BAB XV.

Pemerintahan Sir Samuel George Bonham.

20 Maret 1848, sampai 12 April 1854.

Selama beberapa bulan sebelum keberangkatan Sir J. Davis, komunitas Eropa di Hongkong melangkah maju untuk kedatangan Gubernur baru dengan harapan agar ia akan meniadakan sistem monopoli pembatasan perdagangan, dan memulihkan kekayaan Koloni dengan memberlakukan rekomendasi Komite Parlementer 1847. Pada waktu yang sama, Otoritas Dalam Negeri, yang bertindak nyaris selaku pengganti Sir J. Davis, mendapatinya sulit untuk menentukan jenis sosok yang akan layak untuk jabatan yang diupayakan semacam itu, apalagi wacana publik di Inggris menganggap penunjukkan untuk Gubernur akan gagal untuk memberikan penyelarasan di Hongkong. Pilihan Pemerintah yang Mulia kemudian tertuju pada Sir Samuel George Bonham, C.B. Ia dibesarkan dalam penugasan Perusahaan Hindia TImur yang, dengan memegang berbagai jabatan—keuangan, yudisial dan eksekutif—umumnya diserahkan pada para pegawainya yang berpangkat lebih tinggi, dianggap menjadi sosok terlatih sempurna untuk jabatan gubernur yang menyulitkan. Sir George Bonham bertugas di bawah Kantor Kolonial selama nyaris sepuluh tahun (1833 sampai 1842) selaku Gubernur Prince of Wales Island (kini masuk wilayah Queensland), Singapura dan Makau dan memberikan penyelarasan besar. Lord Palmerston kemudian berujar bahwa 'esensi umum terapan' Sir George menjadi sebab utama pemilihannya pada jabatan gubernur Hongkong.

Sir Samuel George Bonham

Kala mendarat di Hongkong (20 Maret 1848), Sir G. Bonham disambut oleh para pemimpin masyarakat dengan sambutan hangat. Keesokan harinya, ia mengambil sumpah untuk jabatan gandanya selaku Kepala Petinggi Perdagangan dan Utusan Berkuasa Penuh Yang Mulia di Tiongkok, dan selaku Gubernur dan Kepala Panglima Koloni Hongkong dan Sekitarnya serta Wakil Laksamana dari daerah yang sama. Komisi-komisi dan surat-surat petannya diterbitkan pada waktu yang sama (21 Maret 1848). Mr. (kemudian Sir) Thomas F. Wade, yang selama beberapa waktu menjadi Murid-Penerjemah di bawah bimbingan Dr. Gützlaff, pada Sekretariat Petinggi Perdagangan, dan juga bertugas sebagai Asisten-Penerjemah dalam Mahkamah Agung, diangkat menjadi Jurutulis Pribadi untuk Gubernur (8 April 1848), dan kemudian bertugas selaku penasehat Gubernur dalam seluruh persoalan Tiongkok.

Seperti para pendahulunya, Sir G. Bonham terkadang meninggalkan Hongkong, pada tur inspeksi, untuk mengunjungi Stasiun-stasiun Konsuler di Tiongkok, dan pada beberapa kesempatan, tugas diplomatiknya sebagai Utusan Berkuasa Penuh Yang Mulia nampak menempatkannya untuk kunjungan singkat ke Makau, Kanton atau Shanghai. Pada Maret 1852, ia mengambil cuti dua belas bulan untuk pemeriksaan kesehatan dengan berkunjung ke Inggris (kala masyarakat memberikannya dengan ucapan perpisahan) namun kembali lagi menjabat pada Februari 1853. Pada seluruh kesempatan tersebut, Sir George menugaskan Mayjen Staveley, C.B. (sampai 25 Februari 1851) atau Mayjen Jervois, K.G. (dari Februari 1851 sampai April 1854) untuk bertindak selaku Wagub menggantikannya, dan keduanya memberikan penyelarasan umum dengan mengutamakan kebijakan Sir George pada masa cutinya. Mayjen Jervois biasanya menerjunkan dirinya sendiri ke hati seluruh penduduk lewat urbanitas dan kesantunannya yang secara efektif mempromosikan perasaan baik dalam masyarakat terbatas Hongkong, sebagaimana cara yang dilakukan olehnya terhadap urusan Koloni. Kala ia meninggalkan Hongkong, masyarakat memberikannya (7 April 1854) dengan pernyataan yang menyatakan penghormatan besar dan tindakan yang dilakukan olehnya. Pada masa cuti Sir G. Bonham pada 1852, Dr. Bowring, Konsul Yang Mulia di Kanton saat itu, diangkat (14 April 1852) selaku pengganti sementara Sir George selaku Petinggi Perdagangan dan singgah di Balai Pemerintahan (sampai 16 Februari 1853), yang namun, mencurahkan dirinya sendiri sebatas pada tugas diplomatik dan konsulernya, sementara Mayjen Jervois mengurusi pemerintah Koloni selaku Wagub.

Sepanjang enam tahun masa jabatannya, Sir G. Bonham menjalin hubungan persahabatan dengan Gubernur-gubernur Makau berturut-turut, J. M. F. d'Amiral (sampai 22 Agustus 1849), P. A. da Cunha (sejak 27 Mei 1850), S. Cardazo (sejak 21 Januari 1851), dan T. F. Guimaraes (sejak 18 November 1851). Ini menjadi hubungan baik yang bahkan diinterupsi oleh tindakan berani namun tergesa-gesa dari Perwira AL Inggris Senior, Kapten H. Keppel, yang (7 Juni 1849) mendarat ke Makau, dengan Kapten Troubridge dan 115 awak H.M.S. Maeander, dan diselamatkan dari kapal penjaga Portugis, seorang tahanan Inggris lewat tindak pengerahan malangnya melibatkan kematian seorang prajurit Portugis didapati melukai dua orang lainnya. Tahanan tersebut adalah Mr. J. Summers, pengajar St. Paul's College, yang ditahan, dengan tanpa alasan, pada tahanan umum di Makau karena tak melepas topinya kala pelaksanaan upacara Corpus Christi. Kala Kapten Keppel diputuskan untuk pembawaan langsung tahanan, Gubernur Amiral menolaknya karena Kapten enggan bersinggungan dengan persoalan pribadi. Kapten Keppel menganggap bahwa campur tangan paksanya akan dijadikan pembenaran atas dasar Perintah Hongkong yang disebutkan di atas, yang memasukkan Makau dalam wilayah kekuasaan Kaisar Tiongkok. Namun, kala Gubernur Bonham memegang pandangan berbeda terhadap kasus tersebut, dan melibatkan Kelaksamanaan Inggris untuk memberikan ganti rugi terhadap luka yang timbul, hubungan antar Gubernur dua Koloni tersebut masih tak terhimpun. Ketegangan besar timbul kala pemukiman maalng di Makau dalam kaitannya dengan kebijakan anti-Tiongkok dan kemudian pembunuhan Gubernur Amiral (22 Agustus 1849) oleh para pembunuh Tiongkok yang dikerahkan, dan oleh kematian yang sama-sama mendadak akibat kolera (bukan diracun) yang menimpa penerusnya, Komodor da Cunha (6 Juli 1850). Kejadian tersebut timbul dari Eropa dengan dua kapal perang menuntut Pemerintah Tiongkok, sebagai ganti rugi atas pembunuhan Gubernur Amiral, pengakuan kemerdekaan penuh Makau. Karena Otoritas Tiongkok secara dini menolak klaim tersebut, dan tak hanya mencap penduduk Tiongkok di Makau melakukan pengkhianatan, selain menyatakan tindak pergesekan, banyak pedagang Eropa dan Tiongkok, dan bahkan keluarga Portugis, pindah dari Makau dan bermukim di pesisir Hongkong yang lebih aman.

Sir G. Bonham mendapati Pemerintah Tiongkok menghimpun obligasi Perjanjian dankarena pertikaian tanpa kompromi terhadap tujuan khusus kebijakan perdagangan Inggris yang diberlakukan. Kebijakan balasan Kaisar Taokwang dan penerusnya (sejak 25 Februari 1849) Hien-fung diberlakukan dengan melucuti setiap Mandarin yang melakukan hal apapun dengan perjanjian-perjanjian Pottinger. Tak ada pihak yang kini disanjung di Peking yang tak membedakan dirinya dengan menandai tindak anti-asing. Komisioner Kekaisaran Seu Kwang-tsin, penerus Kiying di Kanton, berniat untuk menaungi pendirian yang diberikan oleh Perjanjian Nanking dengan mengadakan perdagangan asing di bawah batasan lama zaman Perusahaan Hindia Timur. untuk keperluan tersebut, ia berniat untuk diam-diam bekerja untuk memberlakukan satu per satu langkah utama perdagangan asing dalam penanganan monopolis Tiongkok yang bertanggung jawab. Komisioner Amerika Serikat, J. W. Davis, memohon kepada Sen (6 November 1848) untuk menjalin hubungan diplomasi namun hanya mendapati penolakan yang didapatkan apapun caranya. Kala Gubernur Bonham mengundang Sen untuk mengadakan wawancara (17 Februari 1849) di kapal H.M.S. Hastings dekat Bogue, Sen berperilaku terpelajar, menghindari seluruh diskusi serius dengan mengelak pertanyaan yang menjanjikan pembukaan kota Kanton, dan bahkan enggan merombak penarikan. Ia paham bahwa Sir George tak dalam pendirian untuk memberlakukan pemenuhan janji yang didapatkan oleh Sir J. Davis dari Kiying untuk memberikan pedagang asing, dari setelah 6 April 1849, dengan hak memasuki kota Kanton. Kala Sir G. Bonham mengulang pengerakan yang ditujukan untuk pembukaan langsung kota Kanton, Sen membalasnya dengan taktik pengerahan balasan Kiying atas dasar bahwa pada saat ini, tindakan tersebut akan memicu gangguan besar. Dibekali dengan Edik Kekaisaran, ia akhirnya mendeklarasikan (31 Maret 1840) pembukaan kota Kanton tak memungkinkan karena 'Pemerintah Tiognkok tak dapat mempertaruhkan rakyatnya.' Esensi praktek umum Sir George dilarang, di bawah keadaan saat ini, mengambil banteng dengan tanduknya. Dalam pandangan keadaan perasaan publik di Inggris, dan dalam peminatan perdagangan umum dengan Tiongkok, ia memutuskan untuk meniadakan pemakaian satu-satunya argumen yang akan dijadikan tekanan terhadap pikiran Tiongkok, lewat demonstrasi bersenjata. Sehingga, ia tenggelam dari pembuatan pengakuan umum dari keadaan tak tertolongnya dengan menyatakan pedagang Inggris di Kanton (2 April 1840) bahwa 'Pemerintah Tiongkok enggan memberlakukan keputusan yang diberlakukan oleh Kiying pada 6 April 1847.' Namun, Sir George mengambil tindakan untuk memberikan seluruh perlindungan yang memungkinkan terhadap masyarakat Inggris di Kanton pada peristiwa serangkaian gangguan tersebut yang mengancam Kanton sesambil secara bijak mempertahankan keberadaan kapal meriam Inggris. Dalam menunggui permainan yang dimainkan olehnya dalam kasus tersebut, Sir G. Bonham bertindak atas keputusannya sendiri dan sebetulnya tak berada di bawah tekanan perintahnya,. adalah bukti dari fakta bahwa sekitaran waktu yang sama (20 April 1849) Lord Palmerston, dalam menanggapi Peringatan Badan Perdagangan Manchester (12 Oktober 1848) terkait pendirian perdagangan tak selaras dengan Tiongkok, mengutip Sir G. Bonham kala berujar bahwa 'ini dibutuhkan untuk memperkenankan waktu pengerjaan penunjangan di Tiongkok.'

