Yunani Kuno/Arsitektur/Arkaik
Seusai Zaman Kegalapan, orang Yunani tak lagi berminat membangun istana bagi para raja. Alih-alih, mereka lebih suka membangun kuil bagi para dewa. Kemungkinan orang Yunani memperoleh gagasan ini dari orang Mesir, yang sudah membangun kuil dewa sejak lama. Pada masa itu, memang banyak orang Yunani yang bekerja di Mesir.
Kuil Yunani adalah bangunan Yunani yang paling terkenal. Kuil Yunani menggabungkan tradisi rumah megaron Yunani dengan gaya kuil Mesir sehingga menghasilkan bentuk kuil baru yang sederhana namun elegan.
Kuil-kuil Yunani tertua, dibangun sekitar tahun 800 SM, dibuat dari kayu. Bentuknya berupa bangunan segi empat dengan beranda di keempat penjurunya yang disertai oleh tiang dari batang pohon. Atapnya kemungkinan berupa jerami atau rerumputan, atau bisa juga atap genting.
Pada kuil Yunani Arkaik awal, tiang dan atapnya dibuat dari kayu. Supaya kayunya tidak membusuk, di bawah tiap tiang ditaruh batu datar, sedangkan untuk membantu tiang menahan beban bangunan, di bagian atas tiang ditaruh potongan kayu.
Kuil batu
suntingNamun dengan cepat orang Yunani mulai membangun kuil dari batu kapur, karena lebih indah dan tahan lama. Kuil batu awal memiliki tiang yang tebal dan besar, serta kapital (potongan kayu atau batu pada bagian atas tiang) berat bergaya Doria.
Untuk membuat kuil yang lebih indah, para arsitek Yunani mulai membangun kuil di atas platform batu kecil yang dilengkapi tangga.
Fasad (bagian depan) kuil Yunani Arkaik dibangun mirip dengan kuil kayu lama, hanya bahan bakunya saja yang berbeda. Di antara tiang batu dan pedimen (atap berbentuk segitiga), terdapat serangkaian garis vertikal yang disebut triglif, dan di antara garis-garis itu terdapat ruang yang disebut metope.
Para arsitek Yunani tidak melakukan banyak perubahan desain kuil ketika terjadi pergantian bahan baku dari kayu menjadi batu. Ini karena kuil merupakan bangunan suci untuk memuja para dewa, dan orang Yunani takut para dewa akan merah jika terjadi banyak perubahan pada kuil.
Bagi orang Yunani, kuil melambangkan bagaiman dunia seharusnya berlangsung. Mereka percaya bahwa manusia harus mengubah kekacauan menjadi keberaturan, yang sekaligus juga membuat para dewa senang. Konsep ini dilambangkan oleh kuil, karena kuil adalah bangunan yang indah dan beraturan yang dibuat dari batu-batu yang tak beraturan.
Selain itu, pada sebuah kuil, semakin atas, maka rancangannya juga semakin rumit. Ini melambangkan bahwa di atas (di langit) ada para dewa, yang mengingatkan orang Yunani bahwa kuil adalah bangunan yang suci.