Yunani Kuno/Sastra/Euripides
Euripides adalah yang termuda di antara tiga penulis drama terhebat di Athena Klasik. Dia hidup pada masa akhir tahun 400-an SM, selama Perang Peloponnesos. Dia bersaing dengan Sophokles dalam banyak perlombaan drama, dan memenangkan beberapa di antaranya.
Banyak sandiwara Euripides, misalnya Medeia dan Phaidra, memiliki tokoh perempuan yang penting, sehingga ia dianggap bersimpati terhadap perempuan dan merasa bahwa perempuan harus diperlakukan dengan lebih baik. Meskipun demikian, pendapat ini kemungkinan tidak benar, atau tidak sepenuhnya benar, karena Euripides menampilkan perempuan sebagai perlambang kekacauan, kegilaan, dan bukannya pemikiran atau kecerdasan. Dalam sandiwara karya Euripides, ditampilkan perbedaan antara tokoh wanita yang tak rasional dengan tokoh pria yang rasional.
Akan tetapi, pria yang rasional tak selalu menang. Euripides menkankan bahwa semua orang harus mengakui adanya dua sisi dalam dirinya masing-masing, yaitu kebiadaban dan kesucian, dan tidak berpura-pura bahwa manusia selalu dapat mengendalikan nafsu menggunakan pikiran. Misalnya dalam drama Bakkhai, diceritakan bahwa Pentheus berupaya bersikap rasional, namun berakhir dengan dicabik-cabik kaena ia tak mau menari dalam ritual kegilaan.