Meskipun demikian, Sir George tak menyinggung diplomatiknya. Pada Maret 1850, ia mengecam upaya yang dibaut oleh Hoppo Kanton untuk menghalangi kapal-kapal uap sungai Hongkong yang mengangkut kargo Tiongkok antara Hongkong dan Kanton, agar Otoritas Kanton menekankan hal tersebut. Namun, kala ia menerima tanggapan radikal terkait hak Perjanjian dari pihak daerah, Sir George terdorong untuk menghadapkan para perwakilannya ke hadapan kekaisaran dan memenuhi keperluan tersebut dengan menumpangi H.M.S. Reynard (Juni 1850) menuju Peiho dengan tujuan bergerak ke Tientsin dan Peking. Namun, keadaan mencegah mereka mencapai Tientsin dan memutuskan untuk menggantinya dengan memajukan pengerahan ke para penasehat Kaisar lewat tangan Mr. Medhurst. Walau tak ada hasil yang didapat, Pemerintahan Yang Mulia menyanjung jasa diplomasi tak terbendung Sir G. Botham dengan mempromosikannya (22 November 1850) dari pangkat ketiga ke keduaOrder of the Bath (K.C.B.) dan mengangkatnya menjadi baronet pada saat yang sama.

Walau berpemikiran tinggi, Sir G. Bonham tak selalu menang dengan para perwakilannya ke Kantor Luar Negeri. Seperti kebanyakan warga Eropa yang memiliki sifat umum di Tiongkok, dari wacana agar perhatian dekat tak disaring dari kajian sukses pengujian bahasa Tionghoa dan menggantinya dengan sudut pandang menonjol dari hal-hal umum dari kehidupan sebenanrya, ia secara sistematis mempromosikan orang, tanpa pengetahuan bahasa Tionghoa, menjadi kepala penerjemah untuk jabatan yang lebih bertanggung jawab dari Wakil Konsul atau Konsul. Namun, kala ia melakukannya dalam kasus Mr. (kemudian Sir) Harry Parkes di Kanton (musim gugur 1853), hal tersebut menimbulkan apa yang kemudian disebut 'Pertempuran Penerjemah.' Dalam pertempuran tersebut, Sir George dikalahkan. Sehingga, kasus Sir Harry Parkes menjadi pengecualian. Ia meraih kesempatan khsuus sebagai sosok tak umum dengan bersepakat dengan pihak yang terlibat di Kanton (Maret 1853) antara pemukim Eropa dan Utusan Prancis M. de Bourbillon atas pendirian staf panji Prancis di sekumpulan pabrik. Sehingga kala mengajukan banding melawan keputusan Sir G. Bonham terhadap Lord Clarendon, Sir Harry Parkes meraih kemenangan penuh oleh penghimpunan langsung sistem Sir George dengan promosi dari para penerjemaha Konsuler.

Dalam lingkup diplomasi Inggris di Tiongkok, terdapat alasan baik pada waktu itu untuk menunggu kebijakan yang diinisiasikan oleh Sir G. Bonham dan bahkan Dr. Bowring, pada masa penugasan singkatnya selaku plt utusan berkuasa penuh pada 1852, berlanjut. Faktanya adalah, sebuah pemberontakan serius, yang didahului oleh gangguan sporadik di beberapa daerah provinsi Kanton, meluber pada 1850 di provinsi t=tetangga Kwangsi, di bawah kepemimpinan fanatik agama, Hung Siu-tsuen, yang berada di bawah pengaruh Kristen di Kanton. Lemberontakan tersebut, yang mula-mula disebutkan dalam surat-surat kabar Hongkong pada 24 Agustus 1850, awalnya memiliki dukungan kuat dari perhimpunan Triad rahasia. Namun, perpecahan terjadi, dan kala para pengikut Hung Siu-tsuen menyatakan, pada 1852, kirab mereka melalui provinsi-provinsi tengah Tiongkok dan mendirikan, pada 1853, Dinasti Taiping berumur pendek di Nanking, kelompok pemberontak perhimpunan Triad bergerak sendiri-sendiri ke kota demi kota di provinsi-provinsi maritim selatan Tiongkok. Kala rombongan tersebut meraih kekuatan, dan secara bertahap mendekati kota Kanton, Koloni Hongkong mulai menggarap panen yang dilakukan di ladangnya kala daerah-daerah tetangga provinsi Kanton berada dalam gangguan. Gelombang banjir emigrasi dilakukan menuju Hongkong (dan Makau) dan bahwkan sampai ke Negeri-negeri Selat, California dan Hindia Barat. Untuk San Francisco sendiri, sebanyak 30.000 warga Tiongkok bergerak ke Hongkong pada tahun 1852, membayar di Hongkong, dengan pemberian uang sendiri sejumlah $1.500.000. Berbagai cabang industri Tiongkok didirikan di Hongkong. Populasi meningkat dengan cepat, dan kalangan pengusaha Tiongkok, yang mencari tempat aman dari serbuan gerombolan, memutuskan untuk pergi ke Koloni untuk investasi.

Walau Pemerintah Inggris mula-mula memutuskan untuk menyatakan netralitas ketat, pertanyaan kemudian timbul pada dua Dinasti yang bersaing, para pemberontak Taiping (didukung oleh kubu misionaris) atau penguasa Manchu (didukung oleh golongan pedagang) akan lebih nampak mengirimkan regenerasi moral bangsa tanpa Tiongkok takkan dapat secara penuh masuk dalam kelompok bangsa-bangsa. pertanyaan penting tersebut menjadi lebih menekan kala pasukan Taiping menyerbu atau merebut pelabuhan-pelabuhan perjanjian (1852 dan 1853) mengancam keberlangsungan perdagangan. Sehingga, Sir G. Bonham mengambil langkah berjarak (April 1853) menuju markas besar pemberontak Taiping yang bertakhta di Nanking. Tujuannya adalh untuk menjeaslakn kepada para pemimpin pemberontak, seperti yang dilakukan olehnya kepada Imperialis, prinsip-prinsip netralitas Inggris, untuk menuntut mereka pemberlakuan ketat Perjanjian Nanking tahun 1842, dan untuk menyelidiki apa unsur stabilitas yang ada dalam pemerintahan pemberontak kala didirikan di Nanking. Dampaknya adalah kekecewaan penuh pada kedua belah pihak. Sehingga, para pemberontak memahami apa yang mereka harapkan dari Pemerintah Inggris. Di sisi lain, Sir G. Bonham kini dapat menyelaraskan Kantor Luar Negeri agar Dinasti Taiping menggelembung, agar kebijakan mereka bersifat anti-asing terhadap Manchu, dan agar tindakan tersebut diharapkan dari pihak Taiping ketimbang dari Manchu karena penindasan berkelanjutan dari kanker korupsi yang timbul dalam bagian-bagian vital dari organisme politik Tiongkok. Kala mengunjungi para pemimpin pemberontak, tindakan Sir George kemudian meraih kritik besar dan tajam, namun kalangan pedagang Hongkogn enggan menyambut keputusannya. Dalam surat perpisahan yang ditujukan kepada 'Sir George pada 7 April 1854, para pedagang utama Hongkong secara khusus memujinya karena 'bertindak dengan keputusan mengembalikan rasa percaya diri dan memulihkan pikiran publik di Shanghai, pada kesempatan peringatan besar dan menarik, lewat pergerakan bulat, diputuskan dengan baik dan sukses dari Yang-tsze ke Nanking pada April 1853.'

Kini, penderita yang sama dengan esensi umum terapan dan tertentu, yang menandai kebijakan Sir G. Bonham selaku utusan berkuasa penuh Yang Mulia di Tiongkok, juga mengkarakterisasikan pemerintahnnya terhadap urusan lokal Hongkong. Ini nampak dari pengerahan terakhir yang dikerahkan olehnya di Hongkong, agar ia dari awal menganggap dirinya terikat oleh wacana yang dinyatakan oleh Komite Dewan Rakyat dalam sesi 1847, namun agar ia tanpa syarat diselaraskan dengan kesepakatan yang dinyatakan Komite. Namun, persoalan konstitusional perwakilan populer dalam Dewan Legislatif dan organisasi kedaerahan menjadi salah satu persoalan pertama yang menaungi perhatian serius Gubernur Bonham.

Pada Januari 1849, para pedagang utama menandatangani Petisi kepada Dewan Rakyat mengarahkan perhatian pada fakta bahwa Kantor Kolonial, dengan pengecualian masa penugasan pertanahan yang nampaknya dimasukkan untuk diurusi, tak hadir kala rekomendasi Laporan Komite Parlementer tahun 1847, dan menyatakan bahwa pengeluaran Koloni harusnya tak berada dalam tingkat besar apapun yang jatuh pada perdagangan lokal; bahwa sistem pemerintahan kedaerahan biasa dan urusan lokal diusahakan untuk didirikan; dan agar beberapa kaidah hukum pendek diusahakan untuk diberlakukan. Para pembuat petisi utamanya mengeluhkan bahwa para penduduk tak memiliki bagian dalam legislatur, entah lewat perwakilan terpilih maupun lewat pencalonan yang dipilih oleh Gubernur, dan agar bentuk dan bayaran Mahkamah Agung tak memberatkan. Tak ada catatan yang menunjukkan bahwa Petisi tersebut pernah dipersembahkan ke Parlemen. Namun, Sir George memajukan (30 Januari 1849) salinan Petisi untuk informasi Kantor Kolonial. Sembilan bulan kemudian, ia memiliki lima belas Hakim Perdamaian tak resmi dan memanggil mereka ke sebuah konferensi (3 November 1849). Ia memberitahukan mereka bahwa Earl Grey telah menyatakan usulannya untuk melibatkan dua anggota komunitas sipil ke Dewan Legislatif, agar pencalonan diserahkan kepadanya, selain agar ia menganggap lebih baik untuk para Hakim sendiri yang memilih dua orang dari mereka. Pertemuan Hakim Perdamaian diadakan di Club pada 6 Desember 1849, dan Messrs. David Jardine dan J. F. Edger dicalonkan menjadi anggota tak resmi pertama Dewan Legislatif. Fakta bahwa pemilihan mereka disepakati oleh Kantor Kolonial dan bahwa mereka tak dapat disumpah sampai pernyataan Ratu datang (14 Juni 1850), bukan timbul dari pernyataan umum atas langkap pertamanya meraih pengarahan pemerintah perwakilan.

