Tahu Sama Tahu/Lalu Lintas/Kendaraan Umum/Angkot Mikrolet Metro
Dalam aturan tertulis, kendaraan umum diharuskan berhenti di halte yang sudah disediakan. Namun, pada praktiknya hal ini tidak dilakukan. Berikut aturan-aturan tak tertulis mengenai mengendarai kendaraan umum.
Naik Angkot
sunting- Ketika menghentikan angkot, mata sambil memperhatikan kursi penumpang yang kosong. Apabila penuh semua, anda bisa menunggu angkot yang selanjutnya, atau memilih untuk tetap naik (berdiri, jongkok, atau bergelantungan di pintu) - Jangan lupa perhatikan nomor angkot yang akan anda naiki, bisa-bisa anda naik angkot jurusan yang salah - Tunggu angkot agak pelan dahulu sebelum naik, kalau tidak bisa jatuh
Turun Angkot
sunting- Sebutkan "Kiri" kepada supir / kenek, sekitar 50 meter sebelum tujuan berhenti. Di Kota Medan sebutkan "Pinggir" kepada supir atau tekan bel yang ada di langit-langit angkot (kalo bel rusak sambungkan kabel bel tersebut langsung atau gedor kaca dibelakang supir)
- Turunlah dari angkot, kaki kiri duluan. Kalau turun kaki kanan duluan anda bisa jatuh
- hati hati banyak copet dan penodong di angkot, posisikan tas di depan tubuh (khusus cewek)
Turun Metro Mini
sunting- Ketukkan uang logam ke jendela kaca sebanyak tiga kali, sekitar 50 meter sebelum tujuan berhenti
- Tariklah perhatian kenek bahwa anda minta berhenti
- Kenek akan berteriak pada supir untuk menghentikan kendaraan
- Jangan lupa tengok ke belakang agar anda tidak terlibas motor yang senang menyalib dari sisi kiri
- loncat dari kendaraan kaki kiri yang pertama menyentuh tanah kalau tidak bisa jatuh saat mendarat