iya memang. Tapi dalam tubuhmu juga sama kompleksnya. Maka dari itu kamu perlu gizi seimbang agar semua sel dalam tubuhmu bekerja dengan imbang juga."
"Cih, jangan hanya terkesan oleh penjelasan mereka saja dong. Perkenalkan, aku Brokoli. Aku mengandung Vitamin D dan K. Asal kamu tau ya, Vitamin D itu bagus untuk pertumbuhan gigi dan tulangmu. Sedangkan Vitamin K dapat mempercepat pembekuan darahmu. Jadi kalau kamu bermain dan terjatuh, lukamu akan cepat kering."
"Waduh iya iya, dasar Brokoli cerewet" ujar sang anak dengan wajah yang mengejek.
"Eits, tampaknya belum lengkap kalau tidak ada Vitamin E. Aku alpukat si paling vitamin E. Sama seperti vitamin C, Vitamin E juga dapat memperkuat imun tubuh."
"Iya deh, kalian semua keren. Tapi masalahnya aku nggak suka makan sayur sama buah."
Seketika wajah sayur-sayuran dan buah-buahan di kulkas kembali menjadi sedih.
Namun tiba-tiba terdengar suara alarm berbunyi. Nisa langsung terbangun dari tidurnya dan menyadari bahwa semua itu hanya mimpi. Meskipun begitu, ia masih merasa tidak enak hati dengan para sayur dan buah. Lagi pula, dipikir bagaimanapun juga apa yang dikatakan sayur dan buah di mimpinya memang ada benarnya.
Setelah mandi dan menggunakan seragam sekolah, Nisa langsung bergegas ke meja makan. Di atas meja sudah ada omelette atau telur dadar, sourdough, dan sebuah saus. Entahlah saus apa itu. Sepertinya hanya Tuhan dan ibu yang tau. Nisa duduk dan makan dengan lahap. Ibunya tampak senang.
"Enak bu" kata sang anak dengan tersenyum
"Syukurlah kamu suka, ini ibu juga buatkan jus."
"Hmm enak, nggak terlalu manis juga."
"Nah kan kamu bisa makan sayur dan buah."
"Maksudnya?"
"Itu kamu lihat telurnya kan ibu kasih brokoli, tomat, sama wortel. Nah itu saus untuk sourdough ibu buat dari wortel, seledri, buncis, tomat, zukini, dan lain-lain. Itu jusnya juga jus stroberi sama sirsak. Ibu tambahin madu juga tadi di jus, jadi ibu gak pakai gula."
"Eh tapi ini enak banget bu, besok-besok ibu bikin menu-menu yang enak kaya gini lagi ya" kata Nisa dengan pipi memerah.
"Apa iya masakan ibu yang kemarin gak ada yang enak?"
"Ya enak sih, tapi yang ini aku suka banget."
"Wah, ayah jadi ikutan senang."
"Ini nanti bekalnya kamu bawa ke sekolah ya" kata ibu sambil menunjukkan isian bekal berupa karakter lucu yang dibuat dengan sayuran.
"Asikk, bekalku imut. Terimakasih ya bu. Mulai sekarang aku bakalan sering makan buah dan sayur."
TAMAT