Pada konferensi yang sama (3 November 1849) Sir G. Bonham juga menyatakan bahwa, kala sepakat dengan prinsip pembayar pajak yang diberikan pada beberapa golongan pemerintah kedaerahan, ia meragukan penerapan skema tersebut dalam kasus Hongkong. Ia mengutip perkataan Sir James Mackintosh (terkait daerah Bombay) bahwa 'sosok berpendirian, yang diangkat dalam keputusannya sendiri akan mencurahkan waktu maupun keterlibatan untuk mengurusi kepentingan masyarakat' Namun, ia meminta lima belas Hakim pilihannya untuk berkonsultasi pada organisasi 'Komite Kedaerahan Komisioner Kepolisian.' Sehingga, para Hakim mengesahkan, pada pertemuan mereka tertanggal 6 Desember 1849, resolusi sebagai berikut,—pertama, agar tak ada pergerakan yang dapat datang dari Dewan Kedaerahan, tanpa pengawasan Kepolisian menyeluruh, pada jalan-jalan di kota, dan seluruh persoalan lain biasanya diberikan kepada perusahaan yang berkaitan dengannya, dan kedua bahwa, kala cara peningkatan sebagian besar pendapatan dari sewa lahan masih ditonjolkan sebagai unsur paling menonjol dan dalam penarikan pendapatan dan pajak, akibatnya jumlah yang meningkat dari sumber tersebut, bersama dengan £3.000 atau 4.000 yang didapatkan dari perijinan dan penyawaan, harus, dengan pantauan polisi, diterapkan, sejauh disyaratkan, untuk keperluan kedaerahan. Jika para hakim memutuskan untuk memulainya, dalam cara kecil, sebagai Komite Komisioner Kepolisian yang sebenarnya, melirik penunjangan mendatang terhadap pendapatan untuk menyediakan cara untuk meluaskan cangkupan fungsi mereka. Hongkong takkan bertahan selama lima puluh tahun, lebih lama tanpa pemerintah daerah. Karena itu, mereka menuntut Dewan Kedaerahan penuh di bawah kondisi keuangan tak memungkinkan. Gubernur Bonham, yang awalnya ingin memenuhi harapan masyarakat sejauh mungkin, kemudian membuat beberapa usulan segar (10 Januari 1851). Ia menawarkan penempatan seluruh pengawasan Polisi di bawah Komite Kedaerahan pada kondisi agar seluruh pengeluaran Kepolisian diberlakukan lewat pajak kepolisian. Ia juga mengusukan untuk menyerahkan kepengurusan jalan kepada Komite tersebut, dalam rangka agar ada dana yang tersedia, lewat pajak yang diterapkan pada harta benda nyata (seperti yang dulu diusulkan oleh Rancangan Perintah Sir J. Davis), atau lewat pajak terhadap kuda dan barang angkut. Sir George benar-benar bergantung pada pelestarian penyewaan lahan untuk mendatangkan perubahan pendirian dam, dengan resiko kepopuleran besarnya, tak sekadar meningkatkan pendapatan umum dengan meningkatkan pajak namun membuat Koloni tersebut sememungkinkannya terlepas dari ranah Parlementer yang dialami masyarakat. Untuk menyatukan keperluan berseberangan tersebut tidaklah memungkinkan. Pemutusan dalam hubungan baik Gubernur dengan masyarakat nampak tak terbukti. Tindakan yang dilakukan oleh Sir J. Davis juga terancam melampaui Sir G. Bonham. Apa yang menyelamatkan kebijakannya dan kepopulerannya dari kapal karam, menjadi kebiasaannya menempatkan pemimpin masyarakat dalam kepercayaan dirinya, mengkonsultasikan wacana masyarakat soal kesulitannya, dan sebagian besar buktinya tak hanya ditujukan untuk mendirikan Dewan Kedaerahan, namun untuk memberlakukan seluruh program yang dirancang oleh Komite Parlementer 1847. Program tersebut mencantumkan pengakuan politik masyarakat dan Gubernur sendiri yang membuatnya. Para Hakim tak dapat murka dengan sosok yang melakukannya dan yang memperlakukan mereka sebagai teman dekat. Sebagai balasannya (31 Januari dan 1 Maret 1851) mereka mengurangi candaan terhadap Gubernur. Kala kembali menyatakan kehendaknya untuk menjalankan tugas Komite Kedaerahan, mereka mula-mula menentang agar perpajakan tambahan akan mencederai biaya hidup yang telah ada, dan yang kedua aagr pajak polisi takkan layak untuk menydiakan dana yang dibutuhkan karena, kala Koloni masih dibayangi pembajak dan penjahat, yang bahkan membuat pelabuhan tak aman untuk pedagang penduduk asli, Kepolisian terlalu sedikit dan kebanyakan terdiri dari anggota tak terpercaya dan berperilaku buruk. Addison berujar soal penekanan dalam persengketaannya dapat dinyatakan pada kedua belah pihak. Diskusi ditutup dengan deklarasi Gubernur (15 Maret 1851) bahwa, karena para Hakim menolak pajak tambahan, dan penerapan kepada Pemerintah Dalam Negeri untuk pemberian uang lebih lanjut, dalam pandangan diskusi terkini pada Dewan Rakyat, tak tersedia, ini tak memungkinkan baginya untuk memenuhi pandangan para Hakim. Yunani memperjuangkan Yunani pada arena pandangan esensi umum keuangan dan kedua belah pihak diharapkan untuk menangguhkan konflik.

Sehingga, keuangan Koloni berada dalam keadaan tertekan. Kala Gubernur menerbitkan (8 Januari 1849) sebuah pernyataan pemasukan dan pengeluaran untuk tahun 1848, menunjukkan pendapatan lokal £28.509 (selain Pemberian Parlementer) dan pengeluaran £62.308, sebuah surat kabar lokal menyertakan hal tersebut dengan berujar, 'Koloni kini berada dalam keadaan tak tertuntaskan, kepegawaian negeri ditangguhkan dan para pegawai hanya dibayar sebagian dari gaji mereka.' Kesulitan tersebut didukung oleh fakta bahwa pinjaman negeri di luar dari persoalan tersebut, bahwa Pemberian Parlementer untuk tahun 1849 berkurang menjadi £25.000, dan bahwa sedikit yang dapat diselamatkan oleh pengerahan pihak sipil tanpa melakukan tindak ketidakadilan atau memasangkan keefisiensian. Sehingga, Sir George bahkan kemudian berwacana bahwa ia kemudian menyatakan bahwa 'Koloni dipajaki dengan cara yang sama dengan Negeri-negeri Selat di bawah pemerintahan Perusahaan Hindia Timur, pada setahun atau dua tahun dibuat untuk membayar pengeluarannya sendiri.' Namun, ia juga mengetahui bahwa upaya apapun pada pajak tambahan akan sangat bersinggungan dengan masyarakat karena mencederai perdagangan. Sehingga, seluruh mata tertuju pada Perbendaharaan Kekaisaran. Sir George sendiri nampak menganggap keberlanjutan temporer pemberian tahunan kecil dari Perbendaharaan menjadi tindakan yang beralasan. Ia menulis (2 April 1850) 'melihat bahwa perdagangan Koloni memanfaatkan Perbedaharaan Inggris dan Pemerintah India sama-sama menambahkan tujuh juta Sterling, sebuah pengeluaran pada bagian induk negara dari £12.000 sampai £15.000 pada setiap tahun, sampai pendirian Koloni yang menjadi kursi Petinggi Perdagangan Inggris dengan Tiongkok, tak diupayakan untuk dianggap khusus.' Namun, ini merupakan pertanyaan yang diputuskan oleh Parlemen, dan wacana masyarakat di Inggris mendeklarasikan agar Koloni tersebut kini keluar dari keterikatannya dan berusaha untuk belajar berdiri di atas kakinya sendiri.

Sir G. Bonham melakukan hal terbaik untuk mengirim hasil yang diinginkan dengan merevisi perpajakan sejauh dapat diterapkan dan diberlakukan pada setiap pengarahan yang memungkinkan. Untuk tugas ad valorem pada barang yang dijual lewat lelang, ia meningkatkan penarikan ijin para peserta lelang. Ia memperkenalkan pajak ekspor granit yang pada waktu itu banyak dipakai sebagai ballast untuk kapal-kapal teh. Ia berniat memulihkan monopoli candu, namun memberlakukan pendapatan dari perijinan pengeceran candu yang ditawarkan (sejak 1 Agustus 1847) untuk sistem perkebunan. Ia meninggalkan pajak polisi yang tak menyentuh tingkat rendah 5 persen selain mengurangi kontingen Eropa yang menghambur-hamburkan dari kepolisian untuk minimum terrendah yang memungkinkan. Terakhir, ia membatasi kepegawaian negeri (dengan pengecualian pendirian Balai Pemerintahan baru) untuk perawatan jalan-jalan raya dan bangunan-bangunan yang ada. Dengan hal tersebut dan bentuk pengerahan kecil lainnya, ia mengasilkan pada penghujung tahun 1849 pengurangan langsung £23.672 pada pengeluaran tahun sebelumnya. Sehingga, ia menghimpun tingkat pengeluaran rendah (£38.986 pada 1849) yang memiliki rata-rata jumlah £34.398 per tahun pada tiga tahun berikutnya dan berkembang pada 1853 sampai tak lebih dari £36.418. Sehingga, ia tak dapat memberikan penunjangan besar apapun terhadap pendapatan lokal, yang, walaupun berkembang secara temporer, lewat penarikan sewa lahan pada 1849, sampai £35.580, turun lagi sampai £28.520 pada 1850, dan menghasilkan pada tiga tahun berikutnya (1851 sampai 1853) rata-rata tahunan £23.254. Namun, pada penghujung penugasannya, ia membenarkan seraya berkata (7 April 1854) bahwa ia memberi Pemberian Parlementer dari £25.000 pada 1849 turun menjadi £8.500 (sebetulnya £9.200) pada 1858, dan bahwa ia mengurangi pengeluaran Koloni, dalam enam tahun, dari £62.658 sampai £36.418.

