Yunani Kuno/Arsitektur/Teater
Terater Yunani tertua, kemungkinan berasal dari Zaman Batu, hanyalah lereng bukit berumput dengan tempar datar di bagian bawahnya. Orang-orang duduk di lereng bukit dan menonton oorang lain berbicara di bagian bawah, atau meonton sekelompok orang bernyanyi atau menari. Selain itu, penonton juga dapat melihat keindahan pemandangan alam di balik panggung.
Namun, terkadang tidak nyaman ketika harus duduk di rumpur, yang membuat sejumlah orang kemudian membawa tikar atau kain sebagai alas duduk. Pada periode Arkaik sekitar tahun 600 SM, orang kaya yang menggelar pertunjukan mulai membawa kursi kayu sebagai tempat duduk bagi para pentonton. Dengan adanya tempat duduk, penyelenggara pertunjukan pun mulai menjual tiket.
Pada periode Klasik, sekitar tahun 450 SM, banyak kota Yunani yang menjadi lebih kaya, jadi pengembangan teater pun mulai lebih diperhatian. Selain itu, sandiwara juga diciptakan, beberapa penulis sandiwara yang terkenal adalah Aiskhylos dan Sphokles. Sejak saat itu, teater tidak hanya menampilkan nyanyian dan tarian. Di banyak kota, pemerintahnya mengganti tempat duduk kayu dengan batu kapur atau marmer. Terkadang mereka menaruh platform batu rendah untuk digunakan sebagai pemandangan.
Pada tahun 200 SM semua teater di kota-kota Yunani memiliki tempat duduk dari batu kapur, mulai dari Spanyol, Sisilia, Afghanistan, hingga ke. Namun mereka tetap membangun teater di lereng bukti alam, sama seperti pada Zaman Batu. Pada tahun 54 SM, orang Romawi mulai membuat lereng bukit buatan bagi teater dan amfiteater mereka.