Abad Pertengahan/Pengetahuan/Matematika

Matematika adalah ilmu yang menarik untuk dipelajari selama Abad Pertengahan di Eropa. Sedikit demi sedikit, pakar matematika di Eropa belajar dari pakar matematika Islam tentang angka Arab (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9), walaupun sebenarnya angka-angka itu berasal dari India. Yang pertama melakukannya adalah Adelard dari Bath, dari Inggris, yang mengikuti Perang Salib Pertama ke Kekhalifahan Fatimiyah pada awal 1100-an M dan belajar matematika Yunani dan Arab di sana. Ketika Adelard pulang pada 1126 M, ia menerjemahkan karya Euklides dari bahasa Yunani ke bahasa Latin supaya orang Eropa dapat membacanya.

Fibonacci

Pada 1140-an, Robert dari Chester pergi dari Inggris ke Spanyol Muhabitun, di mana ia belajar bahasa Arab di universitas Arab. Setelah pulang, ia menerjemahkan buku Al Khwarizmi tentang Aljabar supaya dapat dipelajari oleh orang Eropa. Tak lama setelahnya, Fibonacci dari Pisa membawa angka Arab ke Italia. Saat remahja, Fibonacci pergi bersama ayahnya, seorang perdagang kaya, ke Muwahidun di Afrika Utara, dan ia belajar mengenai angka Arab di sana. Ia menyadari bahwa angka-angka ini penting, maka ia pergi ke seluruh Mediterania untuk lebih banyak belajar tentang matematika dari para matematikawan Islam. Pada 1202 M, Fibonacci kembali ke Italia dan menderbitkan buku tentang angka Arab dengan judul Angka India. Kini, angka Arab mulia benar-benar digunakan secara luas di Eropa.

Angka-angka Arab dapat digunakan untuk segama macam matematika baru. Pakar matematika mulai berpindah dari masalah tradisional seperti geometri menuju masalah baru seperti aljabar. Pada 1300-an M, orang Eropa mulai menciptakan dan menyelesaikan masalah sendiri alih-alih hanya belajar dari matematika Islam. Pada 1350-an M Nicole Oresme di prancis mulai mengembangkan sistem grafik koordinat x-y-z, menggabungkan aljabar dan geometri.

Seratus tahun kemudian, pada 1450-an, pakar Jerman Johann Müller, putra seorang tukang giling, menyadari penitngnya trigonometri tingkat tinggi untuk meneliti astonomi, maka ia pun menerbitkan buku tentang segitiga dan fungsi sinus serta trigonometri bulat.

Akan tetapi meskpun para matematikawan di Eropa sangat tertarik pada angka Arab, sebagian besar penjaga toko dan bangk masih menggunakan angka Rowami dan sempoa hingga akhir Abad Pertengahan, dan sebagian besar orang, terutama petani, bahkan tidak dapat menulis angka jenis apapun, meski mereka bisa menyebutkannya.