Pada masa kesulitan keuangan semacam itu, persoalan lahan tak dapat mingkin diselesaikan dengan cara yang ingin ditetapkan oleh komunitas perdagangan. Para pedagang tak senang dengan pengaturan sewa. Mereka ingin revisi penuh keputusan yang aslinya diinginkan oleh mereka terhadap lahan mereka. Alih-alih menetapkan sewa tahunan dan menempatkan lelang hanya pada tingkat bonus yang sempat dibayarkans ecara keseluruhan, Elliot (dalam ketiadaan standar nilai lahan yang selaras) menginisiasikan sistem pengambilan tingkat lelang sewa yang dibayarkan dari tahun ke tahun. Pada masa awal persaingan, ledakan dan spekulasi tersebut, pengerjaan lahan memberlakukan sewa untuk pengadaan maksimum dengan nilai-nilai terinflasi. Namun jumlah maksimum tersebut, yang pada masa penjualan nampak dibutuhkan, mengalami pada setelah bertahun-tahun kebuntuan komersial mendapatkan nilai yang benar-benar opresif. Selain itu, kala penyewaan tersebut banyak ditekan pada pemilik lahan, Pemerintah, yang pendapatannya nampak terdera di bawah tekanan komersial, setidaknya cenderung, maupun berada pada posisi, mengurangi pendapatan dari sewa tanah. Pada pertemuan umum, yang utamanya mewakili tuan tanah, Peringatan kepada Pemerintah disepakati (19 Januari 1849), mengeluhkan bahwa sewa lahan merupakan beban yang terlalu besar untuk diberlakukan. Para memorialis menyatakan, bahwa penyeluaran pihak sipil akan jatuh pada perdagangan secara umum (perdagangan kekaisaran) dan bukan pada pemilik lahan lokal dan dewa harus dikurangi atau ditiadakan secara komersial. Sir George tak khawatir untuk menempatkan masalah yang tak terselesaikan lekang oleh waktu dan meninggalkannya sebagai warisan untuk para penerusnya. Setelah diangkat (Oktober 1849), Komisi Penyelidikan melaporkan penetapan lahan Koloni untuk informasi Pemerintahan Yang Mulia, ia memberitahukan komite pemilihan Hakim Perdamaian-nya, pada konferensi 3 November 1849, bahwa 'pengurangan uymum apapun atas dasar dewa akan langsung disusul oleh Pemerintah Dalam Negeri dengan pemberlakuan beberapa skema umum pemutusan atau anggapan yang akan mendapati banyak tekanan dan kesusahan, di samping memberlakukan kerumitan dan mesin penetapan harga.' Lima belas bulan kemudian (14 Februari 1851) Jurutulis Kolonial, dalam pengulasan jasa pemerintahan Sir G. Bonham (atas perintah Gubernur), menyatakan bahwa sumber pendapatan yang dianggap bersifat opresif, telah ditiadakan dan untuk penghimpunan sumber utama, yang dikatakan opresif, Komite lima orang dibentuk dan laporan mereka dimajukan ke Pemerintah Yang Mulia. Tak ada lagi kedengaran persoalan pelik tersebut pada masa pemerintahan tersebut.

Kegiatan legislatif rezim Gubernur Bonham terpusat pada reformasi penugasan kehakiman. Pada Oktober 1848, kala ditemukan bahwa hanya ada 23 orang dalam Koloni yang dapat bertugas menjadi juri, Gubernur mengurangi kualifikasi harta benda juri umum dari $1.000 menjadi $500. Menurut tindakannya berkonsultasi pada masyarakat soal masalah sulit, Sir G. Bonham menerbitkan, pada Januari 1849, dengan pandangan untuk mencurahkan ekspresi wacana masyarakat, sebuah Rancangan Perintah untuk mengatur pencambukan para penjahat. Sedikit yang dihimpun, selaku pemukim pada masa itu, untuk dikonsultasikan oleh Gubernur mereka, mereka membayangkan bahwa Sir George tak memiliki pandangan pasti tentang seluruh masyarakat, yang menganggap kebutuhan mutlak menerapkan hukuman khusus terhadap perlakuan penjahat Tiongkok, merasa sangat kuat. Meskipun demikian, Gubernur memutuskan untuk menangguhkan persoalan tersebut, sesambil persoalan yang lebih berat ditekan untuk pemutusan. Untuk menghapus pergesekan antara Magistrat Kepolisian dan Kepala Hakim, yang bersitegang pada pemerintahan sebelumnya, Sir George menghimpun (17 Desember 1850) kursi Magistrat, yang terpisah dari Pemerintah dan memiliki kuasa yang dianggap lebih besar ketimbang orang-orang yang biasanya seturut pada badan serupa, lewat pendirian Dewan Sesi Perbincangan. Para Hakim Perdamaian tak resmi duduk sekali sepekan dengan Magistrat Kepolisian untuk memeriksa kasus-kasus yang pihak lain akan majukan ke Mahkamah Agung untuk diadili oleh juri. Tujuan tindakan baru tersebut (Perintah 5 tahun 1850) adalah untuk menydiakan penyelesaian yang lebih cepat kepada utang kecil, kesalahan penanganan dan kejahatan kecil. Namun dengan pengecualian, pada pihak Hakim, kesiapan yang lebih besar untuk mengorbankan waktu dan keputusan hukum mereka, ketimbang pengalaman berikutnya yang dihimpun oleh mereka. Sehingga, tindakan tersebut tak memberikan penyelarasan tetap. Selain itu, selaku gubernur, dalam kapasitasnya sebagai utusan berkuasa penuh, meluaskan kuasa yudisial Konsul pada waktu yang sama di pelabuhan perjanjian atas keputusan yurisdiksi Mahkamah Agung, kebanyakan kritikusnya (dan nampaknya Kepala Hakim sendiri) memandang pembentukan Pengadilan Sesi Perbincangan tersebut sebagai dorongan pertentangana tas yurisdiksi pidana Mahkamah Agung. Surat pertentangan sejauh ini mendorong niat Sir G. Bonham meniadakan Mahakamh Agung disertai dengan pelantikan pegawai negeri dipadukan dengan fungsi yudisial dan administratif di bawah sistem pluralitas jabatan yang akan menyelamatkan pengeluaran. Namun, Gubernur tak membuat upaya semacam itu. Sebaliknya, ia meluaskan yurisdiksi Mahkamah Agung untuk kasus-kasus sipil yang tak melibatkan lebih dari $500, dan memohon kepada masyarakat dalam memberikan dampak pada sugesti lain Komite Parlementer tahun 1847 dengan menerbitkan, untuk perlindungan pihak berwajib, tabel perubahan penarikan oleh jaksa. Persoalan bentuk sumpah yang diatur kepada saksi Tiongkok meraih perhatian umum pada Desember 1851, Kepala Hakim menyatakan bahwa kebohongan sangat mengkhawatirkan separuh kasus yang ditentukan pada pernyataan palsu. Pada awalnya, praktek tersebut telah diadopsi untuk membuat saksi Tiongkok memotong kepala ayam di Pengadilan. Kemudian, memecah baskom berbahan tanah digantikan dan kemudian diwajibkan untuk membakar kertas kuning dengan sumpah dan penekanan yang dituliskan padanya atau ditandatangani oleh saksi. Praktek modern dari pernyataan lisan sederhana (walau umumnya tak memungkinkan) yang menempati sumpah yang saat ini (pada 1852) diadopsi. Salah satu Perintah kecil yang disahkan pada masa pemerintahan ini adalah Perintah untuk menangguhkan pabrik bubuk meriam tak terawat milik Tiongkok (31 Agustus 1848), dan perintah Pernikahan (16 Maret 1852) yang, namun operasinya dipercayakan pada pendaftaran pernikahan Kristen, meninggalkan sistem pernikaham poligami yang tak diatur Tiongkok. Pemerintahan esensi umum Sir G. Bonham biasanya dibedakan dengan pemberlakuan hukumnya. Hubungan renggang yang dulunya terjadi antara Gubernur dan Kepala Hakim Hulme (yang kembali menjabat pada 10 Juni 1848) berakhir. Namun, hubungan Kepala Gakim dengan Gubernur Bonham, walau tak pernah bersahabat, tak ditandai oleh keterikatan, Namun, di kalangan masyarakat, Kepaal Hakim J. W. Hulme sangatlah populer. Kala kedatangannya (7 April 1854) para pemukim utama mempersembahkannya dengan pernyataan untuk menguji karakter tinggi yang selalu dicurahkan olehnya kala menduduki jabatan, sampai pemerintahan penyelarasannya terhadap hukum di bawah rasa sulit, dan untuk memajukan ketidakberpihakan dan kebaikan.

Pada dua tahun pertama masa pemerintahan Sir G. Bonham, kejahatan masih membayangi Koloni. Namun, dari tahun 1850, terdapat penurunan kejahatan serius, dengan pengecualian pembajakan. Sehingga, peristiwa ketegangan mematikan yang tak diinginkan terjadi, namun jumlah korbannya, 674 pada 1850, turun pada dua tahun berikutnya sampai rata-rata 505 kasus per tahun, dan berkurang pada 1853 sampai 471 kasus. Pada 8 Juli 1949, upaya dibuat oleh Tiongkok untuk meracuni 25 tentara Artileri Kerajaan. Ini disusul oleh pergerakan di pelabuhan antara polisi, yang dibantu oleh kapal H.M.S. Cambrian, dan sejumlah kapal jung (15 Oktober 1848). Tiga awak kaapl jung Tiongkok dan seorang perwira polisi ditembak. Namun, juri Koroner mendakwa rombongan kapal jung dan wacana publik menyalahkan kepolisian. Kemudian datang upaya (24 Desember 1848) untuk membakar Pasar Pusat. Tak lama setelahnya (28 Februari 1849) terjadi pembunuhan di Wongmakok (dekat Stanley) terhadap Kapten da Costa, R.E., dan Letnan Dwyer dari Ceylon Rifles, oleh pemimpin pembajak Chui Apou, yang kemudian (10 Maret 1851) didakwa melakukan penjagalan manusia namun melakukan bunuh diri di penjara. Pada September 1849, rumor terbodoh beredar di kalangan penduduk asli terhadap dampak bahwa Pemerintah Tiongkok menawarkan bayaran untuk pembunuhan Gubernur Bonham. Namun, pernyataan tersebut ditanggapi dengan serius, dan kemudian terjadi kala kereta yang membawa Gubernur harus selalu didampingi oleh pasukan bersenjata. Pada September 1850, beberapa pertikaian jalanan terjadi yang dipicu para tukang kayu mengintimidasi penjelajah independen yang enggan menaati aturan panduan. Dengan pengecualian serangan pembunuhan yang dilakukan terhadap Padri Van Geniss (Agustus 1852), pada jalan raya antara Little Hongkong dan Wongnaichung, tahun-tahun akhir pemerintahan tersebut dikatakan bebas dari perampokan dan perompakan jalan raya.

Namun pembajakan mencapai puncaknya pada masa itu, di samping penghancuran armada pembajak oleh kapal-kapal meriam Inggris. Dengan serangkaian peristiwa panas (28 September sampai 3 Oktober 1840), Panglima J. C. Dalrymple Hay, dengan kapal-kapal H.M. Columbine, Fury, dan Medea, menghancurkan seluruh armada Chui Apou, yang terdiri dari 23 kapal jung, yang membawa 12 sampai 18 meriam dan diawaki oleh 1.800 awak. Dua galangan dok pembajak juga dihancurkan pada saat yang sama. Beberapa pekan kemudian (19 sampai 22 Oktober 1849), Panglima Hay mengerahkan kapal-kapal H.M. Phlegeton, Fury, Columbine, dan sekelompok besar perwira dan pasukan dari H.M.S. Hastings, menghancurkan sebagian besar armada pemimpin pembajak lainnya, Shap-ng-tsai. Dari 64 kapal jung, diawaki oleh 3.150 pasukan dengan 1.224 meriam, sebanyak 58 kapal jung hancur. Panglima Hay resmi melaporkan bahwa keberhasilan tersebut diterima pada informasi yang diberikan 'oleh perwira menguntungkan Daniel R. Caldwell.' Sehingga, lingkup perdagangan Hongkong menaungi seluruh pembantaian pembajak, agar langganan publik meningkat dan setiap kapten hadir di penghancuran armada Shap-ng-tsai, disertai dengan pelayanan plakat seharga £200. Armada pembajak ketiga tang terdiri dari 13 kapal jung dan dikumpulkan oleh Chui Apou, dihancurkan (4 Maret 1850) di Teluk Mirs, dekat Hongkong, oleh H.M.S. Medea yang ditumpangi Mr. Caldwell dan seorang Mandarin dari Kowloon. Akhirnya, pada 10 Mei 1853, armada pembajak lain dihancurkan oleh H.M.S. Rattler. Meskipun demikian, kasus pembajakan sporadik masih meningkat di wilayah Hongkong. Pada 20 Februaro 1851, sebuah pertempuran terjadi di Teluk Aberdeen antara beberapa kapal jung pembajak dan 8 kapal meriam Tiongkok. Sepekan berikutnya (28 Februari 1851) sebuah konspirasi perampasan kapal uap sungai Hongkong pada perjalanannya ke Kanton, didapati oleh Mr. Caldwell. Pada tahun 1852, sekitar 19 kasus pembajakan dilaporkan terjadi di perairan Hongkong. Pada musim panas 1853, pembajakan terjadi rata-rata sejumlah 14 per bulan. Sebanyak 70 kasus dilaporkan pada tahun 1853, kasus paling mengejutkan adalah pembunuhan (5 Agustus 1853) kapten, para perwira dan penumpang S.S. Arratoon Apcar, oleh awak Tiongkok.

Pemerintah nyaris tak tertolong dalam persoalan pembajakan. Sir G. Bonham melakukan apa yang dapat ia lakukan untuk departemen detektif dan mengangkat linguis terbaik di Hongkong yang pernah ada untuk keperluan tersebut, Mr. D. R. Caldwell, selaku Asisten Petinggi Kepolisian (1 September 1848). Penugasannya sangat efektif, terutama dalam hubungan dengan kasus pembajakan. Kegagalan paten Kepolisian, berkaitan dengan pencegahan kejahatan, tak terhindarkan, karena kegiatan luar biasa terhadap para penjahat Tiongkok di darat dan laut menjadi penindakan terhadap pemberontakan Taiping dan Triad, dan karena Kepolisian dikerahkan dalam jumlah kekuatan sepanjang pengadaan uang mencegah perombakannya pada penjejakan sebenarnya. Gubernur Bonham, yang menganggap unsur tersebut sangat layak untuk mengatur kota, menyatakan menjelang akhir pemerintahannya bahwa, walau Koloni menunjang setiap penghormatan, dan menghimpun kelayakan terhadap seluruh penduduk, satu-satunya hal yang disesalkan adalah keberadaan pembajakan yang terjadi di perairan sekitar. 'Untuk menekannya,' tambahnya, 'mustahil tanpa kerjasama Pemerintah Tiongkok. Kerjasama tersebut berulang kali diminta olehku tanpa hasil, dan pada saat ini, keadaan tak tertata saat ini pada bagian wilayah laut Kekaisaran kini tak mempan untuk mengharapkannya.'

Pemberontakan Taiping telah dikatakan menghimpun pergerakan besar (81 persen) yang dibuat penduduk pada masa itu. Bahkan proporsi laki-laki dan perempuan kini dinyatakan ditunjang, seperti halnya gangguan di daerah sekitar tempat seluruh keluarga mencari suaka di Hongkong. Pada 1848, populasinya berjumlah 21.514 penduduk. Pada 1840, populasinya meningkat menjadi 29.507 penduduk. Pada tahun 1853, populasinya berjumlah 39.017 penduduk. Pada 1848, seperlima, dan pada 1853, sepertiga penduduk adalah perempuan.

Perkembangan kemakmuran perdagangan Koloni menyertai peningkatan populasi. Gelombang yang menyetir kolam kebuntuan perdagangan lokal ke dalam kehidupan terbarukan timbul, namun, sebetulnya bukan dari sumber emigrasi Tiongkok yang disebabkan pemberontakan, namun perluasan besar juga dari penemuan ladang emas California, dari pengembangan perikanan paus dan anjing laut Pasifik Utara, dari pergerakan yang dibuat oleh Koloni-koloni Australia dan dari pembukaan Jepang kepada perdagangan dan peradaban Inggris. Pada kenyataannya, dapat dikatakan bahwa pada masa itu, Samudra Pasifik mengalami peningkatan pengaruh perdagangan, yang, kala meningkat, juga meliputi pulau-pulau kecil Oseania, membuat Pasifik menjadi salah satu pusat politik perdagangan paling penting di dunia.

Kehidupan segar diinfus dalam arteri perdagangan lokal yang secara alami memanifestasikan dirinya dalam contoh pertama dalam perdagangan perkapalan. Jumlah kapal yang berbentuk persegi bertambah di pelabuhan pada masa itu dari 700 sampai 1.103, sampai bobotnya nyaris berganda. Pembangunan kapal dilakukan atas paten J. Lamont di East Point dan dari 10 sampai 30 kapal Eropa setiap tahun terdaftar di Koloni. Perdagangan kapal jung penduduk asli, walau terganggu oleh pembajakan, juga meningkat. Sistem pengerahan kapal uap Inggris kecil untuk dikawal dan dilindungi oleh pasukan armada kapal jung penduduk asli bersenjata, berlanjut sepanjang pesisir Tiongkok melawannya dan panglima AL Inggris menjadi lawannya. Saalh satu yang ditangkap adalah kapal uap kecil Spec dan membawa kapten dan awaknya ke Mahkamah Konsuler di Shanghai atas dakwaan pembajakan, karena menembaki kapal-kapal jung yang secara keliru dianggap pembajak. Namun, dakwaan tersebut diturunkan kala diadili di Mahkamah Agung Hongkong (September 1848). Gubernur Bonham mengerahkan sistem konvoi, namun Pemerintah Yang Mulia memperkenankan kelanjutannya karena ini memiliki pembenaran pada fakta bahwa upaya besar, yang dibuat oleh beberapa pasukan perang Inggris di persinggahan untuk menekan pembajakan, yang secara terapan tak dilakukan sepanjang pemberontakan Tiongkok berlanjut. Lord Palmerston juga memberitahukan Gubernur (pada 1848) bahwa kapal-kapal Tiongkok bersama dengan kapal-kapal dagang Inggris memiliki hak perlindungan Inggris.

Pembukaan ladang emas di lembah Sacramento pada 1848 dan pendirian Negara Bagian baru California pada 1850 menyebabkan serangkaian perdagangan baru yang menghubungkan Hongkong dengan San Francisco. Ini disertai (Juli 1849) dengan pesanan besar untuk busana dan rumah kayu (diangkut dalam bentuk lapisan) yang dibuat di Hongkong. Kemudian, para tukang Tiongkok dikirim ke California untuk membangun rumah-rumah tersebut. Ini disusul oleh peningkatan gelombang imigran Tiongkok pada setiap tahun yang bergerak dari Hongkong ke San Francisco dan perdagangan yang berkembang cepat di segala jenis ranah. Pada tahun 1851, empat puluh empat kapal berangkat dari Hongkong ke California dan serangkaian perhubungan tersebut dihimpun sejak itu.

Pada Desember 1848, beberapa kapal pemburu ikan paus Amerika singgah di Hongkong untuk pemulihan dan disambut dengan sumber daya Koloni yang selama beberapa tahun setelah itu, mereka berulang kali berkunjung dalam jumlah yang meningkat. Tiga belas kapal semacam itu datang pada akhir tahun 1849. Antara Desember 1850 dan Maret 1851, lima belas kapal datang dengan minyak, yang sebagian diangkut menuju Inggris di bawah hukum navigasi. Karena setiap kapal mengangkut nilai sekitar £500 di Koloni, kunjungan mereka disambut dengan penyelarasan, selain dari perdagangan minyak yang terhubung dengan mereka. Pada musim berikutnya, sebanyak 37 kapal pemburu ikan paus datang (2 Desember 1851 sampai 21 Februari 1852) dengan 616.203 galon minyak, yang namun hanya sebagian kecil diangkut dari Hongkong ke London.

Imigrasi kuli ke Peru dan Kuba, walau utamanya dilakukan di Makau, karena sistem penculikan dan penarikan yang berhubungan dengannya takkan ditoleransi di Hongkong, memanfaatkan Koloni mula-mula dalam beberapa hal (pada 1852). Namun, dahagi-dahagi berikutnya yang terjadi di kalangan kuli yang diangkut pada sistem tersebut menyebabkan para juragan Inggris untuk menjauhi perdagangan kuli Peru. Imigrasi kuli yang sebetulnya diatur ke Guiana dilakukan pada 1853 di bawah pengarahan Mr. J. Gardiner Austin, Agen Utama Imigrasi Pemerintahan Guiana Britania. Imigrasi ke Australia dilakukan dalam jalan kecil, pada 1853, dengan tiga kapal yang mengangkut 268 pemukim Tiongkok. Kebijakan pembatasan yang pada setelah bertahun-tahun, kala ditekan sampai ujung, mencekal imigrasi kuli dari Koloni, diinisiasi oleh Gubernur Bonham dalam sebuah proklamasi (4 Januari 1854) yang namun tak bergerak lebih jauh dalam mengatur skala tujuan dan kebiasaan kapal-kapal kuli.

Menjelang akhir pemerintahan Sir G. Bonham, dakwaan memaksa dirinya terhadap pedagang Hongkong agar Perjanjian Nanking, walau menunjang hubungan Inggris dengan Tiongkok, walau berdampak kecil dalam hal perdagangan, dan bahwa perluasan perdagangan yang dilakukan sejak tahun 1843 akan menghasilkan hal apapun dari sebab-sebab alami secara murni. Pengembalian Badan Perdagangan menunjukkan bahwa impor barang Inggris ke Tiongkok, pada akhir tahun 1850, berjumlah kurang dari sekitar tiga per empat juta sterling, dibanding dengan jumlah pada 1844. Ekspor teh dan sutra juga meningkat, namun peningkatannya utamanya disertai dengan candu dan rempah-rempah dan bukan berdagangan besar terhadap barang-barang pabrik yang diharapkan untuk dihasilkan dari Perjanjian Nanking. Pada akhirnya, ini menunjukkan bahwa hal yang memasukkan kain Inggris ke wilayah dalam Tiongkok tidaklah berasal dari pelabuhan terbuka namun fakta menyatakan bahwa industri Tiongkok dapat mengalahkan kekuatan Inggris berkaitan dengan biaya produksi dan pengolahan kain.

Perdagangan candu di Koloni tersebut, yang Pemerintah Sir Robert Peel sempat pada suatu waktu (pada 1840) ditujukan untuk ditekan lewat pemberlakuan pajak pelarangan, masuk pada musim semi 1853 dalam keadaan perdagangan sah saat ininya, di samping keputusan Pemerintah Tiongkok untuk melegalisasi impor candu. Alsan penerbitan keputusan tersebut adalah 'ketiadaan pemberlakuan hukum melawan candu lewat alasan pelanggaran berat mereka.' Namun pada kenyataannya, negarawan Tiongkok, kala dilibatkan lewat ketonjolan keuangan untuk melarang impor candu pada 1830, kini mengesahkan impornya pada 1853 atas dasar keuangan murni. Pada 1839, mereka mengkecualikan candu India karena barang tersebut hanya seharga satu perak di Tiongkok. Pada 1853, mereka memberlakukan penarikan impor besar terhadap candu India untuk menyediakan dana untuk menekan pemberontakan Taiping. Namun apapun perlakuannya, seturut dengan candu India, mereka semua mengijinkan penanaman candu asli di provinsi-provinsi dalam.

Persoalan mata uang banyak banyak diperdebatkan di Hongkong pada masa itu, sejak Oktober 1850, kala dolar Spanyol langka memiliki nilai tinggi di pasar Kanton, tempat pada waktu operasi pertikaran Hongkong dilakukan. Alih-alih fluktuasi mendadak terjadi pada 1851, menggantikan dolar Meksiko, rupe dan uang Inggris pada diskon. Berbagai skema dicetuskan terhadap persoalan tersebut, namun semuanya sia-sia. Pada 1852, koin dolar Inggris mula-mula dicetuskan dalam hubungan dengan resolusi pertemuan publik yang diadakan di Singapura (Januari 1852) yang mencetuskan koin dolar Perusahaan Hindia Timur dengan pecahan setengah, seperempat dan seperdelapan dolar untuk diedarkan di Negeri-negeri Selat. Malangnya, usulan tersebut ditangguhkan selama bertahun-tahun. Lewat notifikasi tertanggal 27 April 1853, Sir G. Bonham menerbitkan proklamasi kerajaan tertanggal 16 Oktober 1852, untuk memberlakukan agar, kala koin perak Britania Raya disahkan menjadi mata uang di Hongkong (dan beberapa Koloni Inggris lain) sebagai alat bayar tak terbatas untuk pembayaran, mereka harus (seperti di Inggris) tak dijadikan alat bayar sah dalam pembayaran sejumlah melampaui empat puluh shilling oleh atau kepada Pemerintah. Proklamasi tersebut, yang secara sengaja menggelembungkan standar emas teoretikal, yang tak memiliki wujud perdagangan di Koloni, diberlakukan pada 1 Oktober 1853, dan menunda rehabilitasi standar perak (dolar) asli Hongkong. Sementara itu, persaingan terjadi di Hongkong terkait keputusan resmi yang berseberangan. Pada Januari 1854, Kepala Hakim memerintahkan 'agar, kala perjanjian diberlakukan untuk dolar denominasi apapun, dolar semacam itu harus dibayar dengan—dalam uang Inggris—nilai apapun yang ditetapkan oleh kami di pasar Hongkong,' dan lagi, 'agar bayaran Pengadilan harus dibayarkan dengan dolar, namun tidak boleh untuk menolak uang Inggris dalam pembayaran biaya.' Di sisi lain, Bendahara Kolonial (W. T. Mercer) membuat perintah (9 Februari 1854) bahwa 'seluruh penyewaan lahan Pemerintah harus pada masa depan dibayarkan dengan dolar sesuai harga sewa.' Karena Bendahara Kolonial menolak Queen's sovereigns, yang sekitaran masa itu dinyatakan oleh Kepala Perbendaharaan menjadi alat tukar sah untuk jumlah yang diwakili oleh mereka 'sepanjang wilayah kekuasaan Yang Mulia' dan tak mewajibkan pemberlakuan Kolonial untuk legalisasinya, keluhan dibuat dari segala pihak. Persaingan diwarnai oleh fakta bahwa Bendahara Kolonial menetapkan dolar setara nilai empat shilling dan dua pence walau nilai pasar dapat seharga lima shilling.

Komunikasi uap antara Hongkong dan Kanton menempatkan landasan yang selaras lewat pendirian (19 Oktober 1848) 'Hongkong and Canton Steam Packet Company.' Direktur Hongkong pertama dari Perusahaan tersebut adalah Messrs. D. Matheson, A. Campbell, T. D. Neave dan F. T. Bush. Mereka mulai beroperasi pada musim semi 1849 dengan dua kapal uap kecil (masing-masing 250 ton) yang dibangun di London, The Peninsular and Oriental Steam Navigation Company yang dibuka pada 1849 menjalankan sebuah kapal uap (Lady Mary Wood) secara giat antara Hongkong dan Shanghai, namun gagal dalam sebuah upaya, yang dibuat pada Desember 1850, untuk melibatkan pedagang lokal untuk membayar subsidi bulanan dalam bentuk pos. Pada Januari 1853, perusahaan yang sama mendirikan pengiriman surat bulanan reguler antara Hongkong dan Kalkuta, sehingga memberikan kemajuan komunikasi reguler semalam dengan Inggris. Telegram dikirim lewat para agen perantara di Gibraltar atau Trieste, rute yang kini menjadi kesukaan. Peningkatan fasilitas kemudian disediakan, tak banyak dipakai oleh pedagang Hongkong, karena mereka berada dalam persaingan. Penyewaan dengan bisnis dulunya dilakukan dalam pengiriman bulanan, kini disertai oleh peningkatan tingkat komunikasi yang sangat ditekankan setiap tahun dengan seluruh belahan dunia. Dalam hal lain juga perdagangan lokal pada masa itu berjalan lancar. Laba perdagangan Tiongkok, yang dulunya dinikmati oleh sedikit orang, kini terbagi di antara banyak o0rang. Masa-masa pangeran perdagangan kini menjadi mimpi masa lampau. Keberuntungan masih dibuat namun kini dilakukan beberapa dekade tahun untuk membuatnya. Namun, kepentingan perdagangan Koloni tentunya meluas dan menghimpun karakter ketetapan yang lebih besar. Kala (pada musim panas 1850) firma-firma besar di India bersinggungan satu sama lain, kesepakatan firma-firma Tiongkok dengan India diberlakukan dengan suatu pengecualian.

Namun membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum reputasi perdagangan Hongkong direhabilitasi di Inggris. The Economist, yang menyatakan ketenaran baik dari Koloni tersebut (pada 1846), berlanjut pada 1851 (8 Maret) untuk mengecilkan perjuangan yang dibuat kala itu. Sejumlah kecil pemikiran atau pengetahuan Hongkong pada masa itu yang dimiliki oleh orang-orang dalam otoritas di Inggris, dibuktikan oleh fakta bahwa para Komisioner Kerajaan dari Pameran Internasional tahun 1851 tak memberikan tempat untuk Hongkong sebagai Koloni. Mereka sebetulnya mengundang pedagang Hongkong untuk ikut dalam pameran mewakili Tiongkok. Melihat hal tersebut, sebuah Komite, yang diangkat pada pertemuan pulau yang diadakan pada 24 Juni 1850, memutuskan untuk meninggalkannya ke Komite Kanton, yang telah melantik sejumlah Sub-Komite, dikerahkan. Selain juga meluncurkan proyek dan meninggalkan sejumlah sosok antusias di Kanton dan Shanghai (utamanya Konsul) untuk mengumpulkan dan menyerahkan contoh barang dan benda buatan Tiongkok ke London. Pedagang Tiongkok di london menjadi kontributor utama. Sejumlah hal yang dipamerkan mewakili Hongkong dalam pameran kompetisi komersial dunia di Hyde Park terdiri dari pagoda kecil, cangkir giok dan dua cangkir lapis perak yang dipamerkan oleh Mr. W. Walkinshaw, dan tongkat jalan Tiongkok Utara ditambahkan oleh Mr. F. S. Carpenter dari St. John's Wood. Komisioner Kerajaan komedial menyatakan penghirauan besar terhadap pendirian Hongkong dengan mencap dan mengkatalogkan contoh-contoh batubara Tiongkok yang dipamerkan oleh Konsul Kanton dengan sebutan 'yang dikumpulkan oleh Konsul Yang Mulia di Hongkong.'

Catatan sanitasi pada masa itu mewakili ilustrasi menonjol dari penyebaran demam Hongkong dan ketidakmampuan manusia untuk menahan atau bahkan menghitungnya. Pada masa sebelumnya, ini menjadi kebiasaan untuk mengaitkan asal usul demam Hongkong dengan cobaan dari tanah perawan yang diganggu usai terkena matahari dan hujan. Pada 1848, Ahli Bedah Kolonial menelusurinya lewat pengaliran sinar di atmosfer. Namun pada beberapa tahun berikutnya, demam tersebut terjadi mendadak dan muncul di tempat-tempat yang tak terganggu dan pada masa kala sinar di atmosfer terlalu jarang. Pada masa sebelumnya, demam Hongkong menyerang pasukan India kala menggantikan pasukan Eropa. Pada masa pemerintahan Sir G. Bonham, demam menyebar di garisun, baik Eropa maupun India, walaupun wabah tersebut tak menjamah penduduk sipil. Sehingga, ini terjadi pada Juli dan Agustus 1848, kala, usai beberapa bulan bersuhu panas, demam menerjang garisun pada tingkat yang mengkhawatirkan. Wabah yang sama terjadi di kalangan garisun pada Juli dan Agustus 1850, kala tak ada panas yang menerjang namun musim dingin yang terjadi secara tak lazim yang mendahuluinya. Pada jangka pendek selama enam pekan, Resimen ke-59 mengalami penurunan jumlah pasukan, 43 orang meninggal (walau kebanyakan lebih kepada terkena demam) antara 14 Juli dan 23 Agustus 1850, sementara kesehatan warga sipil di Hongkong umumnya masih baik. Ini juga menyatakan bahwa, usai musim dingin yang terjadi tak lazim dari 1840 sampai 1850, sebuah epidemi, yang sepenuhnya nampak sebagai wabah (kematian gelap) yang menerjang London pada 1665, terjadi di Kanton pada Mei 1850, namun, walau terjadi di sana selama beberapa bulan, wabah tersebut tak menyebar sampai Hongkong. Pada musim gugur (1850), kala demam berhenti menyebar di garisun Hongkong, wabah tersebut terjadi di kalangan penduduk Tiongkok. Kejadian tersebut kemudian disertai dengan kekeringan yang berlangsung lama. Dari 1850 sampai 1853, rata-rata tingkat kematian tahunan di kalangan penduduk sipil Eropa berjumlah 8 persen, dan di kalangan warga Tiongkok berjumlah 3 persen. Kasus tersebut berubah pada 1852, kala tingkat kematian pasukan Eropa berjumlah 3.6 persen, dan pasukan India berjumlah 10.02 persen. Pada 1851 dan 1853, tingkat kematian berjumlah sama di kalangan kedua kelas pasukan. Namun walau pada sepanjang tahun sebelumnya demam utamanya timbul pada bulan-bulan musim panas, kejadian tersebut terjadi di kalangan garisun pada 1854 seawal-awalnya pada bulan April, kala 73 orang terkena demam dan disentri selama sebulan. Enam kasus Beriberi, sebuah penyakit yang sebelumnya tak diketahui di Hongkong, terjadi pada masa itu di kalangan pasukan India.

Sebesar-besarnya persebaran penyakit pada masa itu, keragaman wacana publik tentang persoalan tersebut masih lebih besar. Walau surat-surat kabar Inggris mencap Hongkong sebagai lubang pes, sementara balai-balai musik di London mengulang-ulang refrain popler 'Kau dapat pergi ke Hongkong demi aku,' Gubernur Bonham menggambarkan keelokan (dalam laporan tahunannya) soal keadaan iklim Hongkong yang ia anggap 'juga mengadaptasi konstitusi Eropa sebagaimana tempat lain yang berkeadaan serupa di wilayah tropis.' Secara setara, ada ragam wacana di kalangan ahli bedah militer dan sipil soal kegunaan sanatorium Peak. Hal ini mula-mula dituturkan pada 1848 oleh Ahli Bedah Kolonial (Dr. Morrison), yang meminta pendirian sanatorium Pemerintah di ketinggian 1.774 kaki di atas permukaan laut.

Gereja Kolonial pada akhirnya rampung dan resmi dibuka (11 Maret 1849) pada peringatan hari Sir J. Davis melakukan peletakan batu pertama. Malangnya, acara tersebut dirombak karena perasaan pahit masyarakat terhadap mantan Gubernurnya, karena lambangnya, yang mencantumkan tangan berdarah, dipajang di pintu masuknya. Masyarakat beranggapan, mungkin tanpa landasan yang baik, bahwa ini menunjukkan ketidakselarasan, karena Surveyor Utama (Ch. St. J. Cleverly) ditugasi atas perintah yang diberikan kepada Sir J. Davis. Bangunan tersebut nyaris kokoh. Dengan biaya pendirian, bahkan usai meninggalkan menara tanpa puncak, melampaui dana yang disediakan (£4,600), kuasa diberikan kepada Badan Kepercayaan lewat Perintah istimewa (3 tahun 1850) untuk mengumpulkan sumbangan untuk menutupi defisit ($2.500). Pengerahan yang diberlakukan lewat Perintah tersebut mengalihkan kepengurusan Gereja dari Kapelan Kolonial ke Kepala Uskup Victoria. Surat-surat paten yang telah dikeluarkan (11 Mei 1849) mengangkat Koloni tersebut menjadi keuskupan Kepala Uskup dan menjadikan Gereja Santo Yohanes sebagai gereja katedral dan takhta uskup. Ini nampak bahwa dana £18.000 telah ditingkatkan di Inggris untuk penunjangan keuskupan Hongkong, agar pemberian tahunan £6.000 dari Dana Keuskupan Kolonial dijanjikan oleh Uskup London, dan agar uang tambahan sejumlah £2.000 disediakan untuk keperluan khusus St. Paul's College. Lembaga tersebut ditujukan untuk (seperti Dr. Legge's Anglo-Chinese College) mendirikan sekolah untuk melatih para pendeta Tiongkok, dan Uskup melantik pembimbingnya di bawah statuta yang disepakati (15 Oktober 1840) oleh Uskup Agung Canterbury. Kolese tersebut kemudian juga meraih pemberian uang Parlementer kecil untuk melatih para penerjemah untuk kepegawaian negeri.

Kala kedatangan (29 Maret 1850) Uskup C. Smith, yang menahbiskan katedral baru pada September 1850, masa peningkatan misionaris dan pendidikan dimulai, karena Uskup Smith menghimpun tenaga dan menaungi seluruh belahan Tiongkok, serta Hongkong, sebagai keuskupannya. Koloni Yahudi di Kaifungfoo (di Tiongkok Utara) juga meraih perhatian Uskup, sebuah pernyataan yang dipamerkan di Perpustakaan Balai Kota dalam bentuk potongan pentateukh Ibrani yang didapatkan dari Kaifungfoo. Pemberontakan Taiping dan politik misionaris menghubungannya dengan sebagian besar masa penugasan Uskup tersebut. Karena memanfaatkan pelaut yang melintas melalui Hongkong, lorcha Anne diubah menjadi Bethel apung yang diurus oleh kapelan pelaut (Mr. Holdermann). Government Grant-in-Aid Schools kemudian ditempatkan di bawah naungan Uskup selaku ketua Komite Pendidikan, dan bertugas sebagai pembimbing St. Paul's College. Kolese tersebut diajarkan (sampai 1849) oleh Mr. J. Summers (usai menjadi Profesor Kesusastraan Tionghoa di King's College, London) dan kemudian oleh Uskup sendiri dan para kapelannya. Walaupun Kolese tersebut tak menghasilkan pendeta pribumi tunggal, maupun penerjemah resmi, kebanyakan penduduk asli yang terdidik dengan baik di Koloni tersebut menjalankan magang mereka di sana. Hal yang sama dituturkan kepada Dr. Legge's Anglo-Chinese College yang jug gagal menghasilkan pengkotbah pribumi atau guru selain melatih sejumlah orang Tiongkok penutur bahasa Inggris yang handal. Meskipun Uskup Smith berpengaruh besar dalam politik keagamaan, Dr. Legge mengangkat dirinya sendiri selaku penerjemah klasik Tionghoa. Di sisi lain, beberapa cendekiawan Morrison Institution, Anglo-Chinese College dan St. Paul's College, menerima catatan dalam kasus-kasus Kepolisian pada masa yang berbeda. Sehingga, masyarakat menggambarkan keterlibatan tersebut, dalam kasus pemuda Tiongkok, sebagai pendidikan Inggris, bahkan kala dilakukan atas dasar agama, gagal untuk memberlakukan reformasi moral apapun, dan sebagai gantinya menggambarkan pewarisan unsur-unsur menonjol dalam karakter Tionghoa. Komunitas pedagang, yang sangat mendukung lembaga misionaris, nyaris menyatakan pada waktu itu untuk menarik simpati mereka dari kepentingan misionaris. Morrison Education Society's School di Morrison Hill ditutup, pada musim semi 1849, karena keinginan dukungan masyarakat. Mr. Stanton's English Children's School, di bawah naungan Mr. Drake, juga dirubuhkan pada 1849 dan upaya dibuat oleh Miss Mitchell untuk memulihkan dampaknya, pada 1853, dalam kegagalan penuh. Serikat penjaja penduduk asli Tiongkok yang dinaungi oleh Dr. Gützlaff, yang selama beberapa tahun melakukan penyetiran yang lebih besar di Eropa ketimbang Tiongkok, berakhir pada Oktober 1849, pada cuti temporer Dr. Gützlaff, dalam keadaan mengenaskan. London Mission Hospital for Chinese, yang selama bertahun-tahun kehilangan simpatipubliknya, ditutup pada Oktober 1850. Namun, London Missionary Society membuka kapel di Queen's Road (May, 1851) tempat para pasien terkadang dihadirkan. karena masyarakat pedagang menjadi sangat mengkritik pengkaryaan misionaris, hal tersebut kini membuat Hongkong dipandang sebagai 'penghalang pergerakan Kekristenan dan peradaban di Tiongkok.' Misi-misi Katolik Roma, yang ditujuan untuk mendukung Pemerintah alih-alih masyarakat, masih berlangsung dengan cara mereka. Mereka memulai sejumlah sekolah kecil yang memberikan pendidikan Inggris dasar kepada para pemuda Portugis dan kemudian mengadakan pengkaryaan yang kemudian mengisi jabatan-jabatan perdagangan dan Pemerintah dengan pramuniaga Portugis. Penduduk Tiongkok, yang masih lazim mengirim para putra mereka dididik di luar Koloni, Kanton atau desa asli mereka masing-masing, kurang peduli pada pendidikan lokal. Jiwa publik di kalangan Tiongkok menghimpun dirinya dalam memandu pertemuan, prosesi dan komite kuil. Pada komite kuil, Komite Kuil Man-moo (dibangun ulang dan diperlebar pada Mei 1851) kini berkembang menjadi sejenis badan pemerintahan lokal tak resmi dan tak diakui (utamanya terdiri dari Nampak-hong atau pedagang ekspor). Komite tersebut diam-diam mengatur perkara penduduk aslim bertindak selaku arbitrator perdagangan, yang dihimpun untuk penyambutan para mandarin yang melewati Koloni, menegosiasikan penjualan gelar-gelar resmi, dan membentuk hubungan tak resmi antara penduduk Tiongkok di Hongkong dan Otoritas Kanton.

Dengan pengerahan Sir G. Bonham, yang melakukan kerahasiaan membuat dirinya sangat populer tanpa menyenggol martabatnya selaku Perwakilan Yang Mulia, dan yang beruntung pada sosok populer dan santunnya bak Mayjen Staveley dan Jervois, sebuah perubahan besar timbul pada kehidupan sosial Koloni. Dari pembentukan pemerintahan tersebut, masyarakat Hongkong mulai mengambil nadanya dari, dan sehingga dilakukan bersama oleh, jiwa yang selaras di Dewan Pemerintahan. Transisi, dari keadaan pada masa Sir H. Pottinger dan Sir J. Davis, kala Dewan pemerintah berada di bawah pencekala ostrakisme sosial yang dihimpun sendiri, sampai masa Sir G. Bonham, kala kehidupan sosial Koloni dikumpulkan di sekitaran Dewan Pemerintahan sebagai intinya, terlalu mendadak dan terlalu besar untuk mengesahkannya secara halus. Kala Sir George (November 1849) memilih lima belas Hakim Perdamaian tak resmi, mengumpulkan mereka ke sebuah konferensi, dan sehingga sering berkonsultasi kepada mereka secara kolektif atau individual, ia menciptakan, secara berturut-turut, para pangeran dagang dari masa lampau, sebuah arsitokrasi perdagangan tanpa sebutan. Malangnya, kelompok pilihan tersebut tak memiliki landasan demarkasi alami. Para pedagang, yang dulunya berdiri setara dengan sekitar lima belas orang terpilih, menyatakan pengecualian mereka dari lingkup yang dilangsingkan. Sehingga (terutama pada musim panas 1850) istilah flunkyisme dan toadyisme diterapkan bebas pada sikap para teman dagang Gubernur. Bahkan di kalangan tersebut, terdapat pengembangan pertanyaan landasa di meja makan malam gubernur. Selain itu, gradasi tingkat sosial kemudian dimulai pada lingkup atas mereproduksi diri mereka sendiri dalam strata menengah dan bawah dari masyarakat lokal, yang sehingga menjadi terbagi dalam kelompok dan golongan eksklusif secara menguntungkan. Pemulihan Amateur Dramatic Corps (2 Desember 1848), pembentukan Victoria Regatta Club (25 Oktober 1849) dan pendirian Cricket Club (Juni 1851), dilakukan bersamaan dengan pertemuan balap tahunan (ditransfer sejak 1850 dari Januari sampai Februari), dan pertumbuhan popularitas persaudaraan Masonik (yang memberikan bola pertamanya pada 1 Februari 1853), untuk mengkontribusikan beberapa unsur kuat dari redintegrasi sosial. Pada 1852 dan 1853, keberadaan Skuadron AS, yang terdiri dari tujuh kapal, di bawah naungan Komodor Perry, juga menolong menekan perbedaan sosial. Simpati yang selalu saling menghubungkan golongan pedagang dan garisun lokal, menjadi hal istimewa kala, pada 1848, penyakit membuat tindak pergesekan di kalangan pasukan. Kemurahan hati kemudian ditunjukkan, terutama lewat firma Jardine, Matheson & Co., kepada para perwira non-terkomisioner dan pasukan Resimen ke-95, diakui pada pihak tersebut lewat presentasi piala peringatan kepada kepala firma tersebut (Februari 1849). Pertumbuhan unsur kosmopolitan dari perasaan publik di Hongkong dibuktikan lewat kesepakatan universal yang diberikan untuk menghormati pasukan perang Inggris di pelabuhan yang ditembakkan pada 4 Juli 1851, dalam memperingati Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.

Pada permulaan pemerintahan Sir G. Bonham, Rumah Sakit Kolonial dibangun (1 Oktober 1848) dan kantor-kantor Pemerintah baru (dekat Katedral) dirampungkan (10 November 1848). Namun dengan pengecualian pendirian Balai Pemerintahan yang baru (1850 sampai 1853), tak ada kepegawaian negeri lain dari penugasan apapun yang dikerahkan. Pada 8 Agustus 1848, sebuah surat perintah dari tulisan Dr. Gützlaff dibacakan di pertemuan Royal Asiatic Society, mengadvokasi9kan 'pergerakan yang didatangkan dari pendirian Botanical Garden di Hongkong.' Sehingga, Komite dibentuk untuk melakukan penyelidikan untuk situs dan harga terbaik yang diambil. Pemerintah juga menyepakati hal tersebut yang disambut hangat di segala pihak. Namun persoalan keuangan menyebabkan Sir G. Bonham menunda pengadaan skema tersebut. Organisasi swasta (Agustus 1848) Victoria Library and Reading Rooms (yang didirikan untuk perpustakaan umum masa mendatang) dan keberadaan sepanjang masa itu dari tiga surat kabar lokal dan dua pengiklan, diuji untuk keberlanjutan jiwa kesusastraan serta perdagangan di Koloni. Persinggahan sementara Dr. Bowring di Hongkong (1852 sampai 1853) menyeruakkan tenaga Royal Asiatic Society ke bara yang baru. Golongan masonik dipopulerkan oleh peletakan batu pertama (1 Februari 1853) Masonic Hall, di bawah pengarahan Grand Master Sementara (S. Rawson) para Mason Inggris di Tiongkok.

Ketegangan kecil namun serius menggejolakkan kemakmuran umum yang ditonjolkan pada masa ini. Serangkaian kekerasan tak lazim, yang terberat sejak 1841, menerjang seluruh belahan Hongkong pada 31 Agustus dan 1 September 1848. Barometer jatuh serendah 28·84 namun angin tak menyertai topan besar. Walau peringatan waktu diberikan oleh Harbour Master, pengangkutan sangat mendera. Tiga belas kapal di pelabuhan rusak atau karam dan kehilangan nyawa dan harta benda terjadi. Harta benda rumah di pesisir, dan kapal pasukan di pelabuhan (diisi dengan pasukan yang dilepaskan untuk menumpanginya untuk menghindari demam), mengalami kerusakan kecil namun menonjol. Angin ribut jauh lebih merusak di Makau dan Kanton ketimbang di Hongkong. Pada 28 Desember 1851, salah satu musibah terbesar yang menerjang Hongkong terjadi. Dengan kekuatan besar, sebuah kebakaran terjadi di dekat pasar Sheungwan dan, di samping upaya heroik yang dibuat oleh Royal Engineers di bawah pengarahan pribadi Mayjen Jervois untuk menekan apinya, 472 rumah Tiongkok, di utara Queen's Road, antara Stasiun Brigade Kebakaran saat ini di Timur dan bangunan P. & O. Company di Barat, sepenuhnya hancur dan tiga puluh nyawa lenyap. Bantuan liberal disediakan oleh Gubernur Bonham dalam memberikan hunian kepada masyarakat terdampak dan menyewakan harta benda yang dibutuhkan sementara diberlakukan. Seluruh daerah dengan cepat dibangun ulang dengan penunjangan yang layak. Kota baru didirikan di tempat tersebut dan jalan-jalan baru di ujung timur dan ujung barat masing-masing bernama Jervois Street dan Bonham Strand, ditempatkan pada lahan yang baru direklamasi dari laut.

Obituarium pada masa itu meliputi nama-nama Dr. dan Mrs. James (April 1848), Laksamana Muda Sir Francis A. Collier, C.B. (28 Oktober 1849), Kapten Troubridge (disebutkan di atas), pelukis terkenal asal Makau Chinnerey (30 Mei 1852), Mrs. J. T. M. Legge (17 Oktober 1852) dan Dr. Gützlaff (9 Agustus 1854).

Survei pemerintahan Sir George Bonham jelas-jelas menyatakannya sebagai model pertama Gubernur Hongkong. Kemakmuran terbarukan di Koloni tersebut, yang terjadi pada masa rezimnya, utamanya terjadi karena perpaduan kejadian yang di luar kendalinya. Namun meskipun tak pernah dalam kekuasaan Gubernur untuk menciptakan kemakmuran, ia memiliki kuasa untuk menghindari, mencegah dan menghancurkannya. Kala mendakwa bahwa ia dapat meraih sendiri kejayaan membuat Koloni untuk pertama kalinya mendukung sendiri secara keuangan lewat peningkatan perpajakan yang ia ketahui diterapkan, Sir George bertindak dari pengerahan pandangannya atas masyarakat dalam pembelaan kepada perasaan umum. Ia menjadi Gubernur Hongkong pertama yang, berdasarkan pada tindakannya terhadap program yang dirancnag oleh Komite Parlementer 1847, mengurusi pemerintahan Koloni Mahkota pada prinsip yang umum diakui, secara sistematis mengorbankan pandangan individualnya dan pergerakan pribadinya kepada kesejahteraan umum. Baik sebagai diplomatis dan gubernur, Sir George meraih kesuksesan tak terkualifikasi.

Peniadaan jasanya tidak diinginkan. Masyarkaat Hongkong tidak ada jika tanpa kritik keras. Partai oposisi kecil di Koloni, walau sepenuhnya mengurusi kemampuan, kesantunan, kebebasan dan keberanian yang tersemat pada Gubernur Bonham, diduga—bahwa ia secara sistematis menjunjung Dewan Konsuler pada pengerahan Mahkamah Agung Lokal; bahwa ia tak kehilangan kesempatan memakai kekuasaannya dan tak membuat kebaikan pada penafsiran Pengadilan; bahwa penghirauannya terhadap sumber daya pengangkutan Koloni sejajar dengan sikap tak membeda-bedakannya terhadap mereka; bahwa ia secara arbitrer menciptakan serangkaian aristokrat tertunjang dan, walau mewakilkan mereka lewat mengajukan pandangan mereka dalam persoalan kecil, menghiraukan mereka terkait persoalan yang lebih besar seperti pengaturan imigrasi; bahwa tindakannya terhadap mata yang tidaklah politis dan dihargai, melanggar proklamasi Pemerintah (5 Mei 1845) agar mengatur mata uang kala Pulau tersebut terhambat, karena Kepala Hakim menyatakan wacana bahwa proklamasi tersebut bersifat ilegal; bahwa dorongan mutlaknya dilakukan seturut departemen Perbendaharaan Komisariat, karena mereka tak berada di bawah kendalinya; bahwa ia tak membantu Kantor Pos karena bersifat independen darinya, walau Postmaster melakukan jasa yang baik lewat pendirian kantor-kantor cabang di pelabuhan-pelabuhan perjanjian; bahwa ia memperkenankan Kepolisian untuk menenggelamkan dalam banyak kondisi tersudut dan tak efektif seperti menindak perampokan yang terjadi pada malam hari dan orang-orang yang merangseki pusat kota pada tengah siang; bahwa tempat tersebut diblokade oleh pembajak dan tak ada yang dapat dilakukan selaion penyelarasan dan permulaan kala pasukan perang cerdas dikerahkan disana; bahwa secara keseluruhan Sir George telah menjadi gubernur tak berguna, murni hiasan, terlalu dihargai dan dibayar besar.

Di sisi lain, kala Sir George Bonham bergerak (25 Maret 1852), para pedagang utama Koloni tersebut (David Jardine, Wilkinson Dent, C. J. F. Stuart, dan George Lyall) memberikannya dengan pesan yang ditandatangani oleh seluruh firma Inggris lokal yang berdiri (berjumlah 35). Pesan tersebut menyatakan penyelarasan yang dirasakan oleh masyarakat dengan pemerintahan umum Gubernur tersebut dan bahwa perubahan yang dibuat dalam pemerintahan kehakiman memberikannya kepercayaan diri terhadap semuanya dan terutama golongan Tiongkok, menghimpunnya dan meningkatkan perdagangan penduduk asli. Pesan tersebut juga mengakui bahwa kualitas sosial Sir George telah menghasilkan ketentraman dan kepercayaan umum. Lagi-lagi, pada tahun 1854, kala Sir George Bonham akhirnya meninggalkan Koloni tersebut, pesan umum lain, yang ditandatangani sejumlah firma sebelumnya, diserahkan kepadanya (7 April 1854). Ucapan perpisahan tersebut memberikan asuransi terbarukan kepada Sir George dari kepercayaan umum yang diberlakukan dalam pemerintahannya, dan merujuk kepada perubahan penting dan bermanfaat, diperkenalkan olehnya, yang telah mempromosikan kepentingan umum. Para pedagang yang sama yang enam tahun sebelumnya membantu Sir J. Davis bahwa Koloni tersebut runtuh, menyatakan kepada Sir G. Bonham atas dasar bahwa bukti peningkatan kemakmuran Koloni kini sangat nampak. Mereka menekankan pada kota baru (Bonham Strand) yang berkembang dengan cepat dan berkontribusi pada peningkatan besar populasi penduduk asli. Seturut dengan itu, pesan tersebut menyatakan bahwa hubungan persahabatan yang timbul antara Gubernur Bonham dan masyarakat akan meninggalkan kenangan berkelanjutan dari perkiraan tinggi yang diemban olehnya.

Meskipun demikian, Gubernur model tersebut, sosok pertama yang benar-benar populer dan sukses dari para penguasa Koloni, kemudian terlupakan oleh komunitas yang berfluktuasi. Di Hongkong modern, Sir George Bonham nyaris kurang dikenal para mantan gubernurnya. Pemerintah yang Mulia juga tak memberikan penghormatan lebih lanjut pada sosok yang melakukan peran semacam itu kepada pemilihan Lord Palmerston. Sir George Bonham wafat pada 1863, meninggalkan kebesarannya untuk membentuk masa depan dengan pengakuan yang diterlantarkan.